Agris tersenyum melewati area basecamp, bukan tersenyum tanpa sebab. Melainkan memberikan sapaan ramah pada para anggota organisasi di tempat ini. Totalnya ada 7 basecamp, isinya anak-anak organisasi, seperti basecamp Pramuka, Osis, Deportes, dan lain-lain. Basecamp adalah tempat yang diberikan untuk singgah anak-anak organisasi. Jika ekstrakurikuler sudah berbeda tempat lagi.
Tiba di depan basecamp Deportes, organisasi yang bergerak dalam bidang olahraga. Cowok itu melepas sepatunya dan meletakkannya di atas rak. Begitu ia masuk, terlihatlah para temannya. Mereka sedang duduk entah itu bergurau atau sedang bermain game. Jujur ia sangat merindukan suasana seperti ini, setahun yang lalu Agris menjadi koordinator lapangan untuk kegiatan pelatihan olahraga yang diadakan Deportes.
"Sebenarnya gue udah kek stuck gitu milih jurusan." Suara Irsyad, teman organisasi yang dulu menjabat sebagai kapten/ketua futsal.
"Bingung mikir jurusan boleh aja man, yang ngga boleh itu kelamaan milih jurusan waktu lo cuman bakal habis buat mikir jurusan berakhir ngga belajar. Cuman ngandelin SNMPTN akhirnya daftar SBMPTN bermodalkan keberanian saja." Nasihat dari Farhan dialah yang dulu menjabat sebagai ketua organisasi Deportes.
"Pagi-pagi udah pusing mikir jurusan." Agris bergabung duduk dengan mereka. "Kalau gue sih lebih fokus mau ambil soshum atau saintek, kan jadi gampang belajarnya. Setidaknya gue udah punya bekal, masalah jurusan besok tinggal nyesuain. Atau minimal lo belajar skolastik dulu."
Cowok bernama Irsyad itu menghembuskan napasnya. Ia tak menyangka bahwa masa SMA akan terasa secepat ini.
Di organisasi Deportes ini, Agris dapat bertemu dengan mereka lagi. Setahun yang lalu mereka mendapat jabatan sebagai pengurus selama satu tahun ini. Dan beberapa bulan lalu mereka baru saja menyerahkan jabatannya kepada adik kelas.
Saat ini mereka berkumpul untuk sekadar mengobrol karena sudah lama tidak berjumpa. Di hari Sabtu, seharusnya libur. Tapi terasa asyik bertemu dengan teman.
"Dewa basket kita belum datang nih." Celetuk Friska.
Agris mengerutkan dahinya."Tumbenan, biasanya dia kan paling datang awal."
"Panji kan sekarang sibuk ngebimbel Rayhan si anak sultan. Katanya sih tu anak mau masuk ITB, makanya emaknya mati-matian nyuruh Panji buat ngebimbel si Rayhan." Balas Irsyad teman dekat Panji.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Nah itu datang." Ucap mereka bersamaan saat cowok jangkung berjaket bomber army memasuki ruangan ini. Namanya Panji, ia yang dulu menjabat sebagai ketua basket. Selama satu tahun Panji sudah memberikan banyak dedikasinya.
Dulu Agris memang pernah memiliki masalah dengan Panji. Saat malam reorganisasi, mereka saling adu hamtam. Agris menggeleng, saat itu mungkin ia belum pernah jatuh cinta seperti Panji hingga ia mencibir sesuka hati dan membuat Panji marah. Namun setelahnya ia meminta maaf dan berbaikan. Mereka bukanlah anak SD yang ada masalah dikit musuhan berbulan-bulan.
YOU ARE READING
Kalara
Teen FictionAgris mengejar Rere. Bukan! Bukan mengejar karena jatuh cinta. Melainkan karena mengira Rere maling buku perpustakaan. Padahal saat itu Rere hanya menitipkan barangnya di perpus dan hendak mengambilnya. Selama Rere benar, ia tidak pernah memedulikan...