SENJA✅

2(Teleportasi?)

Seorang kakek tua dengan jalan tertatih-tatih menghampiriku di tengah kemelut peperangan.

"Nak!kenapa kau ada disini?dimana orang tua mu?"

"Aku...aku tidak tau...kenapa bisa ada disini."

"Cepat pergi nak,disini perang sedang berlangsung,berbahaya bagi anak kecil!cepat menyingkir!"
Kakek tua memasang wajah serius saat menyuruhku pergi.

Apa yang harus kulakukan sekarang?
Bagaimana caraku pulang,aku saja tidak tau ini dimana.
Aduhhh!kenapa rumit begini!

"Maju terussss!!!serang pasukan Jepanggg!jangan mundurrrr!!!"

"Serangggg!!!"

"Shodanco!banyak pasukan kita yang tewass."

"Urus nanti!kita fokus pukul mundur tentara Jepang!cepat!"

Aku mematung melihat kejadian di depanku.
"Pasukan Jepang?Shodanco?"
Aku benar-benar tidak percaya,aku berada di zaman Jepang.

"Hei!anak gadis!untuk apa kau disini hah?ini tempat perang bukan tempat bermain!menyingkirlah!"
Seorang laki-laki tua berseragam anggota PETA menegurku.

Aku tidak merespon,melainkan bertanya padanya.
"Apakah yang sedang terjadi?"

Anggota PETA tadi menatapku tajam.
"Astaga!ini pemberontakan PETA di kota Blitar!apa kau tidak tau?sebaiknya kau pergi!situasi kami sedang genting!"

"Tapi aku tidak tau bagaimana caraku pulang."
Aku menunduk lemas sekaligus hampir menangis.
Anggota PETA tadi malah pergi meninggalkanku tidak peduli.

Apesnya...
Saat itu aku terkena sabetan salah satu tentara Jepang.
Tanganya yang bergerak lincah menyabet tubuhku dengan sangat kuat.
Aku tak bisa menyeimbangkan tubuh,akupun terjatuh dan pingsan.

💛

Mataku terbuka perlahan,pemandangannya sangat berbeda dengan yang tadi.
Dimana aku sekarang?

"Nduk,sudah bangun toh,iki diminum dhisik yo."
Perempuan separuh baya menyodorkan air putih dalam gelas bambu padaku.

"Iya,makasih Bu."
Aku menjawab lugu dan segera meneguk airnya.
Sangat segar ditenggorokkan.

"Piye toh nduk,saiki kan jamane perang ko malah dolan wae.."
Perempuan separuh baya mulai mengajakku mengobrol menggunakan bahasa jawa.

"Saya juga gak tau kenapa bisa ada disini Bu."

"Aja panggil Bu,panggil wae nenek yo,aku saiki wis tua,hehe."
Perempuan separuh baya tersenyum hangat padaku.

"Iya nek.Emmm...nek,aku ada di daerah mana?"
Aku penasaran,karna aku tidak mengenal tempat ini.

"Iki Kota Blitar nduk,kowe ra ngerti to nduk?ing ngendi omahmu?"

"Rumahku di Yogyakarta."

"We ladalah Yogya ya adoh nduk,kepiye kowe bisa ana neng kene?"

Aku menceritakan semuanya pada nenek.

Tiga menit saling diam.

"Kowe ta nduwe kakuatan aneh nduk,nenek ya ra ngerti.Wis saiki kowe reresik dhisik yo,"
Nenek mencoba menenangkan aku yang cemas tidak akan bisa pulang.

Aku menurut,menuju kamar mandi berukuran kecil di sudut luar ruangan.

*

Selesai mandi dan makan,aku ijin duduk di luar rumah nenek.
Nenek mengijnkan asal jangan pergi lebih jauh.

Aku memandang sekitar,masih banyak hutan-hutan,terdengar satu-dua tembakan,burung berkicauan.
Masih asri sekali.

"Aku benar-benar sudah berada di zaman penjajahan.Bagaimana cara aku pulang?"

Aku terus berpikir,mencoba satu-dua kemungkinan.
Akhirnya....
Mudah saja,bukankah aku datang kesini karna aku memikirkan bagaimana suasana pemberontakan PETA di Blitar saat pelajaran IPS?
Maka begitu juga caraku pulang.
Memikirkan duniaku,sekolahku,bagaimana suasananya.

Aku mulai berkonsentrasi penuh.
Perlahan....perlahan...tapi pasti..
Dan....
Dalam hitungan sekejap aku kembali merasakan jiwaku melayang,terbang di langit dengan sangat ringan.

Tidak butuh waktu berjam-jam,aku sudah sampai di sekolah,jiwaku masuk kembali pada ragaku yang diam mematung di dalam kelas.

"Zlebbb"
Jiwa dan Ragaku sudah kembali menyatu.

"Ja?Senja?oyy!"
Silfi mengguncang-guncang bahuku.

"Ey,iya ada apa?"

"Kamu kok bengong terus dari tadi?Pak guru nanya aja gak kamu jawab loh Ja!"
Silfi menyelidik.

"Eh,anu,tadi aku pusing banget gak bisa konsen Sil."

Silfi menggeleng
Syukurlah aku sudah kembali ke duniaku.
Tapiii.....
Bagaimana kalau nenek tadi mencariku?
Aduhhh kenapa aku gak pamitan pergi.
Aku menepuk kepalaku sendiri.

💛

Gimana ceritanya???
Bagus gakkk
Jangan lupa Vote dan Comment yaaa:)