Udara pagi ini memang terasa segar, begitulah isi hati Rere. Ia keluar dari rumah Eyang, melihat pekarangan rumah yang penuh dengan bunga. Memilih untuk duduk di tangga kecil, sembari menebarkan pandangannya ke penjuru halaman.Ponsel Rere berdering, ada panggilan masuk dari Ardan.
"Lo beneran Re, sekarang ada di Depok?" Ujar Ardan di seberang sana, ia tidak menyangka bahwa akan secepat itu Rere ke Depok
"Iya gue di Depok Kak, kebetulan rumah teman gue ada disini." Ujar Rere, ia sengaja berbicara seperti itu supaya tidak terlalu kelihatan bahwa ia kesini untuk mencari Haris, karena sampai sekarang pun tidak ada yang mengetahui bahwa Rere menaruh perasaan pada kakak kelasnya itu dulu. Hanya Agris yang tahu, itu saja dari tulisan blocknote.
"Oh di rumah teman, aman kalau gitu."
"Gue mau nanya Kak, gue tuh kesini juga pengen ketemu sama Kak Haris. Jadi dulu waktu masih sekolah gue minjem bukunya dia, dan sekarang gue pengen balikin ke dia. Tahu ngga? Kak Haris hari ini ke kampus atau ngga?"
"Kalau masalah jam kuliahnya Haris gue ngga tau Re, tapi setahu gue Haris itu ikut organisasi kampus. Biasanya kalau Sabtu sekitar pukul 2 di nongkrong di kafe dekat kampus. Lo coba aja nanti kesana."
"Makasih buat infonya, gue matiin dulu ya. Ngga enak sama Eyangnya teman gue."
Ia mengantong kembali ponselnya dalam saku. Rere turun dari tangga kecil depan rumah. menyelusuri halam rumah ia yang sangat luas. Di sana ada asisten rumah tangga yang sedang menyirami tanaman. Rere mendekati perempuan itu.
"Loh Neng ngapain disini, nanti dimarahi Eyang loh." Ujar Bibi saat melihat Rere mengambil selang kran yang mengaliri air pada tanaman.
"Ngga kok. Saya emang pengen bantuin." Rere tersenyum ramah. "Oh ya Bi, ini namanya bunga apa ya?"
"Bunga Asoka Neng, kenapa suka ya?"
Rere menyengir. "Lucu Bi bentuknya hehe."
"Cah Ayu kamu ngapain di situ?" Rere menoleh begitu mendengar suara Eyang. Wanita itu mendekati Rere dan Bibi.
"Cuman bantuin nyiram bunga, Eyang."
"Kok kamu ngga main-main sama Agris dan Alisa." Eyang menunjuk pelataran halaman yang luas ini. "Tuh lihat mereka."
Pandangan Rere mengikuti arah Eyang, Agris dan Alisa sedang bermain di atas hoverboard, kaki cowok itu dengan lincah berputar, berbelok, dan melakukan gerakan indah lainnya. Rere baru sadar ternyata itu semua adalah hobi Agris. Di awal ia melihat Agris ke sekolah membawa sepeda BMX, atau ia pulang dengan membawa skateboard, dan hari ini ia bermain hoverboard.
"Kalau kamu pengen belajar pakai hoverboard, kamu minta diajarin sama Agris saja Re. Di gudang masih ada."
Rere menggeleng. "Ngga usah Eyang, takut jatuh."
YOU ARE READING
Kalara
Novela JuvenilAgris mengejar Rere. Bukan! Bukan mengejar karena jatuh cinta. Melainkan karena mengira Rere maling buku perpustakaan. Padahal saat itu Rere hanya menitipkan barangnya di perpus dan hendak mengambilnya. Selama Rere benar, ia tidak pernah memedulikan...