.
"Mama"
Aku yang lagi rebahan dikasur langsung menoleh ke arah pintu dan mendapati Dongpyo dengan senyum sumringahnya.
"Pyo" sahutku sambil membenarkan posisi jadi duduk dan merentangkan tanganku ke anak itu.
Dongpyo berlari kecil dan langsung memelukku erat.
"Gimana sekolahnya?"
"Lancar, tadi pyo dapet bintang dari ma'am sisil" serunya.
"Wah pinter anak mama" sahutku sambil mengelus surai hitamnya.
Dongpyo tertawa sambil naik ke ranjangku ikut sandaran di sampingku.
"Ma, adeknya masih nggak mau keluar juga?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya mengelus perutku.
"Kan belum sembilan bulan, sayang"
Dongpyo mendengus, "Lama banget nggak keluar-keluar" celetuknya sampai ada yang menendang perutku membuat Dongpyo bertepuk-tangan.
Aku yang gemas hanya bisa terkekeh sambil menciumi pipinya berkali-kali.
"Adeknya nendang, ma"
"Iya, sayang" jawabku sambil terkekeh.
"Ahiya, Nak. Papa mana?" tanyaku sambil mengelus rambutnya.
"Papa diluar, nggak tau kenapa nggak langsung masuk"
Aku ngangguk-ngangguk denger jawaban Dongpyo sambil memainkan rambutnya.
"Pyo udah cuci kaki sama cuci tangan belum?"
Anak itu mengangguk. "Udah dong ma"
"Yaudah, yuk makan!" ajakku sambil turun dari ranjang sedangkan Dongpyo udah lari ngacir ke ruang makan duluan.
Sebelum ke ruang makan, aku ke teras dulu nyamperin kak Seungwoo yang lagi duduk sambil mainin hp-nya.
"Kakak kenapa nggak masuk?"
Dia menoleh lalu menyimpan ponselnya dikantung celana, "Jaga mood kamu. Katanya kesel kalo liat aku"
Aku tersenyum, terharu sama apa yang dilakuin kak Seungwoo nggak tau kenapa.
"Kata mama ini bawaan bayi, kak. Jangan diladenin nanti anaknya manja kaya aku" ucapku.
Kak Seungwoo yang air mukanya daritadi keliatan mendung langsung cerah gitu aja.
"Syukurlah, aku kira kamu bener-bener bosen sama aku. Aku udah kaya orang gaada semangat hidup tau nggak sih di kantor tadi" jelasnya sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Sebucin itu kak?" sahutku sambil terkekeh.
"Aku nggak bisa kehilangan kamu" ucapnya pelan sambil menatapku tepat di manik seakan mengunciku untuk menatap matanya saja.
"Sering-sering diajak ngomong anaknya. Biar dia nggak bikin aku kesel kalo liat kamu"
Kak Seungwoo mengelus suraiku, "Gimana mau diajak ngomong kalau kamu udah tidur setiap aku pulang. Mana dipunggungin lagi"
Aku tersenyum, "Orang bener-bener kesel, mau gimana coba?"
"Iya, nggak papa" ujarnya lalu beralih menatap perutku dan mengelusnya.
"Jangan marah ya sama papa, efeknya ke mama kamu soalnya"
Aku tertawa sambil menepuk pelan bahunya.
"Mood kamu lagi bagus ya?" tanya kak Seungwoo sambil tegak menghadapku.
Aku mengangguk, "Iya sepertinya"
"Syukurlah. Aku kangen tau" tangannya terulur mengenggam jemariku.
"Makan yuk! Nggak laper apa?"
"Laper"
"Mamaku udah bikin masakan spesial buat mantu kesayangannya" ujarku sambil berjalan masuk ke rumah nyusul Dongpyo yang sudah duduk manis di kursi meja makan.
"Mama papa gandengan kaya mau nyebrang aja" celetuk Dongpyo setelah liat aku sama kak Seungwoo dateng.
Mama yang ada disitu ikut ketawa disusul tawa bi Tumi juga.
"Biarsih, Pyo sirik aja!" seruku.
"Udah nggak kesel lagi nih?"
"Jangan lagi dong, tan. Seungwoo yang repot" sahut kak Seungwoo.
Mama ketawa sambil duduk dikursinya.
"Papa nggak bisa kesini, ma? Sesibuk itu?" tanyaku sambil nuangin nasi di piring buat kak Seungwoo, Dongpyo, dan mama.
"Lagi rapat, sayang. Lainkali deh kita rencanaiin makan siang bareng" jawab mama sambil menyuap sesendok sayur ke mulutnya.
"Oke, nanti diatur" sahutku.
Mama mengangguk, pandangannya kini ke kak Seungwoo yang lagi melahap makanannya. "Gimana mama papa kamu, sehat? Lagi sibuk apa?"
"Sehat, tante. Sekarang mereka lagi ke luar kota, ada kunjungan perusahaan"
Mama mengangguk lagi sebelum menegak air lemonnya.
"Pyo makan sayurnya juga dong, masa lauknya aja!!" seruku saat melihat Dongpyo yang lagi minggirin sayuran yang ada di piringnya.
"Mama ini liat aja!"
Aku berdecak, "Jangan coba-coba akalin mama ya! Udah gih dimakan sayurnya buat kesehatan juga kok"
Dongpyo lalu memakan sayuran yang tadi Ia pinggiri dengan muka malas dan kesal.
"Makannya jangan sambil kesel gitu, nanti kesedak" cibirku.
"Iya, ma. Ini pyo makannya nggak sambil kesel"
Aku mengangguk sambil tersenyum, "Bagus"
"Kamu ini bawelnya melebihi mama ya?" celetuk mama.
Aku hanya terkekeh.
"Yang sabar sabar ya woo sama si bawel satu ini"
"Mama, aku nggak sebawel itu ya!" elakku.
Kak Seungwoo ketawa nimpalinya sambil mengelus suraiku gemas.
"Duh duh pake elus-elus tuh, bi" celetuk mama sambil menyenggol lengan bibi yang lagi nuang susu buat Dongpyo. Untung nggak tumpah.
"Kaya nggak pernah dielus papa aja, ma" sahutku dan membuat semua yang ada disitu ketawa kecuali Dongpyo. Anak itu sedang sibuk meminum susunya.
●●●
💝💝💝
KAMU SEDANG MEMBACA
Madre, Seungwoo
Fanfic[end] Menjadi ibu adalah pekerjaan seumur hidup yang sangat mulia. [X1 Fanfiction] [Buku kedua dari Señorita.] ─start : 28 Agustus 2019