21

17 2 0
                                    

Jangan terlalu banyak alasan untuk menolak.


2 minggu berlalu dengan tenang.

Era menancapkan earphone nya ke ponsel dan menikmati aliran musik yang hanya dia nikmati sendiri.

Dia duduk dengan santai dikursi sembari itu dia mengaduk jus mangganya.

Suasana tempat ini sangat nyaman dan sangat estetik untuk foto. Ini seperti taman tapi juga tempat makan. Ini tempat makan out door.

Tidak jauh dari tempat yang Era duduki ada orang yang membuat gaduh dan suara mereka cukup menganggu. Era melepas earphone dan ikut berantusias.

Pasangan perempuan dan laki-laki itu berdiri terkejut dengan kedatangan perempuan bermata tajam yang mengaku pacar laki-laki itu " DASAR PELAKOR!. HEH! DIA ITU PACAR GUE!"

Bruk

Satu perempuan yang dianggap pelakor itu didorong sampai terjatuh. Laki-laki yang ada diantara dua perempuan itu hanya diam membisu melihat kedua pacarnya bertengkar didepan publik. Bego!

Era berjalan mendekati mereka dan tanpa keraguan tanpa melihat ada siapa disana, dia mengulurkan tangannya untuk membantu perempuan yang jatuh itu.

Era mengulurkan tangannya "Bangun"

"Makasih"

Dengan sangat tiba-tiba perempuan yang masih emosi itu mendorong lengan kanan Era.

"Eh! Lo nggak usah ikut campur! " era membalik badannya

"Gue cuma mau bantuin mbaknya yang jatuh"

"Eh! nggak usah ikut campur!" Perempuan itu sudah hampir mendaratkan tangannya diwajah Era. Tapi Era menggegam erat tangan itu.

"Nggak usah mempermalukan diri" cetus Era.

"Kurang ajar! " perempuan yang penuh emosi itu tambah emosi lagi dan me lengan Era dan miris Era tidak berkedip.

Tangan perempuan itu hampir melayang tapi tertahan oleh tangan seorang laki-laki yang ada disamping Era.

Era langsung melihat tangan siapa itu. 'Si kapten futsal, Bian' dalam hati Era.

"Mbak nggak usah kasar bisa kan?" Hati Era bergetar merinding sekujur tubuh melihat sosok ini lagi.

" Masnya juga nggak usah ikut campur!"

"Dari pada lo emosi mending lo bunuh aja cowok itu!" Era menunjuk laki-laki yang menjadi sumber perdebatan kedua perempuan itu dan dari tadi diam tidak membela siapapun.

"Heh lo jangan nunjuk-nunjuk pacar gue ya!" Era menurunkan tangannya.

"Lihat aja pacar lo dari tadi diem aja, nggak bela siapa-siapa. Jangan-jangan ada yang lain lagi selain kalian berdua"

Mulut Era semakin pedas juga.

" Mas kita putus!" Ujar perempuan yang tadi terjatuh. Dia langsung pergi dari tempat itu.

"Sayang!"

"Heh! Yang lo sayang siapa? Dia atau gue atau yang lainnya jawab!" Era tersenyum melihat drama ini.

Laki-laki itu mungkin sudah terlanjur malu dilihat banyak orang dia memilih tetap diam dan ikut pergi dari tempat itu dan di ikuti perempuan emosian itu mengejar.

Percuma dikejar mbak hajar aja ...

Berusaha mengabaikan Bian tapi ternyata tidak semudah yang Era fikirkan. Era kembali ke tempat duduknya dan Bian juga ikut duduk ditempat Era.

LEKAS SERIUS [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang