~Twentythreee~

82 10 2
                                    

Terdengar suara pintu di buka, Eva langsung mengecek bahwa itu adalah Raven.

Dan dugaannya benar, itu adalah Raven. "Lo Kemana aja? Keluar gak bilang sama gue, nanti kalo ada apa-apa gue yang di salahin kan berabe." Ucap Eva sambil meminum air putih di gelasnya.

"Maaf." Ketusnya.

Eva mengernyitkan dahinya saat melihat lebam di pipi Raven.

"Lo kenapa?" Ucap Eva dan menghentikan langkah Raven yang akan pergi ke kamarnya.

"Gue ga apa-apa." Ucapnya dingin.

"Apaan sih Lo? Lo ngapain di luar sana? Lo berantem ya? Mau jadi jagoan Lo? Gue obatin ya? Tunggu di sini gue ambil kotak P3K dulu."

"Gue bilang gue gapapa!" Sentak Raven.

Eva memejamkan matanya karena kaget dan takut dengan bentakan Raven itu. Lalu perlahan matanya terbuka dan melihat wajah Raven yang di tutupi oleh kedua tangannya.

"Gue cuma mau ngobatin luka Lo doang." Ucap Eva yang hampir menangis

Lalu tiba-tiba Raven menarik Eva kedalam pelukannya. Ia memeluknya dengan erat. Eva ragu untuk membalas pelukannya itu tapi perlahan tangannya mulai melingkar di tubuh Raven.

"Lo kenapa? Cerita aja sama gue!" Ucap Eva.

Eva mengusap-usap kan tangannya di punggung Raven.

Raven melepaskan pelukannya begitu pula dengan Eva. Lalu mereka duduk di sofa dan Raven menunduk menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Cerita sama gue! Keluarin semuanya biar Lo merasa baikan!" Ucap Eva meyakinkan Raven.

"Mungkin Lo belum tau sejarah nya gue di lahirin.."

"Maksud Lo?" Potong Eva.

"Jadi dulu Papi gue nikah sama perempuan cantik dan baik, namanya Jessica."

Eva memasang muka kaget. "Jessica?" Tanya nya

"Iya, orang tua Lo." Ucap Raven "lo gak usah motong dulu apa yang gue omongin. Gue bakal jelasin semuanya."

Eva mengangguk tapi dia masih bingung kenapa Jessica bisa menikah dengan Brave?

"Rumah Tangga mereka gak pernah harmonis, hal itu di sebabkan karena Jessica belum juga punya anak dengan Brave. Brave kesel dan marah sama Jessica, lalu Brave pergi ke sebuah Bar dan dia ketemu sama Mami gue, yaitu Allice. Di dalam keadaan yang tidak sadar Brave membawa Allice ke suatu kamar di sana. Dan..mereka melakukan apa yang seharusnya tidak boleh di lakukan karena mereka tidak ada ikatan hubungan apapun. Setengah sadar Brave pulang kerumahnya, di sana ada Jessica yang lagi nungguin kepulangannya. Dengan kasar laki-laki itu mendorong Jessica, terus Brave pergi ke kamarnya. Setelah beberapa Minggu Brave dan Allice bertemu dan mereka membicarakan pada saat malam itu. Allice nyuruh sama Brave buat menceraikan Jessica, karena pada saat itu Allice tengah hamil anak Brave. Brave pun akhirnya setuju buat cerai dengan Jessica dan menikah dengan Allice. Setelah perceraian mereka Jessica sangat sedih dan dia bertemu dengan seseorang yaitu Jonathan. Di pernikahan keduanya dengan Jonathan itu akhirnya Jessica hamil dan mempunyai anak dan itu Lo Ev. Ya Lo tau sendiri bahwa Allice sama brave itu punya anak, anak nya itu adalah gue. Tapi gue gak pernah di anggap anak sama Brave karena dia gak yakin bahwa gue anak nya waktu itu." Terlihat Raven menjatuhkan air matanya. Eva sedih sekaligus dia baru tahu bahwa selama ini kisah cinta ibunya ada hubungannya dengan keluarga Raven.

"Gue ngerti kok. Lo harus kuat ya!" Ucap Eva sambil mengelus pundak Raven.

"Dan satu lagi, Lo jangan heran kalo Brave gak suka sama Lo dan benci sama Lo. Dia sebenarnya iri sama Jonathan karena dia bisa memiliki anak sama Jessica dan anaknya itu adalah Lo."

Eva tersenyum tipis. "Terus Lo bisa kaya gini kenapa?" Tanya Eva.

"Ini gara-gara Brave."

"Kenapa lagi sama dia Ven?"

"Tadi gue pulang kerumah karena permintaan brave.Lo tau sendiri kalo Angeline itu di suruh nikah sama gue kan? Tapi gue gak mau nikah sama dia. Waktu di ruangan itu dia maksa gue buat nikah sama Angeline dan gue tetep gak mau. Terus dia ngancem gue dengan cara bawa cinta pertama gue yang gak pernah gue lupain dan gue masih cinta sama dia. Dia adalah Lussi, gue kira Lussi udah meninggal gara-gara kecelakaan pesawat waktu itu tapi padahal dia masih hidup dan dia gak ada di pesawat itu, dia sengaja di sembunyikan oleh Brave dengan tujuan agar gue nikah sama anak dari teman Brave sekaligus teman bisnisnya. Gue tetep gak mau dan gak nurut sama dia. Dan apa yang terjadi sekarang? Dia jadiin Lussi buat bahan ancaman. Gue gak bisa liat Lussi dengan keadaan yang tidak lazim." Air mata Raven sudah tidak bisa di bendung lagi. Ia menangis sesenggukan saat nama Lussi di sebutkan.

"Jadi foto yang ada di kamar itu adalah foto Lussi?" Tanya Eva.

"Iya. Itu Lussi, sekilas dia mirip sama Lo. Tapi gue sadar kalo Lo dan Lussi itu beda."

Eva tersenyum berusaha untuk tidak mengeluarkan rasa kecewanya. Hatinya sakit saat Raven menceritakan tentang kekasihnya, Lussi.

"Lo harus tetap tegar ya Ven! Gue support lu buat kembaliin Lussi ke pelukan Lo." Ucap Eva
"Gue obatin luka Lo dulu ya?" Lanjutnya lalu mengambil kotak obat di lemari.

"Kalo kaya gini terus Lo gak bakal bisa dapetin dia Ven." Ucap Eva sambil mengoleskan krim obat pada memar Raven.

"Lo gak tau isi hati gue Ven. Gue tau, gue siapa sih? Cuma orang yang pengen ngambil aset-aset perusahaan milik bokap dengan cara jadi pembantu kaya gini. Andai aja Lo tau gimana hati gue saat Lo bilang kalo Lo masih sayang sama yang namanya Lussi itu." Batin Eva.

"Pelan-pelan! Ini sakit." Rintih Raven.

"Lebih sakit hati gue ketimbang ini. Memar kaya gitu sakitnya masih bisa di tahan. Lo bayangin sakitnya hati gue yang hancur seketika." Batin Eva lagi.

"Udah beres kok. Gue ke kamar duluan ya." Ucap Eva

"Semangat dong senyum kek!" Ucap Eva berusaha menghibur Raven. Terlihat Raven Tersenyum dan bangkit dari duduk nya.

"Udahlah sekarang Lo tidur dan bangun pagi-pagi kita olahraga bareng! Oke?" Eva mengangkat ibu jadinya dan tersenyum manis.

Raven mengangguk. Lalu Eva pergi ke kamarnya dan begitu pula dengan Raven.























Aku kembali guy

Gimana kangen ga? Ngga ya? Hmmm

Yaudah deh kalian Vote Dan komen dulu ya

Follow dong sekalian hehe..

Yu ah vote nya di banyakin

😘

FALLING IN LOVE AT FIRST KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang