6. Aneh

248 50 9
                                    

"Guys, gimana dong? Hape gue." Yemima merengek di antara dua sahabatnya, punggungnya melorot tidak bertenaga di dinding keramik depan ruang guru. Sephia mulai jengah. Alita asyik memakan ciloknya.

"Elo sih, udah tau Bu Umi itu Guru killer, tahan lah Mi, jangan selfie mulu... pas pelajaran lagi." meski sedikit kesal, Sephia tetap mengusap bahu sang sahabat.

Ponsel Yemima disita saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung karena gadis itu justru asyik berfoto ketimbang mendengar penjelasan Guru wanita berkacamata bernama Umi.

Yemima menangkis tangan Sephia, "Tenangin gue, kek."

"Ini gue ngusap bahu lo buat nenangin."

"Tapi sambil ngomel." Yemima uring-uringan.

Sebagai selebgram yang baru merintis dunia YouTube, ponsel adalah barang yang tidak dapat lepas dari sosok Yemima selain kamera dan laptop. Dia harus sering memeriksa email barangkali ada endorsement atau sekadar membaca dan menyukai komentar pengikutnya yang memuji kecantikan cewek itu di media sosial. Maklum, Yemima termasuk selebgram muda yang mempunyai jumlah pengikut cukup banyak. Ratusan ribu.

Alita mengunyah cilok terakhirnya penuh nikmat. "Cara ngumpet-ngumpet lo kurang canggih, Mi."

"Lita?" Sephia menegur, tangannya tidak beralih dari bahu Yemima meski gadis itu terus menolak diusap-usap seperti kucing. "temennya kok malah dikomporin, sih."

"Ampun Bunda." Alita memasang wajah tidak berdosa. Sephia mendelik. "lo sih, ngomel mulu kayak nyokap gue." sambung Alita sambil tertawa.

Sephia mendengkus, ia menghentikan usapan di bahu Yemima.

"Nggak nggak..." Alita cengengesan demi mencairkan suasana, tidak asyik kalau Ibu Sephia sudah ngambek. "Ulangin teros aja, Mi. Ntar kalo Bu Umi nyita Hape lo untuk ketiga kalinya, mungkin Hape lo nggak bakal balik." Alita duduk di samping Yemima dengan santai.

"Kalian! nggak nenangin malah nyalahin gue mulu." Yemima melotot pada Sephia dan Alita di kanan dan kirinya bergantian.

"Emang lo yang salah." Alita nyolot. "Mi, dengerin gue. Sekolah ya sekolah, sosmed ya sosmed. Lo harus bisa bedain waktu belajar dan waktu lo main sosmed. Status lo masih pelajar, kewajiban utama lo ya sekolah dan belajar. Jangan cuma demi konten dan pujian-pujian, bikin lo lupa kewajiban. Coba liat tuh kebanyakan selebgram ngumbar paha, perut, udel, ketiak, bahkan hampir telanjang demi foto aesthetic cuma untuk komenan 'body goals' atau pamer pacaran, mesra-mesraan demi pujian 'couple goals' padahal belum tentu dikawinin. Semua itu buat apaan sih? demi narik followers dan naikin harga endorsan? mereka nggak tahu, mungkin sebagian dari followers mereka masih belum cukup umur dan ngejadiin mereka panutan. Jadi nggak kaget sekarang anak SD udah pacaran manggilnya Ayah-bunda. Gue, gue nggak mau lo jadi kayak mereka. Ngasih contoh nggak baik buat followers yang nggak lo kenal dengan lo posting foto selfie masih pake seragam di sekolah. Sebagai orang yang cukup dikenal, lo punya tanggung jawab untuk ngasih impact yang baik pada dunia yang membesarkan lo. Jangan malah bikin sensasi kayak para selebgram nggak kualitas."

Yemima termenung. Sephia manggut-manggut menyetejui. Alita mulai menunjukan karakter aslinya. Cewek mungil berambut kemerahan dengan kata-kata kritis dan blak-blakan.

Sephia menyerahkan tumblr yang baru ia keluarkan dari tas bekal Alita di sebelahnya. Alita menerima bingung.

"Minum." perintah Sephia. "Tenggorokan lo butuh pelumas setelah ngomong segitu panjangnya tanpa jeda."

"Uhh... Ibunda perhatian banget sihhh..." goda Alita lalu meneguk air minum walau sebenarnya ia tidak merasa haus. Sephia sudah tidak peduli dengan tingkah Alita.

Dream EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang