17(Kompromi)

29 8 1
                                    

"Hari ini kita bolos Ja."

Hah?bolos?
Perkataan Zheo barusan sungguh membuatku kaget.
Memangnya dalam rangka apa dan ada acara apa sampe Zheo mengajakku membolos?

"Kenapa?memang ada urusan apa sampe kita bolos?" tanyaku pada Zheo.

"Kau ini pikun ato memang bodoh hah?!bukankah Pagi menyuruh kita menemuinya di tempat Soula di Tidore hari ini?"

Aku menepuk dahi pelan merutuki kebodohanku.
Bagaimana aku bisa melupakan hal itu?
Haha dasar aku memang pikun.

"Ayo cepat!"Zheo menarik tanganku secara paksa.

"Tapi Zheo!"

"Apa lagi??"

"Tidak ada cara lain selain membolos?"
Aku memang tidak pernah membolos selama ini dan juga tidak mau walopun itu hanya sekali.

"Ada."

"Apa?cepat katakan..."

"Tidak usah mengikuti pelajaran hari ini."

Langsung saja kupukul tangan Zheo.
Bukankah itu sama saja namanya membolos?

"Cepat!"

"Aku tidak mau membolos Zheo!apa tidak ada waktu lain?"

Aku mendengar Zheo menghela napas kesal.
"Harus sekarang Senjaaaa!"

"Tapi Zheoo..."

"Sekarang!!" Zheo malah membentakku.

"Tenang Senja,aku akan memanipulasi waktu disini."
Suara yang amat kukenal tiba-tiba saja muncul dari belakangku.

"Soula?"

"Iya aku disini.Ayo berangkat sekarang,waktu disini sudah kumanipulasi sehingga waktunya berjalan lebih lambat."

Aku mengangguk percaya pada ucapan Soula dan kini kami bersiap melakukan teleportasi.

"Teleportasi sendiri-sendiri,kalian masih ingat tempatku bukan?" tanya Soula memastikan.

Aku dan Zheo mengangguk.

"Oh iya,raga kalian sudah kuamankan sehingga tidak akan terlihat oleh siapapun saat jiwa kalian berteleportasi."

Aku dan Zheo kembali mengangguk.

"Mari berteleportasi sekarang."

Zleb

Kami sudah melakukan teleportasi menuju tempat Soula,Tidore.

"Haii Senja..." Pagi menyapaku dengan ramah,aku balas menyapa dengan melambaikan tangan ke arahnya.

"Tanpa basa basi,lebih baik langsung bicara ke inti pertemuan saja." ucap Zheo yang kelihatannya amat serius.

"Kau terlalu terburu-buru Zheo." tegur Pagi.

Zheo hanya diam,enggan menanggapi ucapan Pagi.
Entah kenapa dengan sikap Zheo,apa mungkin dia membenci Pagi?

"Wilayah Tidore dan juga lainnya sudah semakin terdesak oleh para penjajah.Aku tidak ingin negri kita dikuasai seutuhnya oleh mereka,jadi kita harus mengumpulkan kekuatan agar bisa mengusir mundur mereka dari seluruh negri kita ini."

Soula menghentikan ceramahnya,menatap kami bergantian.

"Kita akan menemui Sajidura hari ini."

Aku tersentak kaget.
Bertemu Sajidura?Bukankah aku sudah pernah bertemu dengannya di alam mimpi?
Apa mungkin Sajidura benar-benar ada di dunia nyata?

"Ada Senja,Sajidura memang ada di dunia nyata."
Pagi menjawab pertanyaan yang ada dipikiranku.
Sudah kuduga Pagi memang bisa membaca pikiran orang lain.

"Satu lagi Senja,Sajidura juga bisa masuk ke alam mimpi seseorang sesuka hatinya maka dari itu ia ada dimimpimu."

Baiklah penjelasan Pagi masuk akal dan mudah untuk aku cerna.

"Tapi dimana kita akan menemui Sajidura?" tanya Zheo.

"Disini." jawab Soula.

"Bagaimana cara agar dia datang?"tanyaku.

"Konsentrasi dan menyatukan kekuatan kita.Tapi ingat hati dan pikiran kalian harus benar-benar bersih." jelas Soula.

Aku,Zheo dan Pagi mengangguk paham.

Kami berempat mulai berkonsentrasi,menyatukan kedua tangan kami.
Tidak tau apalagi yang terjadi saat itu karna mataku terpejam.
Satu yang dapat kurasakan yaitu udara sekitar menjadi sangat dingin,angin berhembus kencang,deru air laut yang tidak jauh dari posisi kami juga terdengar lebih jelas.

"Aku datang anak-anak." sebuah suara mengagetkan kami berempat.
Sontak konsentrasi kami buyar,tatapan mata kami menuju sumber suara.

Sajidura datang...

Dengan wajah yang masih menyeramkan seperti dulu.
Tapi ketakutanku sedikit berkurang karna ada tiga teman disampingku.

"Maaf mengganggumu Sajidura." ucap Soula sopan.

"Tidak apa.Sekarang katakan tujuan kalian memanggilku kemari."

"Membuat Satu Jiwa Dua Raga menjadi satu keutuhan dalam satu raga,itu yang kami inginkan Sajidura." ucap Pagi.

Aku dan Zheo hanya bisa diam mematung mendengarkan pembicaraan Soula,Pagi dan Sajidura.

"Itu mudah tapi sulit anak-anak,kalian benar-benar ingin melakukan itu?" Sajidura memastikan dengan menatap kami satu persatu.

"Iya kami yakin,karna tujuan kami hanya untuk kenyamanan seluruh negri Sajidura,bukan semata untuk kepentingan kami sendiri." jelas Pagi.

"Baiklah."
Sajidura berhenti sejenak untuk menghela napasnya.

"Pergilah menuju Selat Sunda besok siang,temui sesuatu disana,hadapi dengan kekompakkan dan kerjasama,saat kalian berhasil,harus ada pengorbanan yang sangat menyakitkan,mau tidak mau harus ada pengorbanan." Sajidura menampilkan senyum getir di wajahnya.

Seketika ke-kepoanku kambuh,dengan sedikit keberanian aku menatap wajah Sajidura dengan sedikit gemetar.

"Perngorbanan yang seperti apa?"tanyaku.

Sajidura terkekeh pelan.
"Besok kau akan tau.Tapi ingat jika kalian kalah kalian semua akan lenyap.Aku pamit pergi."

Zleb

Sajidura telah menghilang dari hadapan kami berempat.

"Baiklah besok siang pukul satu kalian semua harus berkumpul disini,kita akan menuju Selat Sunda bersama-sama." ucap Soula memutuskan.

Aku,Zheo dan Pagi mengangguk.

"Ayo Senja,Zheo,kuantar kalian pulang,tenang saja sesampainya disana kalian tetap bisa mengikuti pembelajaran di sekolah."

"Iya Soula,terimakasih banyak."

"Pagi kau pulang sendiri."
Pagi mengangguk.

Setelah Pagi pergi,aku,Zheo ditemani Soula melakukan teleportasi untuk kembali pulang.

Kenapa Soula ikut?

Dia akan menormalkan waktu yang telah dia manipulasi menjadi berjalan lebih lambat,itu alasannya.

-----------------------------------------------



Jangan lupa VOTE dan KOMEN

SENJA✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang