19(Berdebat)

14 6 0
                                    

"Kita tidak bisa pergi hari ini." Nada bicara Soula tampak kecewa.Wajahnya dipenuhi oleh peluh,padahal hari ini tidak terlalu panas menurutku.

Mendengar ucapan Soula,Zheo terlihat kesal.
"Kenapa?Ada apa lagi hah?!"

"Kota tetangga kita sedang berperang melawan pasukan Belanda,kita harus membantunya Zheo."

"Bagaimana dengan urusan kita?"

"Itu bisa ditunda,kita bisa memanggil Sajidura lagi dan bertanya kapan waktu yang tepat selain hari ini."

"Aku tidak mau!!"

"Tolonglah Zheo,mengertilah."

"Tidak!!"

Perdebatan Soula dan Zheo terus saja berlanjut,aku dan Pagi hanya diam mendengarkan.Padahal dalam hati aku juga ingin berangkat sekarang ke Selat Sunda,tapi entahlah,ikuti saja apa kata Soula.

"Apa kalian tidak bisa diam?" Suara Pagi meninggi,membuat Soula dan Zheo langsung terdiam.

"Kita akan pergi ke Selat Sunda." Putus Pagi dengan mantap.

Wajah Soula memerah menahan amarah.Sedangkan Zheo,dia tersenyum senang.

Soula berteriak marah pada Pagi.
"Kau ini bagaimana hah?!!Kota tetangga kita mengalami musibah malah kau biarkan?"

Pagi hanya tersenyum tipis.Sama sekali tidak menanggapi ucapan marah Soula.

"Kapan kita berangkat Pagi?" Ucap Zheo dengan semangat.

"Sekarang."

"Tidak bisa!!Lagipula kau belum tau dimana Selat Sunda Pagi!!"
Teriak Soula.

"Kau sudah memberitauku Soula."

Soula mendengus kesal.Aku tau dia mempunyai jiwa kemanusiaan yang sangat besar,jadi dia lebih mementingkan urusan umum dibanding urusan pribadi.

Sedangkan Pagi,dia sama seperti Zheo,terlalu antusias dengan perjalan kami,sehingga lupa akan kewajiban mereka menolong sesama.

Setelah dari tadi hanya diam saja,aku mulai angkat bicara,aku mengutarakan pendapatku.

"Aku akan ikut dengan Soula,membantu kota tetangga." Ucapku mantap.

Soula,Pagi,dan Zheo terbelalak kaget dengan pernyataanku barusan.

"Kau serius Ja?Ayolah Ja,berpikir rasional sedikit." Zheo tidak setuju dengan pernyataanku.

"Menolong sesama itu penting Zheo." Jawabku.

"Iya aku tau,tapi ada yang lebih penting dari itu Senja."

"Mengertilah Zheo." Aku berusaha membujuk Zheo,aku tau itu takkan mudah,tapi mencoba tak ada salahnya bukan?

"Kau keras kepala Ja,sama saja seperti Soula."

Aku terdiam.Biarlah Zheo mengataiku keras kepala,tapi apa dia juga tidak keras kepala?

***



Jangan lupa Vote dan Comment yyy

SENJA✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang