~Twenty~

81 8 12
                                    

"kita pindah ke rumah gue!" Ucap Raven kepada Eva.

"Maksudnya? Kita bakal ninggalin apartemen ini?" Tanya Eva keheranan.

Raven mengangguk dan menyeruput tehnya.

"Terus apartemen ini mau dikemanain?" Tanya Eva kembali.

"Yauda lah, Lo gak usah banyak tanya! Ikutin aja perintah gue." Raven berlalu ke kamarnya.

Eva mengerucutkan bibirnya.

***

Pagi yang cerah, di sertai dengan senyuman yang tulus. Eva melihat ke arah jendela kamarnya, dan ia sembunyikan senyumannya.

"Baru aja ngerasa nyaman sama tempat ini, udah di tinggal lagi." <sama kaya ane, ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya 😖>

Eva menoleh ke arah pintu, Raven masuk sambil membawa koper yang berukuran besar.

"Masukin semua barang-barang Lo di sini!" Raven memberikan sebuah koper yang sangat besar.

"Gue punya koper sendiri."

"Udah gue bilang kamarin malam. Patuhi semua perkataan gue!" Raven menutup pintu kamar dengan kasar.

"Mentang-mentang gue jadi babu, Lo nyuruh sesuka hati Lo. Masih mending gue di bayar, lah ini di bayar aja kagak." Ucap Eva kesal.

"Woy cepet! gue nunggu di luar." Ucap Raven sambil menggedor pintu kamar.

"Iya sebentar." Teriak Eva.
"Lo pikir gue jin apa? Bisa masukin barang sekaligus dengan cepat. Dasar manusia yang terkutuk." Umpatnya.

...

Raven Dan Eva telah sampai di kediaman Raven. Eva takjub dengan suasana di sana.

"Mungkin di sini agak kurang nyaman, tapi Lo nyaman-nyamanin aja! Maaf kalo rumah gue jelek dan kecil." Lalu Raven memasuki rumah nya.

"What? Lo bilang ini kecil? Emang rabun itu anak. Ini rumah udah kaya istana masih Lo bilang kecil?" Eva menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang di katakan Raven, lalu ia memasuki rumah itu.

Eva langsung duduk di sofa yang sangat empuk dan nyaman. Dia berbaring di sofa itu ia hampir tertidur oleh kenyamanan sofa.

"Enak ya tidur? Kerja sana! Bersihin kolam yang ada di belakang!" Raven membentakan suaranya yang berhasil membuat Eva kaget dan terbangun.

"Gu gue gak tidur, Lo aja yang nuduh." Ucap Eva dan berlalu ke taman belakang.

...

Eva tengah membersihkan kolam. Ia sesekali bernyanyi dan bersiul ria.

"Sayang banget kolam ini. Padahal kalo di urus pasti bagus." Ucapnya.

Eva berjalan mengitari pinggir kolam dan mengambil dedaunan yang terjatuh dengan menggunakan alatnya.

"Aaaaaaaa..."

Byuuurrr

Eva terpeleset dan terjatuh ke kolam yang sangat dalam itu. Mungkin kedalamannya mencapai 2 meter dan tubuhnya tak sebanding dengan itu.

"Tolong... Gue gak bisa berenang.." Eva berteriak berharap ada yang menolongnya.

"Raveeenn... Tolongin gue aa.."
"Tolong" Eva sudah merasa lemas, badannya tidak bisa untuk berusaha mengapung di air.

"Raven tolong gue..." Suara Eva mulai mengecil.

Raven sedang menonton TV, ia mendengar ada suara meminta pertolongannya. Awalnya ia tidak yakin, dia dengar-dengar suara itu untuk meyakinkannya.

"Eva?" Lalu Raven berlari menuju taman belakang.

"Evaaa?" Teriak Raven kaget melihat Eva terlemaskan di air.

"Bertahan Ev!"

Byuuurrr

Raven meloncat ke dalam kolam untuk menyelamatkan Eva.

"Ini gimana caranya buat berenang? Gue aja gak bisa berenang. Aduh gimana ini?" Raven berusaha untuk menghampiri Eva dengan gayanya yang bisa dibilang unik. Tidak ada gerakan berenang, ia sama sekali tidak bisa berenang, tapi dengan tubuhnya yang tinggi, ia bisa mengkondisikan itu.

"Ev bangun!" Raven berhasil meraih tubuh Eva yang terkulai lemas, ia membawanya ke tepi kolam dan ia langsung pingsan tak sadarkan diri.

"Ev bangun! Sadar Va!" Raven menepuk-nepuk pipi Eva.

Eva tak kunjung bangun, Raven Mulai panik akan hal itu.

"Gue harus gimanaaa?" Ucap Raven kesal dan gereget ia menjambak rambutnya sendiri.

Raven berfikir apa yang harus ia lakukan. Seketika lewatlah sebuah ide.

"Ini satu-satunya cara." Ucap Raven

Raven berniat memberikan nafas buatan untuk Eva. Lalu ia mendekatkan wajahnya dan menutup matanya.

1..2..cup bibir Raven menempel dengan bibir milik Eva, ia mulai memasukan udara dari mulutnya ke dalam mulut Eva.

Bluuss

Eva menyemburkan air yang sempat masuk kedalam dirinya kepada wajah Raven.

"Anjir.. gue kena imbasnya." Ucap Raven dan menjauhkan mukanya.

"Uhuk..uhuuk.." Eva terbatuk dan ia mulai tersadar dan seketika ia menatap Raven.

"Huaaa gue gak bisa berenang tolongin gue..hikss." Eva merengek.

"Lo udah sadar apa belum sih? Lo udah di darat mana mungkin di darat Lo berenang." Ucap raven dengan kesalnya.

Eva melihat ke sekelilingnya. "Siapa yang nyelametin gue? Ya ampun siapa tau pangeran yang nyelametin gue." Ucapnya

"Sadar woy." Raven mendorong kepala Eva pelan. "Liat nih gue basah kuyup gini, Lo gak liat? Ini tuh perjuangan gue nyelametin Lo. Bilang makasih kek." Lalu raven pergi meninggalkan Eva sendiri.


























Vote dan komennya ya!

:);)

FALLING IN LOVE AT FIRST KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang