PANDEMIK AGNOSIA

31 0 0
                                    

Dan kemudian, aku kembali membenamkan diri  pada pekat rayuan malam.

Sibuk memunguti puing puing hati yang tertancap begitu dalam

Sebagai rutinitas utama, sebelum sepasang mataku benar-benar terpejam.


Bersenandung riuh diantara denting gelas dan pekat aroma kopi.

Menghirup keping-keping kenang yang mengitari.

Meneguk sedikit, demi sedikit tentangmu yang menyapa hati.

Dengan secercah senyum yang terperangkap dalan potret diri.


Barangkali akan tetap seperti ini.
Saling memadatkan waktu, hingga kita lupa,
bahwa ada suatu pernah yang kini telah punah
bahwa ada suatu kasih yang kini menjadi potongan-potongan kisah.
bahwa pernah singgah secercah indah, untuk kemudian saling kita recah.
kata per kata
huruf per huruf

barangkali akan tetap seperti ini.
Sirna seluruh bincang yang menghangatkan, berselang harap yang menikam dibalik kesunyian
Hingga rindu berteriak memohon,
mendekap segala kepergian, sebelum ia pulang,
 kembali kepada Sang Pembolak Balik Perasaan.

barangkali akan tetap seperti ini.
bertahan pada siapakah yang menjadi paling ?
Terjebak dalam sebuah peran asing, dengan kenangan masing-masing.

Barangkali akan tetap seperti ini.
terbiasa menjadi sepasang pujangga
menceritakan keramah tamahan luka
hingga setiap genggam yang dikisahkan
serupa kiasan dalam buku sastra.

Barangkali, aku akan tetap seperti ini.
seorang yang berulang kali kau patahkan,
menyumpahi diri atas musnahnya seluruh harapan
dan rencana yang dulu pernah coba kita sempurnakan.
Hingga hadirku kau hapus tanpa alasan,
hingga seluruh detak jantung berhasil kumakamkan.

- Serdadu Pejuang Rasa, Bandung, 2019

pandemik : penyakit yang tersebar luas disuatu kawasan
agnosia : ketidak sanggupan mengenali benda, hilangnya kemampuan indra memahami informasi

“  sejak diperkenalkan dengan sebuah kepergian, seluruh panca indera dibungkam paksa.
mata yang dibutakan, hingga akal yang dihilangkan.
namun, jemariku masih dapat bekerja sama, untuk tetap menuliskan rindu, agar mampu dikabarkan keseluruh pasang telinga,
semoga kau mendengarnya “

Serdadu Pejuang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang