04. Sore bersama Jinhyuk

1.7K 265 0
                                    

.

"Hyuk? Udah nyampe aja" celetukku setelah melihat Jinhyuk lagi makan di kitchen bar. Makan kue punyanya Dongpyo.

"Udah, pesawat pagi"

Aku mengangguk sambil jalan melewatinya, mengambil segelas air lemon dan meneguknya.

"Itu kue anak gue btw. Kalo nangis, tanggung jawab lo!" seruku sambil duduk dikursi sampingnya.

Jinhyuk cuman ketawa sebelum melahap suapan terakhirnya, "Udah lama nggak liat ponakan gue nangis"

"Gue yang repot, hyuk. Ah elah"

Jinhyuk nyengir, "Gimana adek yang di dalem? Sehat aja kan?"

Aku mengangguk sambil tersenyum, "Doain lancar sampe persalinan ya"

"Pasti didoain yang terbaik buat anak lo sama abang gue"

Lalu hening, tidak ada perbincangan lagi. Tapi aku yakin, Jinhyuk mau ngomong sesuatu dan dia ragu.

"La," panggilnya pelan.

Aku menoleh, "Iya?"

Jinhyuk membenarkan posisi jadi menghadapku. Ia bahkan berkali-kali menghela nafas.

Aku menepuk bahunya pelan, "Ngomong aja, jangan ragu!" ucapku.

Jinhyuk mengangguk dan menegakkan duduknya sambil menatapku dalam.

"Ryujin mau hubungan yang lebih serius, tapi gue masih ragu" ujarnya memelan.

Aku diam sambil menunggu Ia yang masih ragu ingin melanjutkan ucapannya.

"Lu tau kan gue lagi sibuk ngambil S2 sambil ngurus perusahaan papa yang ada di singapura? Gue takut nanti bakal ninggalin dia terus"

Aku masih diem dengerin Jinhyuk dengan semua keganjalan hatinya. Ini benar-benar masalah yang cukup serius buat dia.

"Gue masih mau bujang"

Dia menghela nafas sambil memijat pelipisnya sebelum menatapku, "Menurut lu gimana?"

Aku mengangguk mengerti, "Kalo sebagai kakak ipar lo, gue bakal dukung apapun keputusan lo"

Setelah itu ekspresiku berubah kesal sambil berdecak sebal, "Tapi sebagai temennya Ryujin, gue marah banget sumpah"

Jinhyuk tersenyum kecut sambil mainin sendok yang tadi Ia pake.

"Kemarin yang yakinin abang lu buat nikahin gue siapa? lu, kan?" tanyaku yang dibalas anggukan olehnya.

"Terus kenapa itu nggak lo terapin di dirilu sendiri?"

Jinhyuk menghela nafas pelan sambil memukul pelan pahanya. "Gue emang sepengecut itu" cicitnya.

"Lu sayang ngga sama Ryujin?"

Jinhyuk mengangguk. "Banget"

Aku meliriknya sebentar sebelum menyesap air lemonku."Kalo saran gue, lu omongin semua hal yang buat lu ragu ke Ryujin. Abis itu baru buat keputusan bareng-bareng"

"Pernikahan itu urusan seumur hidup, tolong jangan ragu"

Jinhyuk ketawa. Nyebelin emang.

"Gue lagi ngomong sama Nila, kan?" tanyanya.

"Gila sih, padahal dulu egoisnya minta ampun. Sekarang bijak banget istri abang gue" ujarnya disusul kekehan dan mengacak rambutku.

"Ini ngatain apa gimana?"

Jinhyuk ketawa kenceng banget lagi dan lagi, "Gue lagi muji lo, kakak ipar"

Aku ikut ketawa denger jawabannya, gatau kenapa.

"Kangen masa sma nggak sih lo, la?" tanya Jinhyuk tiba-tiba.

"Sedikit. Suka sedih kalo diinget"

"Dulu pas sma rasanya pengen cepet-cepet kerja biar punya uang banyak dan bebas dari yang namanya kimia. Tapi, makin kesini lebih enak jadi anak sma daripada kerja. Capeknya dua kali lipat"

Aku mengangguk, "Bener banget. Waktu jalannya cepet banget ya?"

"Padahal rasanya baru kemaren kita tugas kerkel di rumah gue" celetuk Jinhyuk yang buat gue langsung senyum-senyum sendiri inget masa itu.

Apa lagi coba yang buat aku jadian sama kak Seungwoo kalo tanpa campur tangan Jinhyuk?

"Nggak nyangka sumpah, abang gue langsung gercep nembak lo setelah kalian ngobrol bareng diteras" tambahnya.

"Kalo diinget-inget lucu juga" sahutku.

"Bucin emang si adek istrinya kakak suami" celetuk Jinhyuk sambil ngeluarin ponsel yang ada di saku kemejanya.

"Nyebelin lu nggak ilang, hyuk. Kesel gue"

Jinhyuk terkekeh sambil arahin ponselnya ke aku. "Selfie dulu yuk? Mau gue buat snapgram caption-nya 'Sore bersama kakak ipar' biar kekinian" ujarnya.

"Dasar alay-nya nggak ilang tapi malah nambah" seruku sambil menepuk pelan bahu Jinhyuk sebelum ikut selfie.

"Astaga, pantes dicariin di kamar nggak ada" ujar kak Seungwoo yang udah berdiri nggak jauh dari aku sama Jinhyuk.

"Halo abang" seru Jinhyuk.

"Eh, hyuk! Tau jalan pulang juga" celetuk Seungwoo sambil jitak kepala adeknya.

"Gue kerja bang, bukan keluyuran"

Aku ketawa aja dengernya sambil sedikit geseran karena kak Seungwoo langsung nyempil duduk diantara aku dan Jinhyuk.

"Dongpyo mana?" Tanya kak Seungwoo.

"Tidur dari pulang sekolah tadi"

"Semoga pas bangun dia lupa kalo punya kue" celetuk Jinhyuk.

"Lu makan kue anak gue?" tanya kak Seungwoo.

"Ngicip doang elah!"

Aku cuman bisa geleng-geleng kepala, "Ngicip tapi sampe habis" sahutku yang disusul tawa kak Seungwoo dan Jinhyuk.

Sore itu benar-benar hangat. Waktu tujuh tahun yang lalu seperti terputar kembali.

●●●

🍉🍉🍉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍉🍉🍉

Madre, SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang