Anxiety

177 60 47
                                    

Rasa bersalah terbesit di hati lelaki yang kini kembali menyantap ramyeon yang mulai dingin di mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa bersalah terbesit di hati lelaki yang kini kembali menyantap ramyeon yang mulai dingin di mejanya.

Ia menatap nanar bekas makanan gadis itu yang masih terletak seperti terakhir kali ia melihatnya. "Kenapa ia tidak membuangnya, menyusahkan."

Lelaki itu tersenyum getir, waktu seperti berjalan mundur, sosok gadis itu muncul di hadapannya kini sambil tersenyum manis menyantap dan menyodorkan kimchi kepadanya.

"Apakah ucapanku terlalu kasar? ah, aku hanya tidak ingin diganggu."

Lelaki itu kehilangan selera, ia mendorong sedikit mangkuk berbahan plastik itu hingga menyentuh mangkuk ramyeon milih gadis tersebut.

Lelaki itu menutup mata, menjambak rambutnya kasar, ia menjadikan meja sebagai tumpuan kening mulusnya. Ia sangat bodoh, telah mengizinkan amarah merasuki tubuhnya, hingga melukai hati seorang gadis yang berniat baik menawarkan sesuatu kepadanya.

"Kau kini menjadi Taehyung yang buruk." Ujarnya lemah.

Masih dalam posisi yang sama ia memiringkan posisi kepalanya kesebelah kiri, menatap ke luar pembatas kaca transparan. Salju mulai turun, menyelimuti aspal hingga kendaraan di luar. Sangat sepi.

"Apakah gadis itu bisa pulang?"

Sekelebat ingatan itu muncul kembali, ia tidak ingin mendapatkan masalah–lagi, ia menyimpan niat untuk sekedar menghampiri bahkan meminta maaf kepada gadis itu.

Sebuah tepukan ringan mendarat di bahu Taehyung memecah lamunannya, sontak ia menoleh, mendapat raut wajah cemas pria paruh baya pemilik toko.

"Nak, apakah kau melihat Eunra-ya dimana? aku mencari keseliling toko. Bukannya terakhir kali ia sedang berbicara denganmu?"

Jadi, nama gadis itu adalah Eunra.

Taehyung mengerjapkan mata berkali-kali, otaknya sedang mengirimkan informasi untuk mencari kata-kata yang pas agar pria dihadapannya kini, tidak salah paham.

Ia sedikit berdehem saat kata-kata itu sudah tersusun rapi. "Tadi, sepertinya ia mempunyai urusan mendadak, ia pergi duluan dan menitipkan pesan kepada Pak Yo? benar? ia mengucapkan terima kasih atas makanannya," Bohongnya.

Hebat, kini kau sukses menjadi seorang aktor.

Pria paruh baya itu mengangguk mengerti. "Syukurlah, aku hanya takut. Kasihan sekali, gadis secantik dia mendapat kutukan dari seorang dewa."

Taehyung tampak bingung. "Ma-maksudmu, pak?"

"Apa? ma-maaf sepertinya karena sudah malam. Aku suka membicarakan hal aneh, lanjutkan makananmu,"

Pak Yo melirik sekilas meja di hadapan Taehyung yang terdapat bekas makanan gadis tadi.

"Sepertinya Eunra memang terburu-buru, ia tidak pernah meninggalkan bekas makanan di meja. Bantulah untuk membuangnya nanti, ya? anak muda."

❄️❄️❄️

Hawa dingin yang sangat Taehyung sukai. Entah sejak kapan ia suka berkeliaran sekitar entertainment jika salju sedang turun.

Ia menadahkan tangan, menikmati dinginnya salju menyapa kedua telapak tangannya.

Salju menyimpan kebahagiaan dingin, menurutnya.

Taehyung melangkah pelan menyimpan kedua tangan dibalik saku jacket, ia sedikit membungkuk menendang salju yang menutupi jalannya dengan senyuman.

Tidak ada tujuan, ia hanya ingin terus melangkah, hingga kedua kakinya terasa lelah.

Perlahan-lahan, langkah Taehyung semakin pelan, sampai ia merasakan bahwa tidak sanggup lagi untuk berjalan.

Langkahnya terhenti, tepat di bawah lampu penerang jalan yang kini telah menjadi saksi.

Sebuah senyuman yang sangat khas itu seketika luntur, terhapus dengan sebuah isakan kecil. Menyisakan beberapa titik keabuan di salju tempat ia berpijak.

Butiran demi butiran terus jatuh,
seiring dengan salju yang turun dari langit.

Taehyung menepuk dadanya berkali-kali. Begitu sesak.

Taehyung membiarkan bekas tangisnya menyatu dan ditutupi oleh butiran salju yang turun.

Hari ini, salju menyimpan kesedihannya.

Hai winter people!
Selamat hari sabtu!

Tinggalkan Vote & komen kalian yhaa💜

Gomawo,
Diciin • fotiafrost
7 September '19

WintertideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang