.
Aku memandang Dongpyo yang sedang sibuk menyisir rambutnya sendiri. Anak itu sudah mandiri, aku merasa bangga.
"Mama, Pyo udah rapi belum?"
Aku mengangguk sambil mengusap bahunya lembut, "Sudah, pinter ih anak mama"
Dongpyo tertawa sambil mengelus perutku lembut. "Adek bayinya kapan keluar, ma?"
Aku terkekeh, "Udah nggak sabar ya ketemu adek baru?" tanyaku yang dijawab anggukan antusias darinya.
"Nanti pyo ajak main"
Aku tersenyum sambil mengangguk.
"Pyo sayang banget sama mama" ujarnya sambil memelukku erat.
"Mama juga, sayang"
Aku membalas pelukan Dongpyo erat sampai aku merasa suatu yang tidak enak kembali menyapa perut dan tulang punggungku.
Semacam nyeri yang teramat.
"Mama kenapa?" tanya Dongpyo sambil sambil melepas pelukannya karena aku terlihat kesakitan.
Aku memegang punggungku dan perutku, menahan rasa sakit.
Kehamilanku sudah memasuki bulan kelima. Harusnya sih bulan kehamilan yang paling nyaman, tapi tidak begitu buat kehamilanku yang ini.
"Sebentar, pyo ambilin minum dulu ya ma" seru Dongpyo lalu berjalan keluar kamarnya.
Nggak lama Dongpyo balik dengan segelas air dan dengan kak Seungwoo.
"Ini ma minumnya" ucap Dongpyo sambil memberiku gelas yang Ia bawa.
"Terima kasih, sayang"
"Sama-sama mama" ucap Dongpyo sambil ikut berbaring disampingku.
"Apa yang sakit?" tanya kak Seungwoo sambil mengelus surai hitamku.
Aku memegang perutku disusul tangannya yang terulur ikut mengelus perutku, "Perut sama punggungku sakit banget"
"Kemarin-kemarin udah enggak. Kamu kecapekan deh, dek. Kemarin kamu ngurus keperluan Dongpyo piknik, kan?"
Aku menghela nafas kasar, "Padahal aku nggak ngerasa capek"
"Kamu tu santai-santai aja, kalo masalah keperluan Dongpyo sama urusan lain-lain biar bi Meni aja yang ngurus dulu" ujarnya.
"Iya, kakak suami"
"Pyo yang nurut ya sama mama, jangan buat mama capek!" ujar kak Seungwoo sambil mengusak rambut Dongpyo lembut.
"Iya, papa. Nanti Pyo jagain mama kalo papa lagi kerja" sahut Dongpyo semangat.
"Pintarnya!" seru kak Seungwoo sebelum mencium pucuk kepala anaknya.
"Kira-kira adeknya laki-laki apa perempuan ya?" tanya Dongpyo sambil mengelus perutku penuh hati-hati.
Kak Seungwoo tersenyum sambil ikut berbaring disamping Dongpyo. Jadi posisinya Dongpyo sekarang ditengah antara aku dan kakak.
"Kalo papa sih maunya perempuan"
"Laki-laki aja pa, biar bisa Pyo ajak main mobil-mobilan" sahut Dongpyo.
Aku terkekeh, "Pasti rumah tambah rame kalo adeknya udah lahir"
Kak Seungwoo merangkul bahuku sambil mencium keningku, "Apapun jenis kelaminnya, yang penting kamu sama bayinya sehat"
"Aamiin"
Dongpyo lantas mengikuti langkah papanya ikut mencium keningku.
"Ih ikut-ikut" sahut kak Seungwoo sambil mengacak rambut Dongpyo.
Yang diacak rambutnya mengerang tidak terima sambil memukuli kak Seungwoo pelan. Untuk menyisirnya saja, Dongpyo hampir memakan waktu 20 menit dan dengan mudahnya di acak-acak.
"Papa rambut Pyo jadi berantakan!"
Kak Seungwoo terkekeh, tangannya kembali terulur untuk mengacak rambut anaknya lagi. Itu terus dilakukan berulang kali.
"Papa" erangnya sambil menatapku dan langsung memelukku erat.
"Kakak nakal banget heran" celetukku sambil mengusap bahu Dongpyo.
"Papa nakal!"
Kak Seungwoo beranjak mengambil sisir di nakas samping tempat tidur lalu duduk kembali ke tempat semula.
"Sini papa sisirin lagi"
Dengan telaten kak Seungwoo menyisir rambut Dongpyo. Dia bahkan berusaha membujuk anaknya agar tidak kesal lagi.
"Papa dimaafin. Tapi besok Pyo dijemput papa ya sekolahnya?"
"Emm, mau nggak ya?" goda kak Seungwoo sambil bertopang dagu.
"Papa ih!" racau Dongpyo lagi sambil melipat lengannya di depan dada.
Gemas.
Aku tertawa disusul kak Seungwoo yang ikut tertawa. Tangannya terulur mengelus suraiku lembut.
"Dicium dulu dong papanya" titahku sambil mengusap bahu Dongpyo.
Sementara kak Seungwoo melirik anaknya sambil menepuk-nepuk pipi kirinya.
"Sayang nggak sama papa?" tanya kak Seungwoo.
Dongpyo tersenyum lalu mencium pipi kak Seungwoo, "Sayang papa"
Kak Seungwoo terkekeh sambil mencium pucuk kepala anaknya, "Iya, sayang. Besok papa jemput"
"Makasih papa" ucap Dongpyo sambil memeluk kak Seungwoo erat.
"Sama-sama"
Aku tersenyum menatap mereka berdua, sangat hangat dan menenangkan. Aku selalu bersyukur kepada tuhan untuk kak Seungwoo dan Dongpyonya.
"Mama juga mau ikut dipeluk, dong"
●●●
👪👪👪
KAMU SEDANG MEMBACA
Madre, Seungwoo
Fanfic[end] Menjadi ibu adalah pekerjaan seumur hidup yang sangat mulia. [X1 Fanfiction] [Buku kedua dari Señorita.] ─start : 28 Agustus 2019