17. Honeymoon Rena Zidan (HRZ)

4.5K 383 36
                                    

Up sekarang, dan besok, besoknya lagi besoknya lagi istirahat

Jangan lupa vote⭐and komen🗨 gaess..

Mau lari pagi,
tapi gak ada yang ngejar😉

Happy reading
.
.
.

🔫Zidan pov

Aku mengerjap pelan, membuka mataku perlahan, menyesuaikan cahaya mentari yang masuk. Aku melihat kasur disebelah ku kosong, tapi aku mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Aku tersenyum dan tanpa aku kepo, aku suda tahu siapa pelakunya. Istri mungilku yang sedang berada di kamar mandi. Renata, nama yang kemarin pagi aku sebut saat mengucap janji pada Allah dan Negara, aku menikahinya dan menjadikannya nyonya Zidan Malik.

Rena keluar dengan menggunakan dress kaos lengan panjang, dan rambutnya masih terbungkus handuk, dia tersenyum mengamatiku dan beralih menuju meja rias tempat dia menyimpan alat tempurnya.

Rena mengambil hair dryer dan menggunakannya di rambutnya, aku berdiri dan mengambil alih hair dryer itu dari tangan Rena.  Aku mencium wangi bunga dari rambutnya, ah lembutnya helaian rambut Rena ditanganku.

"Mau jalan-jalan?" Rena mengangguk. "Aku mandi dulu" aku mengecup kening Rena sekilas, lalu menuju kamar mandi untuk segera mandi.

Aku semalam mengajaknya menuju Villa ayah dikawasan Bogor. Aku keluar dan melihat Rena tidak ada di kamar. Aku melangkah ke dapur, melihatnya menyiapkan kopi dan teh di cangkir keramik, meletakkannya di meja makan. Aku hampiri dia dan mengecup pelipisnya, sungguh wanginya sangat ku suka, rasanya ingin ku lahap saja dia.

Jika kalian berpikir kalau aku sudah melakukan malam pertama pada istri kecilku ini, jawaban kalian salah. Aku belum melakukannya, aku dan Rena baru tiba tengah malam disini. Jadi ku biarkan saja dia merasa nyaman dulu denganku.

"Kak, rotinya mau dikasih selai apa?"

Pertanyaan Rena menyadarkanku dari lamunanku. Rena sudah memberengut, aku mengecup pipinya dan memeluknya dari samping. Wanita halal yang aku bertahta di hatiku selama 10 tahun ini terbayar sudah telah menjadi kekasih halalku.

"Apa aja" aku duduk di kursi sebelahnya, aku menariknya agar duduk di pangkuanku, Rena menunduk malu.

Ku buka jilbabnya, dia tak protes, dia memandang wajahku yang sedang tersenyum kearahnya. Rena ikut tersenyum juga. Ku majukan bibirku untuk mencium bibirnya sekilas.

Sial! Aku teringat akan ciuman dulu dengan Rena. Aku mengusap bibirnya yang berwarna pink itu dengan ibu jariku. Rena mendadak kaku, aku mengusap pipinya dengan sebelah tanganku yang lain.

"Maaf, tapi aku tidak memaksamu kalau kamu masih belum menerimaku seutuhnya" Rena hanya diam.

"Sejak kapan Kakak suka sama aku?"

"Aku cinta sama kamu Rena, bukan suka" aku merapikan anak rambutnya yang berantakan. "Sejak aku mulai bermulut pedas sama kamu"

Rena terkekeh geli mendengarnya. Ya aku kena karma. Aku yang mati-matian menekan bahwa aku tidak akan jatuh cinta padanya, ternyata menjadi Boomerang terhadapku.

Satu tanganku meraih tengkuknya dan menempelkan keningku dan keningnya, sebelah tanganku memegang pinggangnya. Rena mengalungkan tangannya ke leherku. Aku mencium bibirnya yang lembut, terasa manis sama saat aku mencuri first kissnya saat itu. Rena menutup matanya, aku tersenyum saat dia benar-benar mendesah saat aku mulai menghisap lidahnya.

Perasaan ini sulit ku artikan. Detak jantungku yang beradu kencangnya beriringan dengan detak jantung Rena yang seirama. Nafas Rena mulai terengah-engah saat aku dengan tidak relanya melepaskan ciuman kami. Kuusap bibirnya yang membengkak dan basah akibat hisapanku tadi.

