#4

2.5K 89 2
                                    

Orang yang sekarang ada di depan Alan adalah Devan. Permusuhan sengit yang sudah mengakar dihati mereka ini, Disebabkan oleh ulah Devan dan teman-temanya. awalnya Alan diam. tapi setelah kejadian itu ia menaruh dendam yang sangat besar kepada Devan. Sebuah peristiwa yang membuat Alan selalu terjaga saat malam, terbayang sebuah penyesalan yang mendalam ketika mengingatnya.

~•~

Dulu, 2 bulan terakhir kurang lebih. lomba futsal antar SMA se Bandung diadakan. Alan dan kawan-kawanya mewakili SMAnya dan berhasil melaju ke final bertemu dengan SMA Devan.

Skor mereka sama-sama imbang dimenit menit akhir, kondisi dilapangan cukup sengit penuh dengan persaingan. beberapa kali terjadi jual- beli serangan. pelanggaran terjadi hampir disetiap saat. Hingga sebuah penalti didapatkan oleh tim Devan, Devan yang menjadi eksekutor gagal membuat gol. tendanganya membentur tiang gawang, mengakibatkan arah bola berbalik.
Alan yang melihat bola datang kearahnya, tidak menyia-nyiakan peluang yang ada. dia menggiring bola melewati 1 pemain, dan akhirnya melepaskan sebuah tendangan keras, menghujat tajam kearah gawang tim lawan dan, gol.

Sorak-sorai menggema di setiap penjuru tempat lomba itu diadakan.
Nyanyian kemenangan dari pendukung SMA NUSA BANGSA, membungkam pendukung Musuh.

Sementara dikubu musuh. Devan disalah salahkan. Baik itu oleh pelatih, rekanya, bahakan sampai ada yang dari pendukungnya. Kondisi ini membuat diri Devan sangat tertekan. Terlebih posisinya yang saat itu menjadi kapten, bukanya membawa timnya menang. Tapi ia malah menjagal timnya sendiri dimenit menit akhir.

Hal inilah yang menyebabkan Devan mulai membenci Alan dan teman temanya.

Devan mulai meneliti setiap wajah teman teman Alan. Sorot matanya menajam, memperlihatkan kebencian yang besar disalam sana. Terdengar bunyi gertakan dari dalam mulutnya.

Mata Devan tak lepas dari mengawasi sosok Alan dari jauh. biji-biji dendam mulai tertanam dilubuk hatinya, dipupuk oleh amarah, menjadikan dendam itu tumbuh subur didalam hati. Siap untuk membalaskanya.

kebanyakan pemain futsal  dan suporter SMA NUSA waktu itu, adalah dari kelasnya Alan. Hampir semuanya ikut menonton lomba ini.

Devan yang kesal, bahkan Sempat memukul salah seorang pendukung musuh. Membuat kondisi dilapangan menjadi ricuh karenanya. namun mereka berdua segera dilerai oleh orang orang. memisahkan keduanya agar tidak terjadi perkelahian disana.

Devan akhirnya memilih pergi dari tempat itu. Dengan diiringi oleh teriakan-teriakan penonton yang mengata ngatainya pecundang, Tolol bahkan bangsat karena telah memukul seorang suporter.

Devan pergi dari dalam ruang indor tersebut. Membawa dendamnya yang belum sempat terbalaskan dan masih mengganjal didalam hati.
Ia berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa akan membuat Alan menyesal  Karena telah mempermalukanya.

Ssminggu setelah kejadian itu..

Devan dan teman-temanya sedang berada disebuah warung klontong pinggir jalan sekarang ini. Bercengkrama dan bercanda ria bersama. ditemani beberapa cemilan kacang dan minuman.

Devan melihat seorang yang sebaya denganya mulai mendekat kewarung. Ia mulai teringat akan sesuatu. Devan sepertinya tidak asing dengan cowok yang ada didepanya sekarang ini. Ia pernah melihatnya. Tapi dimana?.

"Bu, beli air satu". Ucap cowok itu setelah sampai diwarung.

Mata Devan membulat teringat akan sesuatu. Sesaat kemudian Devan tersenyum jahat.

Devan menggerakkan matanya, memberi kode kepada teman temanya yang lain. Serempak mereka semua mengangguk, tahu akan maksud Devan. Mereka ber empat lantas beranjak pergi dari tempat itu. terkecuali Devan yang sedang menunggu orang tersebut selesai.

AlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang