#3

3.2K 98 5
                                    

Malam hari adalah waktu yang tepat untuk melamun. merenungkan diri ditemani cahaya bulan dan semilir angin yang datang berhembus pelan.
Apalagi udara dikota Bandung dingin sekali saat ini, akibat guyuran hujan tadi pagi.

Jam menunjukkan pukul 22.41 tapi seorang insan belum mengantuk. ia masih termenu dikamarnya menatap bulan kesukaanya. Keysa tinggal bersama dengan ayah kandung, ibu dan saudara tirinya. Asalnya bukan dari Bandung, ia pindahan dari jakarta. Dirinya pindah kesini karena pekerjaan orang tua.

Wajahnya putih dengan postur agak kecil. berambut poni hitam serta bermata coklat. Keysa merupakan wajah baru diSMAnya yang sekaran. yang mungkin akan menjadi idola baru menyaingi adik ataupun kakak kelasnya.

Pertemuan singkatnya dengan Alan tadi pagi Masih segar di ingatan gadis itu. Bibir keysa selalu tersenyum tatkala membayangkan tentang Alan. Meski Alan bersikap dingin kepadanya, tapi keysa tetap menyukainya.

Menyukai seseorang merupakan hal baru bagi keysa. Dulu dulu ia tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. hal itulah yang membuat keysa bersikap labil tatkala berbicara soal hati.

Menatap bulan, itu yang sekarang keysa lakukan. Ia membuka lebar jendela kamarnya, membiarkan angin masuk menerbangkan sebagian rambut hitamnya keudara. Entah mengapa ia suka bulan. tidak bintang ataupun matahari. Menurutnya cahaya bulan itu menenangkan. tidak seperti cahaya matahari yang membuatnya kepanasan atau sang bintang yang cahayanya kecil sekali.

Keysa berandai-andai bagaimana rasanya berada diatas sana dengan segala benda langit yang berceceran. pasti rasanya sangat menyenangkan.

Keysa selalu membayangkan kelak ada yang menemaninya melihat ini semua, seorang lelaki yang mampu membuatnya nyaman dan mau menerima dirinya apa adanya.

Hening.
hanya terdengar suara kecil dari binatang binatang malam.

Keysa mengambil ponselnya yang berada diatas meja belajar. membuka aplikasi chat, mengecek apakah pesanya sudah dibalas Alan atau belum. 'Dilihat saja tidak'. gumamnya dalam hati, Pasrah.

Keysa menghela nafas pelan, meletakan kembali ponselnya.

Tadi siang keysa meminta nomor Alan dari Dani. Dan Dani memberikanya dengan cuma cuma. Sebenarnya Keysa takut meminta nomor Alan secara langsung. Dirinya ragu, kalau cowok itu akan mau memberikan nomornya. Sehingga keysa memutuskan untuk meminta nomor Alan kepada Dani saja.

Keysa tersenyum kecut.

Matanya mengerjap beberapa kali, rasa ngantuk mulai menyerangnya.
"Malam bulan". Ujar keysa lembut.
Salam perpisahan darinya untuk sang bulan.

Keysa menutup jendela kamarnya, menyibak gorden merah untuk membalut kaca jendela. Menutup akses penglihatan dari luar maupun dalam.

Sesaat kemudian keysa berbaring diatas kasurnya. Menutup sebagian tubuhnya menggunakan selimut. lalu mulai memejamkan matanya untuk segera tidur.

~•~

Pagi hari.

matahari sepertinya malu menampakkan dirinya pagi ini. Mendung dan awan gelap membumbung tinggi dilangit kota. Hamparan langit hitam diatas sana merungkut rapi, tidak memberikan sedikit celahpun untuk sinar matahari agar bisa lewat.

Entah sudah berapa kali Alan menguap dikelasnya. matanya sudah perih menahan rasa kantuk, akibat tadi malam begadang main ps bersama kakanya. Dan sekarang dia harus memperhatikan pelajaran. Andai dia masih duduk dibelakang. pasti dia sudah melampiaskan kantuknya dengan tidur.

Tapi takdir berkata lain. Dirinya dipaksa untuk duduk didepan, berbagi bangku dengan gadis disampingnya.

Kepala Alan seakan tertindih beban yang berat. Sudah berkali-kali guru yang mengajarnya menyuruhnya untuk mengangkat kepalanya keatas. namun semua itu percuma.

AlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang