1

3.6K 436 43
                                    

Persetan seberapa besar kau mencintainya, jika berpisah adalah takdir, semesta pun takkan bisa mengelaknya.

🍫🍫🍫

Perih. Begitulah kira-kira yang Seungwoo rasakan sekarang.

"Nggak, Chan. Jelasin dulu, kenapa tiba-tiba kamu mau putus?" pinta Seungwoo pelan.

Byungchan menunduk. Jujur, perpisahan ini juga bukan keinginannya. Namun, ada satu hal membuat Byungchan harus rela tak rela mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya itu.

"Nggak ada, Hyung," balas Byungchan tak kalah pelan.

Seungwoo mengembuskan nafas berat. Semua terasa sulit baginya saat ini.

"Chan, jawab Hyung. Kita kemarin nggak ada masalah apa-apa. Kenapa tiba-tiba kamu kaya gini?"

Byungchan meremat ujung bajunya. Gelisah nampak jelas di wajah manis berlesung pipi itu.

"Nggak ada apa-apa, Hyung. Aku cuma bosan."

Telak. Seungwoo kalah. Hatinya mati saat itu juga. Apa semudah itu mengatakan 'bosan'?

Tangan Seungwoo mengepal kuat. Takut kelepasan dan melakukan yang tidak-tidak pada kekasih--ah mantan kekasihnya-- ini.

"Ya, baiklah kalau begitu maumu, Chan. Aku terima," balas Seungwoo pelan, lalu beranjak dari taman yang mulai sekarang akan sangat dibencinya itu.

🍫🍫🍫

Matahari berada di tengah, sedikit condong ke barat ketika pria berbahu lebar itu membuka pintu rumah perlahan. Lalu masuk dengan langkah yang hampir-hampir tidak terdengar suaranya.

"Darimana saja kamu, Cho Seungyoun?"

Kesan interogasi terdengar jelas melewati telinga pria Cho itu.

"Kampus," balasnya acuh. Hendak melanjutkan langkah naik menuju kamarnya. Dia sudah lelah berlatih dance daritadi. Dia tidak mau semakin lelah mendengar kata-kata orang tuanya.

"Kamu melakukan kegiatan tidak berguna itu lagi?" ucap wanita yang merupakan ibu dari Seungyoun itu. Wanita itu memang tak segan berkata pedas dan blak-blakan jika ia tak menyukai sebuah hal.

Seungyoun membalikkan tubuhnya lalu mengernyit samar. "Apa maksud Eomma?"

Sungguh Seungyoun hanya butuh tidur. Benar-benar butuh. Hanya kali ini saja, tolong. Seungyoun sudah lelah, selalu terjadi keributan di rumahnya setiap ia selesai latihan dance di kampusnya.

"Sungguh. Eomma tidak mengerti jalan pikiranmu. Apa gunanya kamu ikut dance? Apa untuk meraih gelar sarjana membutuhkan skill dance? Apa untuk lulus kamu butuh ujian menari-nari di atas panggung? Kamu sudah besar. Pikirkan semuanya," ujar Nyonya Cho tegas.

"Ada apa ini?" Appa Seungyoun tiba-tiba keluar dari kamar.

"Lihat anakmu. Bisanya hanya dance dance dance. Mau jadi apa dia besok?"

"Sudah berapa kali Appa bilang ke kamu? Berhenti dance. Kami membenci itu," Tuan Cho berujar. Ucapannya bak sabda. Tegas, lancar, tak dapat disela.

"Appa, Eomma, aku lelah setiap pulang harus berdebat dulu dengan kalian. Tolong mengerti. Dance adalah passion-ku. Berhentilah melarang aku," pinta Seungyoun.

"Jangan jadi anak yang tidak tahu diri. Lihat hyung-mu. Dia bekerja di luar negeri. Punya banyak uang. Contoh dia. Jangan cuma bisa dance terus. Merepotkan."

"Contoh hyung-mu. Dia bisa membanggakan kami. Kamu? Sudah pernah bikin kami bangga?" sarkas Nyonya Cho.

"Berhenti dance jika kau masih menganggap kami ada," Tuan Cho memutuskan sebuah hal yang sesungguhnya tak dapat dianggap sepele.

Seungyoun mengepalkan tangannya. Cukup. Ia sungguh lelah. Tak ada yang bisa mengerti dia. Dance adalah segalanya untuk Seungyoun. Namun, orang tuanya, hyung-nya, tak pernah menyukai itu. Bahkan secara terang-terangan mengutarakan rasa bencinya pada kegiatan satu itu.

Maklum. Orang tua Seungyoun berpikir, orang sukses adalah orang yang meraih gelar sarjana, dan bisa bekerja di luar negeri lalu menghasilkan banyak uang. Pola pikir yang amat kuno, 'kan?

"Aku dan Jinhyuk hyung berbeda. Jangan pernah samakan kami. Dia pintar di bagian akademik, dan aku pandai di bagian non-akademik. Bukannya pas?"

"Ya, kamu dan Jinhyuk berbeda. Dia berguna, dan kamu--"

"Aku tidak berguna," potong Seungyoun, "Aku pergi. Aku bisa hidup tanpa merepotkan kalian."

Putra bungsu keluarga Cho itu berjalan cepat keluar rumah. Dalam sekejap menghilang dari pandangan tuan dan nyonya Cho.


To Be Continue

Hai gengs^^

Entah gimana aku bisa nulis ff crackpair ini:')

Sebenernya tu awalnya, aku sering liat di au twitter sama ff, castnya seungwoo sama seungyoun tu selalu dibikin berantem wkwkw. Entah pasti mereka ngerebutin sebuah hal.

Terus kemaren aku ada liat interaksi mereka:V akhirnya aku kepikiran bikin crackpair inii, biar ga gelud mulu wkwkwk:')

Iya tau masih utang work sebelah sama kelyan:') sabar gais. Otw

See you💜

Always In My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang