Bebek Merah Jambu

1.3K 187 30
                                        

Soobin menggeliat diatas kasur dia terlelap cukup lama karena kelelahan. Terlihat Yeonjun masih terlelap dengan mulut menganga di samping nya "Ugh tidak kelen!" Olok bocah kelinci itu

Soobin ingin pergi ke kamar kecil dia kebelet pipis. Tapi dia takut ke kamar mandi sendiri katanya dia takut ada hantu mesum yang suka liat belalai manusia "Kan cubin punya belalai kalau ditelkam mau pipish pakai apa?" Soobin bergidik ngeri membayangkan nya

Dengan perlahan dia mendekat ke arah Yeonjun, berniat membangunkan Hyung nya untuk menemaninya pipis "Hyuwngie~ banun cubin mawu pipish" Soobin menggoyang goyang kan badan Yeonjun namun Yeonjun tidak bereaksi apapun

"Hyuwngiee~ banuun!" Soobin mulai membangun kan Yeonjun dengan brutal. Mulai dari menduduki perutnya memukul wajah nya dan menjambaki rambut Yeonjun sampai ada beberapa helai rambut yang rontok

"Hyungie banun ayo banun. Kalau tidak banun banun cubin pipish di kasul!" Ancaman bayi kelinci tersebut akhirnya membuat Yeonjun mau membuka matanya

"Hei hei yakk jangan jangan. Ish oke ayo kita ke kamar mandi. Dasar payah pipis saja minta ditemani! Mengganggu saja. Mana brutal sekali. Kau membangun orang apa mau menidurkan orang selamanya?" Yeonjun menggerutu sambil menggeret Soobin ke kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi Soobin menyelesaikan urusannya dengan Yeonjun yang menungguinya di depan pintu "Hei bocah. Sudah apa belum? Lama sekali. Kau ini buang air kecil apa buang sial?"

"Hyung mau cubin kencingi? Dali tadi malah malah telus. Cubin tadi minum shushu banyak wajal kalau pipis nya banyak. Dacal bodoh!" Sahut Soobin tidak kalah galak

"Astaga pusing sekali kepalaku" Yeonjun memegangi kepalanya yang terasa berdenyut nyeri setelah berdebat dengan adik nya. Dia berjalan ke arah balkon berniat untuk membuka gorden dan jendela agar udara segar dapat masuk ke otak nya yang benar benar pening mengurus kelinci berkulit manusia "Ehh sudah malam ternyata. Dan aku belum mandi seharian. Hei bocah mandi sekalian aku tidak mau satu kasur dengan anak bau!" Yeonjun berteriak kepada Soobin yang baru saja keluar dari kamar mandi

Soobin menyela dengan tidak santai "Hei! Yang tidak mandi sehalian itu hyungie cubin macih wangi! Hyungie caja yang mandi cubin tidak mawu mandi. Dingin malac"

"Yakk kalau kau tidak mau mandi maka akan aku buang kau di lantai bawah apartemen!"

"Hyuwngie mau ku adukan ke mama?" Soobin melotot unyu kearah Yeonjun. Bukannya menyeramkan Soobin malah terlihat imut seperti kelinci kebelet boker

"Kau juga kuadukan karena tidak mau mandi! Sudahlah ayo kita mandi. Jangan banyak bicara! Dan juga jangan berbicara yang macam macam pada Mama" Yeonjun menggendong paksa Soobin yang masih meronta-ronta karena dia tidak mau mandi. Yeonjun berusaha melepaskan satu persatu pakaian Soobin

"Heeii hyungie mesum! Janan pegang pegang! Hwaa baju cubin lepas semuaaa. Aaaa cubin tidak mawuuu tidak mawuu mandiii. Mamaaa cubin mau di apa apain Yeonjun hyungg aaaaa-" Yeonjun membekap mulut Soobin karena berisik. Dia takut orang-orang mengira yang tidak-tidak padanya. Bisa rusak reputasi nya sebagai manusia tampan se apartemen nya gara gara kelinci jadi jadian ini.

