PriSyn || 1 ||

32 3 0
                                        




[Chapter 1: Drama]









Joyceline Agatha Lily, panggil saja dia Tata. Gadis ini terkenal anggun dan berwibawa, mirip seperti seorang putri kerajaan. Bukan hanya itu saja, ia juga terkenal memiliki berbagai kemampuan alias multitalent. Ia hampir selalu menyabet berbagai penghargaan, termasuk lomba painting yang sering diadakan di tingkat karesidenan.

Dalam hal akademik maupun non akademik ia memang memiliki kemampuan lebih, tapi tidak dengan menjatuhkan hati untuk seseorang. Ia cenderung mudah bosan.

Sebenarnya banyak laki-laki yang ia sukai, namun itu hanya berlaku sementara. Ada satu hal lagi yang perlu diketahui, jika seorang laki- laki itu bukan temannya, sikap ramahnya akan berubah 180°. Ia akan menjadi pribadi yang dingin, jutek, cuek, dan sifat buruk lainnya. Karena itu, tidak banyak laki - laki yang mau berjuang mendapatkan hati seorang Tata.

“Tata!!!” seru seseorang. Tata menoleh dan tersenyum melihat salah satu temannya berlari kearahnya. Bahkan sampai kelelahan.

“Lo ngapain lari dah? Gue kan gak maling.” Tanya Tata heran.

Gadis bernama Asabella Ayudia, atau bisa dipanggil Asa masih mengatur deru nafasnya. “Lo dipanggil Pak Yafi, besok disuruh dispen. Dan sekarang lo disuruh menemui beliau.” Ujar Asa.

Tata mengernyit, “dispen ngapain? Ck, kayak orang penting aja. ” Tata mendengus mendengar ucapan Asa.

Asa terkekeh, ia tau Tata memang tipe orang yang tidak mau ketinggalan pelajaran, juga berbau dengan orang yang tidak dekat dengannya. Tentu saja berbanding terbalik dengan dirinya yang malah senang-senang saja kalau di dispensasi, kan.

“Katanya sih dispen buat lomba drama.” Jawab Asa.

Tata mendengus, “hidup gue udah banyak drama, sekarang disuruh lomba drama. Lama-lama gue bikin sinetron sendiri!” ucapnya ketus.

Asa tertawa mendengar gerutuan Tata yang mungkin saja tak berarti banyak, karena Pak Yafi itu jika sudah memilih, tidak akan ada negosiasi.

“Udah sana, gue mau ke kelas. Beibei..., ” tanpa persetujuan Tata, Asa sudah berlari meninggalkannya sendirian.







“Lah? Disuruh ketemuan dimana?”

«»



“Di kantor, Va. ”

“Lo serius gue dipanggil Pak Yafi ke kantor? Lo gak ngibul, kan?” tanya seseorang yang bernama Vava.

Jonathan Kristova Malik, panggilannya Vava. Ia pribadi yang cenderung hiperaktif, banyak tingkah, humoris, dll. Intinya sifat Vava sama dengan goldar O (browsing aja kalo mau tau).

“Yaelah, lo pikir gue Ali, yang suka boongin orang?! ” tanya Kavi kesal.

Ali yang merasa dibicarakan pun menoleh dengan tampang datar andalannya. Hanya sedetik menoleh, kemudian kembali memandang ke depan, menulis materi Kimia yang belum selesai ia tulis.

“Ngaca dong, bambang!” ketus Ali tanpa menoleh ke Kavi.

Vava disitu hanya mendengus mendengar perkataan teman-teman nya. Ia sekarang sungguh malas melakukan apapun, bahkan untuk sekadar berbicara. Apalagi sekarang ia disuruh menemui Pak Yafi pula.

“Yaudah, gue ke sana. Awas aja kalo lo boong, gue sambel lo!” ucap Vava sebelum meninggalkan teman-temannya.

Vava berjalan dengan kedua kaki panjangnya menuju kantor guru. Ia kini mempercepat langkahnya, tapi bukan karena ingin segera menemui Pak Yafi, tetapi ia malas dikejar- kejar badut taman Mini.

Princess SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang