✎♡✎
Menjelang sore, Renita selesai mengerjakan tugas kelompoknya dan tidak lupa dengan janjinya untuk membantu Alex dengan teman-temannya mencari Eddy. Meskipun tidak tahu harus mulai mencari dari mana, tapi Renita akan coba mencarinya di sekitaran komplek dengan mengayuh pedal sepedanya dan tatapannya fokus mengarah ke depan.
Tidak terasa, matahari sudah hampir terbenam. Malam akan tiba, sudah selama itu Renita di luar untuk mencari sosok Eddy yang masih belum ketemu. Renita berhenti mengayuh pedal sepedanya di dekat pohon rindang dan menyeimbangkan sepedanya dengan kedua kakinya, tatapannya masih berusaha mencari-cari sosok Eddy yang belum terlihat sedikitpun.
Renita tidak pernah berada di luar saat sore menjelang malam, dia selalu ingat dengan pesan dari mendiang orang tuanya untuk pulang sebelum senja. Dia tidak mau menyalahkan Eddy karena pulang terlalu senja untuk pertama kalinya, bukan karena sudah terlanjur berjanji dengan Alex bahwa dirinya akan membantu mencari Eddy di luar sana.
Tapi Renita juga ikut mengkhawatirkannya, Eddy belum lama tinggal di sini dan sudah terpisah dengan teman-temannya. Renita lanjut mencarinya dengan mengendarai sepedanya, meskipun dirinya sudah kelelahan untuk beraktivitas. Baru saja menempuh perjalanan beberapa meter, Renita melihat sosok pemuda mondar-mandir sendirian di taman komplek yang sedang sepi.
"Mirip Eddy, atau jangan-jangan emang Eddy?"
Daripada bertanya dan memikirkan jawabannya sendiri, Renita bergegas mengayuh pedal sepedanya ke arah taman komplek dan pemuda yang mirip dengan Eddy itu, masih tak menyadari kedatangannya. Hingga sepedanya berhenti di pinggir taman dan turun untuk memastikannya sendiri, pemuda itu terlihat semakin mirip dengan Eddy saat dilihat dari dekat.
"Eddy," panggil Renita lembut.
Pemuda itu berhenti mondar-mandir dan menoleh ke arah suara, tebakan Renita benar. Wajah cemas Eddy, berubah menjadi senang. "Dari mana kau tahu kalau aku di sini?" tanya Eddy sambil mendekati Renita.
"Teman-teman kamu khawatir tau, kamu hilang nggak ada kabar. Mereka bahkan nyamperin aku ke toko alat tulis, nanyain soal kamu."
"Maaf sudah membuat kalian khawatir dan membuatmu sampai mencariku ke sini."
"Kamu ada masalah?"
"Iya, aku dapat kabar dari manajer band kami. Dia bilang, band kami dituduh melakukan sabotase terhadap band lain. Padahal, kami sedang di Indonesia."
"Keterlaluan banget."
"Band yang menuduh kami, lebih terkenal daripada kami. Sehingga banyak penggemar yang percaya pada mereka, dan tuduhan kami semakin kuat. Aku kabur dari kos-kosan setelah mendapat kabar ini, karena aku tidak mau membebani pikiran teman-temanku."
"Kamu seharusnya nggak boleh gitu, ini masalah serius loh. Nggak bisa dipendam sendirian, kalian 'kan satu tim? Kalo ada masalah, harus diselesaikan sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalliance
RomanceGenre: Romance & School Status: Tamat Note: Masing-masing bab memiliki 3k kata! Judul Sebelumnya: Aku Gak Pengen Bahagia/Kau Pantas Bahagia ✎♡✎ Merasa kesepian karena dijauhi tanpa alasan oleh Delvin yang merupakan sahabat masa kecilnya, Renita be...