10 • Penegasan Rasa

98 8 0
                                    

7 bulan yang lalu.

Wajah ceria tentu menghiasi Rere, gadis itu dengan semangat membawa paperbag berisi sebuah benda yang sudah ia siapkan bulan lalu. Rere turun dari go jek yang membawanya ke sebuah kompleks perumahan Baratayuda, daerah gang yang berhias lampu malam membuat tempat ini menarik, di gang merbabu nomor 234 di situlah rumah Haris. Rere sengaja datang ke rumah cowok itu untuk memberikan sesuatu. Hari inilah tepat Haris berusia 18 tahun.

Ia tersenyum pada satpam yang berjaga, lalu menarik pintu gerbang. Di halaman rumah ini, ada seorang perempuan paruh baya yang ia ketahui adalah asisten rumah tangga.

"Neng Rere mau nyariin Den Haris ya?" Ujar Mbak Lina, Rere hafal kok semua pekerja di rumah Haris.

"Iya Mbak, dia ada di dalam kan?" Tanyanya antusias.

Mbak Lina tampak meringis karena merasa tak enak. "Neng, maaf banget ya, kata Tuan sama Nyonya Haris tidak boleh keluar rumah dulu. Dia harus fokus belajar, Neng tahu kan kalau seminggu lagi Haris ujian nasional."

"Iya aku tahu kok Mbak, aku cuman pengen ketemu Haris sebentar aja. Buat ngasih sesuatu."

"Ngga bisa Neng, sekarang Den Haris lagi belajar di lantai dua ngga bisa diganggu." Mbak Lina menunduk. "Udah ya Neng, mending pulang aja. Saya masuk dulu." Perempuan itu lalu berlari dan segera masuk. Kentara sekali jika sedang menghindari Rere.

Gadis itu masih berdiri di depan rumah Haris dengan tangan yang membawa paperbag. Di atas tanah berumput, Rere mulai kedinginan karena ia tidak membawa jaket atau baju hangat. Ia mendongak, langit malam ini penuh dengan bintang.

Rere akui dia menyukai lelaki itu, cinta pertamanya di sekolah. Sebelumnya ia tidak pernah memiliki perasaan setulus ini pada lawan jenis. Meski Haris bukan tipekal cowok impian Rere, namun gaya bicara dan cara cowok itu menenangkan seseorang yang sedang cemas sangat menarik untuk Rere.

KalaraWhere stories live. Discover now