"Hei diam. Kau ini! Kau itu laki laki. Dengar laki laki! Dan jangan berteriak nanti tetangga mengira kau benar benar ku apa apakan! Kau hanya mandi bocah kelinci jangan berlebihan. Kau tidak akan mati hanya karena menggosok tubuh dengan sabun. Bahkan kelinci di penampungan pun mandi setiap hari"

"Ish tapi cubin tidak mawu mandii" Bibir Soobin mencebik ingin menangis -akal bulusnya agar tidak jadi mandi-

"Tidak. Kau tetap mandi. Aku tidak mau tidur dengan anak bau. Ah aku punya mainan jadi kau bisa bermain-main saat mandi. Ayo masuk ke sini. Aku sekalian akan mandi juga" Yeonjun mengisi bak kamar mandi dengan air hangat dan sabun kemudian berlalu untuk mengambil mainan yang dia maksud

"Nah kau bisa mainan pakai ini" Yeonjun menyerahkan sebuah bebek karet yang mengundang kernyitan pada kening Soobin

"Hyungie?"

"Hmm? Apa?" Jawab Yeonjun yang masih melepaskan pakaiannya dengan menyisakan celana bokser. Dia tidak mau Jjuni kecilnya dilihat oleh orang lain kecuali istrinya nanti. Walaupun begini Yeonjun adalah laki laki yang menjaga dengan ketat privasi tubuhnya. Dia bahkan tidak pernah mau melepas baju di pantai takut ada Putri duyung naksir dengan bentuk tubuhnya

"Kenapa bebek ini aneh? Dia bebek bumi atau bebek lual angkaca? Kenapa walna nya melah jambu? Cubin helan" Soobin masih mengamati bebek pink yang ada ditangannya. Dia menekan nekan mainan tersebut untuk memastikan suaranya sama dengan bebek bebek mainan miliknya dulu ngek - ngek - ngeeekkk - ngekk

Yeonjun masuk ke dalam air "Haish sudahlah kau ini. Mau bebek itu warna merah jambu merah janda merah jeruk merah kol yang penting mandi lalu ayo makan. Kau tidak lapar mengoceh terus?"

"Tapi ini jelek cubin tidak cuka hyungie. Bebek itu halusnya walna kuning bukan melah jambu" Soobin cemberut karena mainan yang diberikan Yeonjun menurutnya aneh. Bibir nya mengurut lucu dengan rambut yang sedikit basah di ujung ujung nya dan tidak lupa pipi gembil merona karena air hangat yang merendam tubuhnya membuat Yeonjun yang ada didepannya merasa gugup. Ingatkan Yeonjun kalau dia masih normal, manusia didepannya ini adalah adiknya kalau sampai dia melakukan hal yang tidak-tidak bisa dipotong Jjuni nya, dan terakhir Soobin itu masih kecil dia masih berumur 5 tahun.

"Haish sudahlah mungkin bebek ini keracunan rumput alien" Yeonjun menjawab pertanyaan Soobin acuh dengan wajah yang sedikit memerah.

Yeonjun menenggelamkan tubuhnya sampai leher untuk menyamarkan wajah nya yang memerah, bisa malu dia kalau Soobin tau dia gugup mandi dengan anak kecil berusia 5 tahun yang jelas jelas memiliki belalai seperti dirinya.

"Apa yang salah denganku? Sadar Yeonjun! Dia anak kecil laki dan dia adikmu! Tidak. Tidak. Mungkin ini hanya perasaan gemas karena dia memang masih kecil. Oh ya tuhan" -Choi Yeonjun, pria tampan se Korea Selatan

"Hei bebek kecil kau benal benal kelacunan lumput alien? Kacian cekalii" -Choi Soobin, bocah keren tanpa tandingan

Bromanceu~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang