Melihat yang jauh disana dan tidak melihat yang didepan mata.
Masih dengan suasana hati yang sangat galau merana.Sesaknya di dada.
Malam ini masih begitu panjang tak mengapa hatinya hancur tapi jangan juga pikirannya.
Aeera berjalan menyusuri tepi jalan raya yang begitu ramai dengan suara angin malam yang berisik.
Dia berjalan sudah seperti orang belum makan seharian, lemas tak bertenaga.
Matanya masih merah dan masih berkaca-kaca. Sungguh malang nasib mu nak.
Dia melirik ke tangan kirinya yang masih memegang switer yang daritadi dia bawa, seketika langkahnya terhenti.
" Ngapain masih gue bawa sih! " Era melemparkannya ke tempat sampah. Itu switer dari Adit si ban*sat.
Era berjalan lebih cepat untuk mencari tempat sepi untuk dia menjernihkan pikirannya. Dan selalu saja pasti tidak sengaja.
Duk..
" Auu,,,, maaf mas nggak sengaja " Era melihat mata pria itu. Otak Era sedang loading ...
Pria itu melihat mata Aeera yang masih merah dan berkaca-kaca " Aeera, kenapa?. Lo baru nangis? "
Dia baru sadar. Dia kenal pria itu.
" Ha?." Hening sejenak untuk menelan ludah " Masih harus gue jawab iya?. " Era tiba-tiba merasa hatinya tersentuh dan ingin mengangis mendengar masih ada orang yang bertanya 'kenapa? ' kepadanya. Dan dia benar menurunkan air matanya." Jangan pergi kali ini "
" Lah kok nangis, kenapa? " Pria itu memegang pundak Era dan terus melihat air mata yang turun ke pipi Era, dengan tidak tega dia melihat itu dia memeluk tubuh Era.
Era sudah merengek tidak tahan itu " Jangan nanya kenapa! Dah jelas gue nangis masih ditanya juga! Hikss"
" Maksudnya kenapa lo nangis " Era melepaskan pelukan pria itu, dengan emosi Era menjelaskan dengan sangat tidak jelas.
" ITU COWOK BAN*SAT! " Era menunjuk ke arah jalan raya tapi era menundukkan kepalannya sambil memangis.
Sedangkan pria itu menatap bingung apa yang sebenarnya Era tunjuk.
" Siapa? " Era menaikkan kepalanya dan menatap tajam pria itu.
Masih menunjuk kearah jalan raya yang ramai itu " ADIT!! " pria itu melihat lagi kearah jari Era menunjuk.
" Dimana? Nggak ada? "
" Di tempat lain! "
" Apanya? "
Era menangis lagi dan lagi merasa tidak ada yang bisa mengerti bagaimana perasaannya " ahhh kesel gueee... hikss "
Dia juga bingung harus bagaimana " ya ngomong yang jelas gue nggak ngerti"
" LO NGGAK AKAN PERNAH NGERTI PERASAAN GUE!!" Era menurunkan tangannya masih lanjut menangis.
Pria itu bicara dengan sangat miris " Lo nggak jelas sumpah! "
" Emang hidup gue nggak pernah jelas, puas! "
Dia lelah dengan ini "Ck! Dasar cewek selalu kayak gini" dia memutarkan bola matanya.
Menghela napas.
" Kalau gitu kita perjelas, ayo " dia menggenggam tangan Era dan menggandengnya " ayo "
" Kemana? "
" Makan nasi bukan makan emosi "
"Nggak mau"
"Tetus maunya apa?"
"Terserah"
Rasa ingin menepuk jidatnya dengan palu. dia ikut terbawa emosi lama-lama bergaul dengan cewek galau. "Ayo makan"
" nggak mau"
"Terus?"
" tahuu ah! Keselll " Era merengek seperti anak kecil yang meminta mainan baru.
Pria itu memeluk Era dengan hangat dan mengusap lembut rambut Era. Itu membuat Era mulai tenang.
" jangan nangis lagi. Wajah Lo kalau nangis mirip anak monyet " seketika era terdiam sejenak.
Aeera mendorong pria itu agar melepaskan pelukannya " Ban*sat lo! " Dia hanya tersenyum menatap mata Era yang semakin tajam.
Dia meraih tangan Era lagi dan mengisyaratkan Era untuk mengikutinya. Tatapan pria itu membuat Era kesal dan mengikutinya.
Dia sok manis!.
Senjata paling ampuh untuk membuat cewek luluh ketika sedang emosi.
Dipeluk. Diajak makan.Dibuat 8 juli 2021
Ya gitu lupa mau publis ini udah bulan november 1 hari lagi desember padahal wkwkFollow instagram
@aminahhanima23
@stahha_
KAMU SEDANG MEMBACA
LEKAS SERIUS [ END ]
Teen FictionAeera menolak perasaan Arsa. Dia itu teman, sahabat dan abang yang selalu melindungi dia hanya itu, tidak lebih dan tidak kurang. Era masih tidak bisa move on dari si kapten futsal. Padahal dia diselingkuhi tapi hatinya masih sulit berpaling. Sampa...