~TwentyOne~

64 7 4
                                    

Raven tengah berganti pakaian akibat kejadian tadi. "Apa bisa gue bersikap kaya gini terus?" Lirihnya. Lalu Raven keluar dari kamarnya.

"Euh,, huufttt. Eh kaki! Bisa gak sih Lo panjang dikit? Bantuin gue buat ambil itu garam di atas!" Ucap Eva yang kesusahan meraih garam di atas lemari.

"Emang udah nasib nya buat Lo pendek." Celetuk Raven.

"Hey." Ucap Eva dan mengangkat satu tangannya.

Raven menghampiri Eva dan mendekat padanya.
Raven menganggukkan kepalanya satu kali. "Apa?" Ucap raven sambil menatap matanya.

Eva mengedipkan beberapa kali matanya. "Eeh,, mmh,, l,, Lo..."  Gelagapan Eva.

Raven membuka pintu lemari dan mengambil sebuah toples yang berisi garam itu. "Nih,, kurang baik apa sih gue? Haha.." Raven pergi berjalan ke arah kamarnya.

"Huufttt.. hampir aja gue jantungan." Ucap Eva sambil mengelus-elus dadanya.

Eva berjalan ke arah ruang tamu dan shiit. "Enak ya? Deket-deket sama cowok orang?" Ucap Angeline.

"Maaf mbak. Emang cowoknya udah nganggap mba sebagai ceweknya? Gak usah ke-gr-an deh mbak nya." Jawab Eva meledeknya. "Dari mana dia tau kita udah pindah rumah?" Batinnya.

"Berani ya Lo?iihhh..."  "Angeline!" Ucap raven yang menghentikan tingkah Angeline yang hampir saja menampar Eva.

"Raven! Lo masih ingat kan sama perjanjian Lo, gue dan om Brave? Gue harap Lo gak lupa!" Ucap Angel penuh emosi.

"Aduuhh gue gak ngerti ya kalian ngomongin apaan?" Eva mengkerut kan kedua alis nya dan pergi ke dapur.

"Raven." Angeline memeluk raven erat. "Lepasin!" Perintah Raven, tapi Angeline malah menggelengkan kepalanya.

"Lo tau kan? Gue sayang banget sama Lo, gue cinta sama Lo Ven.'' ucap Angeline lalu wanita itu mengecup singkat bibir Raven. Sontak Raven terkejut akan hal itu. "Lo apaan sih gel?" Sentak Raven.

"Lo ga usah munafik Ven!" Lalu Angeline mencium bibir Raven lama, sesekali ia menghisapnya. Tak ada balasan apapun dari Raven.

"Gue udah siapin maka...." Perkataan Eva terpotong karena melihat pemandangan yang tak mengasikkan baginya. Seketika Angeline melepaskan tautannya. "Oh maaf, gue gak tau." Eva membalikkan badannya dan menaruh makanan yang sebelumnya ia bawa.

Raven Dan juga Angeline menoleh ke arah Eva. "Lo ga usah minta maaf." Ucap Angeline dengan senyum liciknya.

"Gue bilang lepasin Angel!" Raven sedikit mendorong Angel.

"Raven. Gue udah siapin makanannya, Lo tinggal makan aja." Eva masuk kedalam kamarnya dengan tergesa-gesa.

"Bisa gak sih Lo? Gak usah berperilaku kaya gitu lagi? Lo pikir gue suka? GAK SAMA SEKALI!" Raven Mulai emosi dengan tingkah Angeline saat ini.

"Mau sampai kapan sih Ven lo kaya gini terus? Lo gak usah munafik! Lo cinta kan sama gue? Lo sayang sama gue? Gue yakin itu Ven."

"DIAM! Gue sama sekali gak ada rasa sama Lo! Lo bisa pergi sekarang. Pergi dari sini dan.. hapus rasa cinta lo sama gue! Karena gue gak suka sama Lo, dan Lo terus berharap sama gue. Jujur gue gak mau nyakitin hati Lo gel. Gue mohon, hapus rasa cinta lo buat gue! Cari laki-laki lain yang lebih baik dari gue!"

Angeline tertunduk dan menitikkan air matanya. Lalu raven memeluknya agar dia bisa lebih tenang.

"Gue gak ada perasaan lebih buat Lo gel. Gue mohon jangan nyakitin hati Lo dengan cara kaya gini."

"Tapi ven, mana ada laki-laki yang mau nikah sama gue."

Raven melepaskan pelukannya. "Kenapa gak bisa? Lo itu cantik. Pasti banyak cowok yang mau sama Lo." Yakin Raven

Angeline menggelengkan kepalanya. "Gak akan ada ven, gue yakin."

"Apa yang buat Lo gak yakin gel? Lo pasti bisa dapetin cowok yang pantes buat Lo. Kecuali Lo gak perawan dan Lo hamil dan itu semua pasti gak akan mungkin buat Lo dapetin laki-laki idaman Lo."

"Yak! Lo bener ven. Yang buat gue yakin bahwa gue gak akan bisa nemuin laki-laki buat bisa nikahin gue karena Lo bener. Lo pasti gak akan percaya dengan ucapan gue nanti."

Raven memasang muka keheranan. Ia tidak mengerti dengan apa uang berusaha Angeline ucapkan.

Terlihat anggun di luar, tapi ia bahkan melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan.

"Lo gak usah ngomong yang berbelit-belit gitu! Apa tujuan Lo kesini? Gue gak ada waktu buat layanin Lo." Ucap Raven.

"Terserah Lo! Gue kesini buat ngingetin bahwa perjanjian kita belum selesai, dan malam ini gue tunggu Lo di rumah Om Brave, ayah Lo." Ucap Angeline lalu keluar dari rumah Raven.

"Murahan!" Desis Raven.








































Waaaawww gaes ini kenapa lagi gaes author gak tau lagi gaes, udah lah gaes yang penting kalian vote dan komen yau. Jangan lupa gaes. Terus ikutin cerita Raveva ya gaes.. muaacchh author sayang kaliaaaaaann❤️💖💗💟💞😘😘

Love more 😉😘😘💗💟

FALLING IN LOVE AT FIRST KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang