360°

36 0 0
                                    

Purnama kali ini tak seperti dahulu

Menghilang ditengah arus waktu meninggalkan kursinya tanpa memberitahu

Kemudian tanpa permisi ia terbit dikedua bola matamu.


Menyinari setiap debar yang kusembunyikan

Kala bibirku, diam diam mengeja detak

Dengan penasaran tak berkesudahan

Menjadi kejora paling terang, sebagai tanda, bahwa hadirmu patut untuk kurayakan.


Tetiba merupa sajak cinta yang selalu dilukiskan para pujangga

Kau rekam seluruh keindahan semesta

Merangkum setiap peristiwa,

Meleburkannya kedalam satu kata yang kau tinggalkan dipagi buta


Aku terjebak didalam dimensimu

Bersamaan jejak yang terjerat stagnasi waktu

Terikat kuat diantara bait,

Dengan rindu sebagai tali, dan debar sebagai tiang penyangga setiap kepingan rasa


Aku nyaman dengan hal itu

Bagiku, kau adalah pusat tatanan galaksi diluar sana,

Dan aku adalah planet kecil, yang berusaha berada disatu garis edar yang sama


Maka, izinkanlah aku mencatatmu kedalam sebuah prasasti

Yang akan kubacakan nanti


Hingga, disatu malam

Saat kudapati kau tersenyum ditengah purnama

Aku akan mengetahui sesuatu

Rembulan tak pernah menghilang ditelan arus waktu

Ia hanya memilih pindah ke sebuah singgasana baru

Yaitu terbit dikedua bola matamu.

- Serdadu Pejuang Rasa, Agustus 2019


Serdadu Pejuang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang