~Four~

132 17 5
                                    

Disaat jam istirahat, Eva, Maura dan Ellen pergi ke kantin dan membeli makanan dan minuman untuk mengganjal perut mereka yang kosong.

Mereka duduk di kursi kantin yang telah disediakan, ditengah-tengah obrolan, mereka kembali membahas tentang James, yang membuat Eva bosan adalah mereka selalu menuduh James yang tidak-tidak.

"Gue pergi duluan ya". Ucap Eva lalu beranjak dari kursinya dan membawa sebuah minuman yang tadi iya pesan

"Ev tungguin gue". Teriak maura meminta untuk Eva agar berhenti berjalan.

Mereka berjalan menyusuri koridor kampus. Mereka pergi ke kelasnya di bagian lantai bawah. Biasanya mereka sangat malas untuk pergi kekantin jika kekantin pun mereka akan menggunakan lift.
Tetapi kali ini mereka memilih untuk berjalan.

Eva sempat berhenti saat menuruni anak tangga yang menuju kelasnya, dia berjongkok dan membenarkan tali sepatunya yang terlepas. Maura dan Ellen berdiri di belakangnya dan memerhatikan Eva.

Tiba tiba datanglah dua orang lelaki yang menaiki anak tangga tersebut, Maura dan Ellen sangat terkejut saat melihat kedatangan Raven dan Thomas. Mereka sangat ingin berteriak saat raven menatap kearah mereka. Raven dan Thomas berjalan dan berhenti tepat berada dihadapan Eva yang berjongkok, Raven berdiri tegak dan melipatkan tangannya lalu menatap ke arah bawah.

Setelah beres membetulkan sepatunya, Eva berdiri dan mengambil minumannya yangs empat ia taruh tadi. Eva terkejut dengan kedatangan Raven dan refleks menumpahkan minumannya di muka Raven.

Raven sangat marah dengan apa yang terjadi kepadanya.

Eva, Maura, dan Ellen membuka mulutnya lebar, selebar dunia ini:v  .

"SIALAN!!! " Ucap Raven marah dan kesal, rahangnya mengeras dan menatap Eva dengan tajam.

"Ev.. Ini bukan situasi yang baik-baik aja" ucap Ellen ketakutan.

"Gue harus ketoilet secepatnya, Ev gue duluan ya" Lalu Maura bergegas pergi dari sana dan langsung pergi meninggalkan Eva dan Ellen.

Tidak lama Ellen dan Eva bertatapan, Ellen seperti menandakan akan pergi dari sana, tetapi Eva memasang muka sedih dan menggelengkan kepalanya supaya Ellen tidak meninggalkannya. Ellen tidak sanggup jika berurusan dengan Raven.

Ellen kabur dan meninggalkan Eva disana.

"Lu! Kenapa lu ga pergi dari sini? " Tanya Raven kepada Eva

"Oke,,, gu,, gue pergi dari sini" Ucap Eva ragu dan ketakutan.

Saat Eva melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, dengan cepat Raven menarik tangannya.
Raven menariknya dengan kasar dan menggenggam pergelangan tangannya dengan kuat, Eva merasa sakit di pergelangannya.

"Awww,, lepasin tangan gue! Sakit! " rintih Eva

"Gue ga bakal lepasin lo"
"Thom! Lu boleh pergi dari sini"

Thomas tidak mengambil pusing apa yang Raven ucapkan, dengan cepat Thomas pergi dari tempat itu.

Masih dalam posisi tadi, Raven menatap tajam Eva.

"Lepasin tangan gue! " Ucap Eva di ikuti isakan kecil.

"Bersihin muka gue dulu! "

"Maksud lo? "

"Kga mau yaudah, kaga bakal gue lepasin"

Eva memutar malas bola matanya. Lalu Raven memberikan tisu kepada Eva, dengan cepat Eva mengambilnya.

"Bersihin yang bener"

Eva tidak memperdulikan ucapan Raven. Lalu dia memulai membersihkan wajah tampan Raven.

"Salah apasih gue, udah kaya babunya aja" ucap Eva pelan, yang mungkin masih terdengar oleh Raven.

"Salah lu itu banyak"Raven terlihat tersenyum tipis.

Wajah cantik dan wajah tampan mereka sangat berdekatan, Raven melihat jelas kecantikan yang ada di wajah Eva, begitupun Eva, dia melihat ketampanan raven yang sangat begitu jelas. Seketika Eva terhenti dari kegiatannya. Eva menatap Raven dan juga di tatap balik oleh Raven

"Kenapa? Lu sadarkan bahwa gue itu ganteng? " Ucap Raven diikuti senyum liciknya.

"Songong banget jadi cowok " gumam Eva dan tersenyum kecut

"Udah lah, akui aja klo gue itu emang ganteng bin tampan"

Eva menatap Raven sekilas, dan melanjutkan kegiatan membersihkan wajah Raven yang tersiram minuman yang Eva bawa tadi.

"Wajah lu udah kinclong lagi, jadi gue boleh pergi dari sini kan!?" Ucap Eva

"Kapan gue bilang klo udah beres bersihin muka gue lu bisa pergi? Perasaan ga bilang kaya gitu".

Eva merasa kesal dengan ucapan Raven, rasanya dia ingin menumpahkan air panas ke wajah nya.

Tiba-tiba Eva berusaha pergi dari sana, tapi Raven dengan cepat menarik tangannya dan berhasil mendapati Eva dan menyandarkannya ke dinding.

Wajah mereka saling bertemu dan bertatapan. Raven menatap wajah Eva dengan tajam. Raven memerhatikan dari jidat sampai dagu milik Eva. Lalu Raven tersenyum setengah miring.

Eva membuka matanya lebar-lebar saat wajahnya dengan wajah Raven Bertemu. Eva sangat tidak percaya jika Raven melakukan ini kepadanya. Tentu saja dia merasa aneh, memangnya siapa Raven, bisa-bisanya dia seperti ini. Raven bukan pacarnya, temannya pun bukan, jadi tentu saja Eva merasa ada yang aneh dan Eva merasa tidak suka atas perlakuan Raven kepadanya.

Seketika Raven mendekatkan bibir nya di telinga kanan Eva, lalu Eva menutup kedua matanya.

Raven membisikan sesuatu kepada Eva, yang berhasil membuatnya bingung.

"Lu pasti jatuh di tangan gua"

Sesudah berbicara seperti itu kepada Eva, Raven meninggalkannya.

Eva membuka matanya dan menatap Raven dari belakang, dia sangat kebingungan saat Raven berbicara seperti itu, tapi dia tidak begitu memperdulikan ucapannya Lalu Eva meninggal kan lorong setelah keberadaan Raven di sana tidak terlihat lagi.
























Tbc.

Jangan lupa tinggalkan jejak
Vote and koment:)

FALLING IN LOVE AT FIRST KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang