~Twentytwo~

58 9 1
                                    

"Lo mau kemana?" Tanya Eva.

Namun Raven tidak menjawab nya, ia fokus berjalan menuju pintu keluar dari rumah nya.

"Kesambet apaan tuh anak?" Tanya Eva sendiri.

...

Raven tengah melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kini ia menuju rumah besar milik ayahnya itu.

Entah apa yang akan terjadi disana "gue gak akan pernah ikutin apa yang mereka bicarakan."

Sesampainya Raven disana, dia di sambut hangat oleh para pelayan. "Tuan, tuan besar ada di ruang sana, saya ditugaskan untuk mengantar tuan kesana." Ucap salah satu pelayan yang menunjukan satu ruangan yang tak asing lagi baginya, ruang khusus.

"Mau ngapain di ruangan itu?" Batinnya

Pintu terbuka, disana terdapat Brave dan Angeline yang tidak ada jaraknya dan menatap ke arah Raven. Mereka berdua langsung membenarkan posisinya.

"Kau sudah datang? ANAKKU?" ucap Brave.

"Langsung pada intinya saja!" Ujar Raven.

"Baiklah, aku akan langsung mengatakan bahwa kau harus segera menikah dengan Angeline! Tidak ada kata penolakan!" Ujar Brave.

"Kau saja yang menikah dengannya, aku tidak mau!" Tolak Raven dengan nada yang sedikit meninggi.

"Hey Raven! Lo yakin gak mau menikah sama gue? Gue dengar Lo mau bantu Eva buat ambil aset-aset perusahaan ayahnya itu.  menolak buat menikah sama gue, Lo akan rugi." Jelas Angeline.

"Terserah Lo aja. Gue bakal balikin aset-aset itu dengan cara gue sendiri."

"Pelayan!" Teriak Brave.

Pelayan itu menghampiri Brave, dan ia langsung memahami apa yang dikatakan oleh Brave.

"Lihat saja!" Singkatnya

Terlihat pelayan tersebut membawa sebuah lemari besar satu pintu dengan gembok dan rantai yang besar yang menggantung di lemari tersebut.

"Apa ini?" Tanya Raven penasaran.

Pelayan itu membuka gemboknya dan membuka lemari tersebut. Raven sangat kaget dan terkejut dengan apa yang ia lihat di dalam lemari tersebut.

"Apa-apaan ini?" Ucap raven singkat lalu terduduk lemas.

"Bagaimana, Raven?" Tanya Angeline

"Setan Lo semua!" Ucap Raven.

"Raven! Jaga bicaramu itu!" Teriak Brave.

Raven bangkit dan berjalan lemas ke arah lemari tersebut. "Ternyata selama ini gue dibohongin sama kalian semua. Lo jahat Brave, gue benci sama Lo!"

"Lu..Lusi?" Ucap Raven dengan nada yang hampir saja menghilang.

Dalam lemari itu adalah gadis yang berusia 19 tahun dengan pakaian yang sudah lusuh dan tangan yang diikat dengan rantai ke atas.

Raven memegang kedua pipi wanita tersebut. "Gue gak akan biarin Lo kayak gini!"

Brave mendekat kepada raven. "Jadi Raven, jika kau ingin Lusi tetap hidup. Kau harus menikah dengan Angeline!" Brave memasang wajah penuh kemenangan dan menampakkan senyum iblisnya.

FALLING IN LOVE AT FIRST KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang