8. Hampa (H)

4.2K 377 27
                                    

🎶Apakah disana kau rindukan aku
Seperti hatiku yang selalu merindukanmu 🎶

Tong sampah aja ada yang ngisi
Masa hati ini enggak😘

Happy reading
.
.
.
.

Bukan Zidan namanya kalau dia menyerah. Sejak pertemuannya dengan Rena Waktu itu, Zidan terus mencari informasi tentang keberadaan Rena. Mencoba mencari informasi tentang tempat tinggalnya dan kuliahnya lewat medsos pun hasilnya nihil. Rena tidak pernah meng-upload foto kembali sejak dua bulan lalu.

Zidan memilih menutup matanya sebentar, memijat pangkal hidungnya karena mendadak pening.

"Ente kenapa bro? Kok lesu gitu kayak cewek" sindir Tio. Zidan hanya menatapnya datar, malas untuk meladeni mulut lemes si Tio.

"Ente gak mendadak bisu kan bro?" Zidan memilih fokus melihat Instagram milik Rena kembali.

Zidan menegakkan duduknya kembali, kala melihat Rena yang baru saja online untuk mengupload foto dirinya yang hanya terlihat punggungnya saja sedang berada di perahu.

Rena_InSip18

Rena_InSip18 Menikmati ciptaan Allah SWT 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rena_InSip18 Menikmati ciptaan Allah SWT 💖

Like 25 🗨 3

Gaga_Mi Liburan dimana? Ikutan dong @Rena_InSip18

Rena_InSip18 @Gaga_Mi Laut, sini ikutan nyusul, ntar gue ceburin biar jadi duyung😈

Gaga_Mi @Rena_InSip18 Yang anda lakukan ke saya itu JAHAD😭

Zidan berharap dia bisa melihat wajah Rena meskipun lewat foto, tapi sayangnya Rena seolah mengerti, dia tidak pernah meng-upload foto dengan wajah aslinya.

"Ente kenapa soh bro? Patah hati?"

"Hm"

"Ditinggal pacar?" Zidan hanya menghela nafas sejenak, sedetik kemudian dia mengangguk. Tawa Tio membahana.

"Ada apaan nih?" Radika ikutan nimbrung dan duduk disana.

"Lagi patah hati si bro Zidan, ditinggalkan sama pacarnya" ejek Tio. "Mana lihat foto pacar ente"

Dengan malas Zidan menunjukkan foto Rena di medsosnya. Radika membelalakkan matanya yak percaya apa yang dia lihat saat ini.

"Renata" gumam Radika yang masih didengar oleh Zidan. Zidan menarik kembali hape miliknya dan menatap Radika.

"Lo kenal Renata?" Radika mengangguk. Seperti terkena angin sepoi-sepoi di wajahnya, senyuman tipis terbit di bibir Zidan.

"Kenal dimana?"

"Temen seolah, sempat nembak dia sih, tapi ditolak sama Rena, dia bilang gak mau pacaran" Radika menggaruk tengkuknya yang tak gatal, mendadak wajah Zidan berubah menjadi datar dan dingin.

"Dimana sekarang dia?" Radika menggelengkan kepalanya.

"Gak tahu bang, dulu bilangnya dia mau kuliah di Jakarta, sejak lulus SMA kami gak pernah ketemu lagi" Zidan merasa sudah tidak ada harapan lagi.

"Tempat tinggal Rena?" Radika menggeleng tanda dia tidak tahu. Zidan merasa tidak menemukan titik terang.

Kenapa susah sekali menemukan kamu Rena. Batin Zidan.

🔫🔫🔫

Zidan mencoba keberuntungan untuk mengajar taekwondo kembali di salah satu kampus ternama di Surabaya. Siapa tahu dia bisa bertemu dengan Rena disana.

Zidan mengamati wajah adik asuhnya satu persatu, dia tidak menemukan Rena di sana.

"Kak" Zidan menoleh kearah perempuan disampingnya yang memakai hijab, perempuan itu tersenyum manis kearahnya. Entah kenapa Zidan tidak merasakan apapun saat dia bersama Rena tiga bulan yang lalu.

"Ada apa?" Tanya Zidan dingin.

"Mau minum kak?" Perempuan itu menawarkan botol air mineral pada Zidan.

"Makasih. Saya sudah bawa" Zidan pergi menuju tuang ganti.

"Dingin banget" gerutu perempuan itu.

Zidan yang sudah berganti dengan pakaian santai. Dia berjalan mengitari kampus, mencari sosok perempuan yang dia cintai selama ini. Cinta? Bahkan Rania mengejeknya karena baru menyadari bahwa dia jatuh cinta pada Rena.

Zidan mengikuti seorang perempuan, dari belakang perempuan itu mirip dengan Rena. Zidan mencoba mensejajarkan jalannya dengan perempuan itu.

"Maaf" sapa Zidan, perempuan itu berhenti dan menatap Zidan bingung. Zidan kecewa karena itu bukan Rena.

"Ada apa ya?"

"Hm, saya kesasar. Bisa tolong tunjukkan saya arah parkiran motor dimana?" Perempuan itu mengangguk dan menunjukkan arah parkiran pada Zidan, Zidan mengucapkan terimakasih dan berlalu pergi.

Zidan mencoba mencari Arsa di rumah dinas dikawasan Kodam Brawijaya. Zidan berhenti di pos penjagaan sebelum masuk rumah dinas. Ada dua penjaga disana.

"Selamat sore. Ijin bertanya" lelaki berbadan tegap itu menghampiri Zidan yang turun dari motornya.

"Cari siapa?"

"Hm, Kolonel Arsalan. Ini fotonya" Zidan menunjukkan foto Arsa bersama Azalea.

"Oh komandan. Tapi beliau tidak ada ditempat, beliau sedang pergi keluar kota untuk mengantarkan anaknya" Zidan mengangguk kecewa. "Dengan siapa saya berbicara?"

"Saya Zidan. Terimakasih mas, saya permisi dulu. Selamat sore" Zidan memberikan hormat pada Penjaga itu.

"Selamat sore"

Zidan melajukan motornya menuju rumah dinas kawasan si coklat.

Menghempaskan tubuhnya di kasur dan meratapi nasib kejombloannya yang mengenaskan. Zidan menghela nafas panjang.

Drrt.. drrt...

Ayah Affandi calling...

"Assalamualaikum yah"

"Waalaikumsalam, gimana Kak? Udah ketemu Om Arsa?"

"Belum yah, Om Arsa lagi keluar kota" Affandi berdehem sebagai jawaban. "Makasih yah udah bantuin aku" terdengar gelak tawa dari seberang.

"Santai, udah ya kak, itu Mama kamu udah keluar. Oh ya kak, kamu dicariin sama Papa kandung kamu, telepon gih"

"Malas Yah. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Zidan mengamati WhatsApp miliknya, ada chat dari Papa kandungnya, tapi dia memilih mengabaikannya, sungguh dia merasa malas.

🔫🔫🔫

Invite my heart (Teredia E-booknya di Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang