Salah terus aku dimatamu
Besok aku pindah dihidungmu👃Happy reading
.
.
.
.Rania menyeret anak sulungnya penuh amarah kearah parkiran mobil. Rania mendorong tubuh tegap Zidan ke kursi penumpang belakang tanpa aba-aba. Zidan hanya diam dan meringis saat luka diwajahnya mengenai sandaran kursi. Affandi hanya diam menyaksikan ibu dan anak itu dibelakang.
"Katakan sama Mama, maksud Arga tadi Rena anaknya Arsa dan Lea teman Mama?" Zidan mengangguk dan menunduk. "Duduk yang tegak, Mama bicara sama kamu" Zidan langsung menegakkan duduknya.
"Ma" panggil Affandi.
"Ayah diem, jalanin aja mobilnya, kita langsung pulang sekarang" Affandi hanya mengangguk dan melajukan mobilnya, sambil melirik keduanya di belakang.
Rania kalau marah ngeri. Batin Affandi.
"Terus tadi Mama juga dengar kamu panggil Rena anak pungut?" Zidan mengangguk. "Jawab Zidan, kamu seorang polisi, bukan anak TK"
"Iya Ma. Aku panggil Rena anak pungut"
Plak
Tamparan Rania dia daratkan di bibir Zidan, dia meringis karena luka yang diperoleh dari Arga tadi sekarang terkena tamparan oleh sang Mama.
"Mama gak pernah ngajarin kamu mengatai anak orang seperti itu. Kamu gak tahu gimana ceritanya sampai beraninya kamu mengatai Rena anak haram"
Ciiitttt
Affandi menghentikan mobilnya secara mendadak. Affandi berbalik kebelakang memandang Zidan dengan tatapan tajam.
"Astaghfirullah, kamu keterlaluan Kak"
Rania memijit keningnya yang mendadak pening. Rania keluar dan memilih duduk di depan dekat Affandi.
"Jalan aja Yah, capek q ngomong sama dia"
🔫🔫🔫
Zidan duduk termenung di kamarnya, dia teringat Kado dari Rena. Zidan membuka bungkusnya, melihat sebuah novel tentang abdi negara yang menikah karena perjodohan, karya dari Primasari. (Semoga😝)
Zidan mengamati langit-langit kamarnya. Dia teringat akan cerita Rania tentang Azalea yang mengadopsi Rena. Bagaimana gunjingan dari orang-orang yang dia dapat karena membesarkan Rena tanpa seorang suami sebelum dia menikah dengan Arsa. Rena tetap anak mereka meskipun orang-orang menjelek-jelekkannya seperti apa, mereka berdua yang akan dengan sukarela membelanya.
Zidan menghela nafas panjang, merasa bersalah dengan Rena. Zidan mencoba menghubungi Rena untuk meminta maaf, tapi sayangnya nomor Rena tidak aktif.
Rena (Lenlen)
Rena, saya mau minta maaf🔫🔫🔫
Rena sedang menyaksikan ketiga lelaki berbeda usia berpelukan didepannya. Rena tersenyum getir, mengingat akan pindah dari rumdin ini. Banyak sekali kenangan yang dia dapat disini.
Arga memeluk Rena erat dan menangis. Rena ikut menangis, bagi Rena, sosok Arga adalah sosok abang yang terbaik, meskipun mereka bukan satu darah, tapi Arga menjaga Rena dengan baik. Terbukti juga dulu Arga berdiri paling depan bersama Melvi untuk membalas perlakuan tetangganya yang mengolok-olok Rena.
"Gue bakalan kangen sama lo Komandan kecil gue" Rena tertawa miris.
Rena menghapus air matanya, lalu menguraikan pelukannya pada Arga dan tersenyum.
"Gue akan kirim email ke lo bang, ntar kalau ada waktu, lo mampir ke Surabaya ya bang" Arga mengangguk. "Jangaj kasih tahu siapapun kalau gue pindah kesana" Arga mengangguk dan memeluk Rena untuk terakhir kalinya sebelum dia pergi.
"Dada bang Gaga. Telepon kita ya bang" ucap Billal.
"Iya adek abang yang ganteng. Kalian jagain Rena ya" Melvi dan Billal mengangguk lalu menghapus air matanya.
Nana menangisi kepergian Rena, Billal dan Melvi. Bagi Nana dan Galih, mereka bertiga seperti anak mereka sendiri. Arga adalah anak tunggal, jadi hadirnya mereka bertiga merupakan kebahagiaan baginya.
Rena sengaja mengganti nomor hapenya dan tidak memberitahukan nomornya pada siapapun termasuk Arga. Rena ingin melupakan Zidan dan segala kata-kata kasarnya yang melukai hati Rena.
Perjalanan darat yang memakan waktu 13 jam itu sangatlah melelahkan bagi mereka. Tapi tibanya mereka di Surabaya, mereka tersenyum bahagia mengamati pemandangan kota Surabaya di subuh hari dengan gemerlap lampu yang masih tersisa.
"Kayaknya kakak bakal betah disini" gumam Rena.
"Melvi juga"
"Adek juga. Iya kan Ma, Pa?" Azalea dan Arsa mengangguk melihat wajah cemberut Billal"
🔫🔫🔫
Zidan ditemani kedua orangtuanya dan kedua adiknya dalam satu mobil menuju Jakarta, menuju rumdin Arsa.
"Ingat ya kak, kamu harus minta maaf sama Om Arsa dan Tante Lea juga. Awas kamu kalau gak minta maaf sama Mereka juga, Mama coret kamu dari KK"
"Hmm"
"Jawab tegas kak" murka Rania.
"Iya Ma"
Zidan kembali menatap keluar jendela, menatap lalu lalang kota Jakarta yang tidak pernah lepas dari kemacetan. Zidan sudah berusaha merangkai kata maaf untuk Rena nantinya. Dia bahkan membeli buket bunga untuk Rena sebagai permintaan maafnya.
Mobil Affandi sudah sampau di depan rumah dinas Arsa yang sepi. Zidan melihat sekeliling yang juga sepi. Arga yang baru saja joging berjalan mendekati Zidan.
"Ngapain lo?" Tanya Arga dingin.
"Ketemu Rena, rumahnya sepi?" Tanya Zidan penasaran.
"Rena pindah, dia gak akan gangguin lo lagi disini selamanya" Arga meninggalkan Zidan yang hanya termenung.
Rena kamu dimana, saya mau minta maaf sama kamu. Batin Zidan.
🔫🔫🔫
Kemarin gagal up, sekarang bunda up meski sedikit..😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Invite my heart (Teredia E-booknya di Playstore)
RomanceMemandang wajahnya ketika bertemu adalah sesuatu hal yang membuat Renata bisa tersenyum, tapi dalam hatinya dia tersiksa ketika dia bersama perempuan lain. "sampai kapanpun gue bukan pilihan lo kak" Renata memilih pergi dan mencari keberadaan kakak...