"Ayo sarapan dulu, sebelum aku ingin makan kamu" Rena bergidik ngeri mendengarnya. Dia akan bangkita tapi kutahan kembali pinggangnya. "Disini saja, kita sudah halal"

Blush

Pipinya merona, aku suka Rena yang seperti ini. Ku usap pipinya yang memerah seperti tomat. Ah manisnya istri kecilku ini.

🔫🔫🔫

Rena kini sedang duduk di pinggir kolam, mencelupkan kakinya di dalam. Aku menghampirinya dan duduk disebelahnya.

"Mau berenang sore ini?" Tanyaku padanya. Rena hanya tersenyum kecil. "Bisa berenang?" Rena mengangguk.

"Gaya batu"

"Hah? Gaya apa itu? Aku baru dengar" Rena tertawa kecil.

"Gaya batu sama aja kayak tenggelam kak, aku gak bisa berenang" cicitnya. Aku tertawa terbahak-bahak, receh sekali dia.

"Ayo aku ajari kamu berenang" Rena memandangku ragu, tapi kemudian mengangguk. "Tapi ada satu syarat"

"Apa? Masa sama istri sendiri ada syaratnya?" Sewotnya. Ah manis sekali kamu, ku cubit Pipinya gemas.

"Ada baju renang?" Rena menggeleng. "Pakai tank top aja kalau gitu" Rena menunduk malu. Ku raih tangannya dan ju genggam, rasanya pas. "Gak ada yang lihat kita sayang, lagipula udah halal ini, nyenengin suami dapat pahala lho"

"Modus kakak" aku terkekeh, benar emang aku modus sama istri sendiri kan gak papa.

Rena berdiri dan masuk ke kamar kami. Aku menunggunya dan masuk lebih dulu ke kolam, berenang dua putaran membuatku segar.

Pemandangan selanjutnya saat aku menepi, membuatku terpaku. Aku melihat kulitnya yang terbuka. Rena hanya menggunakan tank top dan hotpants pendek sekali, sekali tarik saja udah ku pastikan aku bisa lihat semuanya. Ah sial! Pikiranku menjurus kesitu terus.

Kurasakan seseorang meraup wajahku dengan telapak mungil. Renalah pelakunya.

"Masih sore juga udah mikirin yang kesana mulu"

"Kalau malam boleh?" Tidak ada jawaban dari Rena, aku pun membawanya menuju ke tengah. Rena tak melepaskan tangannya yang mendarat di leherku.

Perlahan tapi pasti, ku mengapungkan dia di kolam, Rena terlihat sedikit takut. Tiga kali putaran membuat Rena capek. Aku memegang pinggangnya, Rena menggigil kedinginan didalam pelukanku.

"Udahan yuk" Rena mengangguk. Aku menggendongnya ala bridal style.

"Ayo mandi bersama" bisikku di telinga Rena. Rena tegang saat aku membiarkannya kata itu. Pipi Rena kembali merona merah, ah aku senang dia seperti ini.

Aku mencoba fokus untuk hanya mandi bersama, tapi rasanya menahan godaan perempuan halal di depanku ini sangatlah sulit sekali. Beberapa kali aku harus menelan saliva susah payah. Ah Sial!.

"Rena"

"Ya?" Kini diq hanya menggunakan bathrobe dan mengeringkan rambutnya.

Aku berjongkok didepannya, menggenggam tangannya lembut. Rena mengamatiku dengan wajah bingung.

"Boleh aku memilikimu seutuhnya?" Rena tak kunjung menjawab pertanyaan ku. Apa yang aku lihat dan apa yang aku dengar seakan membuatku tak percaya. Rena mengangguk dan mengatakan iya boleh.

Tanpa pikir panjang lagi, ku bawa dirinya menuju tempat tidur dan membaringkannya disana. Mengusap pipinya dengan jari telunjukku.

"Kalau sakit, kamu bisa gigit punggung ku" Rena mengangguk, aku mengecup kening dan bibirnya bergantian. "Terimakasih Rena. Aku cinta sama kamu sayang"

🔫🔫🔫

Udah ya gaess gak baik diumbar😝

Invite my heart (Teredia E-booknya di Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang