Bus berhenti mendadak saat lampu merah terlihat. Seluruh penumpang langsung berteriak karena kaget. Si sopir bus pun menoleh ke belakang dan memohon maaf. Bus ini yang kebanyakan diisi oleh siswa karena memang bus ini selalu berhenti di area sekolah seperti SMA Taruna Bakti.
Sebenarnya Rere tak perlu naik bus, selain karena jarak rumahnya yang dekat. Garis pentingnya bus ini tidak searah dengan rumahnya. Ia terpaksa harus mengikuti arahan Kayla. Cewek itu bilang lebih baik kita buntutin ke rumah cowok itu sekalian.
Di kursi paling belakang ia duduk bersama Kayla, sesekali ia mengintip cowok jangkung yang saat ini duduk di kursi tengah. Terlihatlah, cowok bernama Agris itu sedang mendengarkan musik melalui earphone-nya. Tatapan matanya terfokus pada blocknote milik Rere.
Rere mendengkus kesal, ia menyandarkan punggungnya di kursinya sekarang. "Ngga sopan banget sih tuh cowok, berani banget dia baca isi blocknote gue."
Kayla meletakkan jari telunjukkan di depan bibir. "Jangan keras-keras Re, nanti dia dengar." Melihat wajah Rere yang kesal, Kayla angkat bicara. "Sebenarnya tuh buku isinya apa sih sampai itu cowok tertarik buat baca."
Gadis itu menoleh sekilas ke sahabatnya. "Isinya tuh kenangan gue di SMA Adiwangsa, terus di bagian belakangnya ada catatan orderan pelanggan kakak gue."
"Kenangan di sekolah lama lo itu apaan? Pasti itu sesuatu yang menarik."
"Cuman semacam tulisan kok Kay, gue takut lupa makanya setiap kejadian penting itu gue catat di blocknote." Kayla tidak tahu catatan penting yang Rere maksud itu seperti apa, tapi yang jelas itu pasti sangatlah penting terlihat mata Rere yang mendadak sendu saat mengatakan hal itu.
"Dan di dalam kardus itu Kay isinya buku-buku latihan UNBK dan UTBK pemberian kakak kelas gue disana. Dia itu orangnya baik banget, gue ngga mau lah sampai buku itu dijadikan barang simpanan di perpus. Itu udah jadi milik gue."
"Lo tenang aja Re, gue bakal bantuin lo ambil semua buku-buku lo itu." Kayla mengusap punggung Rere.
"Btw. Rumah itu cowok dimana sih?"
"Itu tuh di kompleks perumahan situ." Kayla menunjuk sebuah kompleks perumahan yang di depannya terdapat halte. "Nah busnya berhenti di halte itu."
Tidak lama kemudian bus yang mereka naiki berhenti di halte yang Kayla maksud. Beruntung saat ini yang turun tidak hanya mereka. Banyak siswa sekolah yang turun di halte ini, jadi Rere dan Kayla tidak terlalu kentara.
Agris kemudian turun dan mendaratkan skateboard di jalan gang menuju rumahnya. Cowok itu meleset pergi dengan ayunan kakinya.
"Itu Re, ada di gang Jayanegara." Seru Kayla, mereka berdua berjalan menuju gang yang dimaksud. Keduanya bergandengan mengikuti arah Agris.
Dari sini terlihat Agris menghentikan skatebord-nya, kini ia tidak menggunakan lagi benda itu. Agris berjalan dengan menenteng skateboard di tangannya. Sepersekian detik kemudian, cowok itu berhenti.
YOU ARE READING
Kalara
Teen FictionAgris mengejar Rere. Bukan! Bukan mengejar karena jatuh cinta. Melainkan karena mengira Rere maling buku perpustakaan. Padahal saat itu Rere hanya menitipkan barangnya di perpus dan hendak mengambilnya. Selama Rere benar, ia tidak pernah memedulikan...