Epilog

2.6K 384 106
                                    

5 years later.

Jihan memperhatikan pantulan dirinya pada cermin sekali lagi, membenarkan jepit rambut berwarna hitam yang ada diatas telinga kanannya. Kembali memoles lipstik dengan tipis untuk mempertegas bentuk bibir. Setelahnya ia tersenyum, meraih tas tangan sebelum melangkah mantap menuju sebuah acara penting.

Gadis itu masih sederhana meski kehidupannya sudah banyak berubah. Masih terlihat anggun meski hanya mengenakan gaun selutut berwarna baby blue dengan bahan satin dan pump shoes berwarna putih. Kehadirannya masih memikat semua atensi yang ada. Terutama teman yang lama tak bersua. Usai menyelesaikan pendidikan strata satu, Jihan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan magister di kota yang tidak seharusnya ia injakㅡMalang. Memang sungguh malang karena harus hidup dalam satu kota dengan sang mantan kekasih. Namun, kekhawatiran gadis itu memudar usai mendengar kabar bahwa Hoseok pindah ke Jakarta segera setelah sang istri melahirkan.

Hari ini pernikahan Park Jimin dengan Lim Nayeon. Pemuda yang gemar menggoda banyak gadis saat kuliah dulu (termasuk Jihan) ternyata bisa mempertahankan cintanya sampai pada titik terakhir.

Yang Jihan dengarㅡoh, bukan. Memang ia menerima surat undangan itu satu tahun yang lalu. Tidak secara langsung, hanya dikirimkan melalui foto. Itu pun bukan sang mempelai langsung yang mengirim, Jimin yang melakukan.

Jeon Jungkook, sudah menikahi wanita lain. Jihan tidak mengenal siapa wanita beruntung pilihan Jungkook . Namun, wanita itu dipastikan jauh lebih baik dari dirinya. Saat itu ia memang tidak bisa hadir karena harus menjadi pembicara dalam sebuah seminar penting. Juga, karena tidak ingin merasakan sesak. Setelah pemuda Jeon itu memutuskan pergi, setelah mereka tak lagi menjalin komunikasi, Jihan baru menyadari arti kehadiran sosok itu. Puncaknya, saat ia menjalani pendidikan magister. Ditengah proses pengerjaan tesis yang membuat kepala serasa ingin pecah, nama Jeon Jungkook tiba-tiba terlintas. Membuatnya kembali mengeluarkan tangis dan merasakan sesak akibat terlambat. Semuanya sudah mustahil. Apalagi saat mendengar kabar pernikahan itu. Jungkook, pasti sudah menemukan kebahagiaannya. Sedangkan dirinya belum sekalipun berani membuka hati.

"Jihan? Ini beneran lo? Astaga, sumpah gue kira siapa tadi." sapa Eunwoo yang masih terlihat tampan, bahkan kadarnya bertambah.

"Ya ampun, Woo. Lama banget gue nggak ketemu lo." Jihan mengulurkan tangan sebagai bentuk sapaan yang dibalas dengan cepat.

"Lo dateng sama siapa?" tanya si tampan itu lagi.

"Sendiri. Cuma bentar juga, abis itu balik lagi ke Malang." sahut gadis itu dengan nada ramah, masih khas Jihan yang dulu.

"Jadi, sekarang lo di Malang? Kerja apa?"

"Ya, berbagi ilmu aja sama mahasiswa."

"Wah, jadi bu dosen lo?"

Gadis Min itu terkekeh kecil sebagai respon. "Ya udah, gue mau temuin Jimin dulu ya, Woo."

"Oke sip."

Setelahnya Jihan melangkah menuju singgasana sang raja dan ratu sehari. Ia masih belum sampai, namun Jimin dan Nayeon sudah melambaikan tangan dengan semangat terlebih dahulu. Mau tak mau, gadis itu harus mempercepat langkahnya beriring senyum bahagia.

"Akhirnya dateng juga!" sambut sang mempelai pria begitu antusias.

"Demi pasangan sejati BEM-U, harus dateng dong." sungguh, senyum Jihan sama sekali tak hilang. Apalagi saat melihat Nayeon yang luar biasa cantik.

"Selamat ya, Nay. Akhirnya Jimin berakhir di lo. Gue beneran nggak nyangka kalau kalian jodoh." lanjutnya.

"Gue juga nggak nyangka, Ji. Padahal dulu dia demennya sama lo." ucapan sang mempelai wanita jelas mengundang kekehan Jihan dan tawa hambar dari Jimin.

ProblematicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang