~Seventeen~

85 9 0
                                    

Hi guys🤗
Maaf ya udah lama gak update dan sekarang baru bisa update lagi😅
Soalnya kemarin-kemarin itu lagi banyak tugas dan ada sedikit masalah juga, hehe. Ok guys langsung aja ya.

Happy Reading;)

Suara helaan nafas terdengar jelas. Eva, gadis itu sedang menunggu Raven yang sedang mengerjakan ujian susulan di kampus.

"Raven kapan selesainya? Lama banget. Huft." Kesal Eva.

Dia sedang berada di koridor sekolah, dengan setianya menunggu Raven yang sudah di minta untuk menunggunya.

Sesekali Eva melirik dan menoleh ke arah sebelah kanan dan kirin. Dia sangat bosan menunggu sendiri di koridor kampus.

"Ayok pulang!" Ucap Raven yang tiba-tiba datang.

Eva yang menghadap sebaliknya dari hadapan Raven, langsung terdongkak kaget.

"Raven! Bisa gak, gak ngagetin gue sekaliiiii aja?" Ucap Eva kesal.

"Apa sih lu? Lebay. Ayok pulang!" Ucap Raven dan berjalan ke arah depan menuju parkiran.

Tidak berpikir lama, Eva mengikuti langkah Raven dari belakang.

"Bawain tas gue!" Perintah Raven dan langsung melemparkan tas nya ke arah Eva.

Dengan cepat Eva menangkap tas Raven itu.

"Cepet naik!" Perintah Raven kembali.

Lalu Eva menaiki motor sport milik Raven itu.

Raven langsung melajukan motornya setelah Eva benar-benar sudah naik motornya itu.

"Ven! Lo bisa gak bawa motornya pelan aja? Gak usah ngebut gini. Gue takut." Teriak Eva di motor. Meskipun sudah berteriak, tetap saja suara Eva terdengar pelan.

"Lu ngomong apaan?" Tanya Raven.

"Gue takut di bawa ngebut sama Lo!"

Raven memberhentikan motornya di sisi jalan.

"Lo ngomong apaan sih? Gue gak denger."

Dengan nafas yang tidak beraturan, Eva berusaha menenangkan diri.

"Ven. Sumpah gue takut banget."

"Ya! Lo kenapa? Takut sama apa?"

"Gue takut kalo Lo ngebut kaya tadi. Gue takut Ven."

Raven menatap Eva sebentar. Lalu mengeluarkan nafas panjang.

"Tas gue." Pinta Raven mengambil tas nya dan mengulurkan tangannya.

Lalu Eva memberikan tas milik Raven itu.
Raven menggendong tasnya di depan perutnya, bukan di punggungnya.

"Cepet naik" ucap Raven setelah menaiki motor.

Lalu Eva menaiki motor Raven.

"Lo peluk gue aja! Biar Lo gak takut." Ucap Raven.

Dengan ragu, Eva memeluk Raven dengan canggung.

"Udah peluk aja." Ucap Raven sambil mengambil tangan Eva dan melingkarkannya di perutnya.

Ada perasaan senang dan canggung di dalam diri Eva. Di satu sisi dia bahagia, dan sisi lain dia merasa canggung. Sesekali dia tersenyum bahagia.

Lalu Raven melajukan kembali motornya.


Di tengah perjalanan, terasa butiran air menetes di tangan Eva. Butiran tersebut berasal dari atas langit. Itu artinya hujan akan turun sebentar lagi.

Eva menepuk pundak Raven.

"Ven! Sebentar lagi turun hujan."

Sebar saja, setelah Eva mengatakan hal itu, hujan turun dengan sangat deras.

Raven yang m nyadari akan hal itu, langsung memberhentikan motornya di tepi jalan yang teduh.

Lalu Raven membuka helm nya.

"Kita nunggu hujan reda dulu."ucap Raven

"Pegangin!" Lanjutnya dan memberikan helm kepada Eva.

Raven membuka jaket yang ia kenakan. Lalu ia pakaian ke tubuh Eva. "Lo pake jaket gue!biar Lo gak kedinginan. Gak boleh di lepas!" Ucap Raven yang mendekatkan wajahnya ke wajah Eva.

Eva mengedipkan kedua matanya. Ia merasa sangat senang, pipi nya memerah seperti kepiting rebus.

....

Sudah menunggu lama, namun hujan belum juga reda. Jam menunjukan pukul 19:56, mereka berdua masih setia menunggu hujan reda.

"Ven. Gue laper." Ucap Eva sambil memegangi perutnya.

Raven menghela nafas panjang, lalu dia melihat hujannya sudah tidak terlalu deras dari sebelumnya.

"Lo laper? Tunggu di sini! Gue cari makanan buat Lo." Raven tersenyum kepada Eva setelah perkataannya.

"Tapi Ven. Hujan-hujan begini jarang ada yang jualan makanan." Ucap Eva.

"Tenang aja Ev. Gue tau kok yang jualan makanan di daerah sini. Lo tunggu di sini aja!" Raven pergi meninggalkan Eva dengan sedikit berlari karena hujan.

Eva khawatir jika Raven akan jatuh sakit. Karena biasanya ketika Eva terkena air hujan dia akan langsung jatuh sakit. Hal itu Eva takutkan pada Raven, dia takut jika Raven akan sakit.

Di malam yang hujan ini, jalanan menjadi agak sepi, Eva menengok ke kiri dan kanannya. Dia merasa takut sendirian, apalagi di pinggir jalanan seperti ini.

Sesekali Eva menelan Saliva nya. "Raven. Lo dimana? Lama banget sih?" Lirih Eva.

Tidak lama kemudian, Raven datang dengan membawa makanan sejenis 2 roti isi dengan 2 cup kopi susu hangat.

"Gue bawa makanan buat Lo." Ucap Raven tergesa-gesa dan langsung memberikan itu kepada Eva.

"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Eva.

Raven mengerutkan dahinya. "Gue ga apa-apa." Jawabnya.

Eva merasa tenang lalu mengambil makanan dan minuman yang ada di tangan Raven.

Mereka berdua memakan roti isi yang sudah Raven beli tadi dengan lahap.

...

Hujan reda, Eva dan Raven melanjutkan perjalanan pulang. Raven mengendarai dengan pelan. Karena dia tahu, suhu setelah hujan sangat dingin, dan dia tidak ingin jika Eva merasa kedinginan meskipun sudah memakai jaket, itu masih bisa membuatnya dingin.















































Hai teman-teman. Jangan lupa buat beri vote dan komen nya ya. Supaya cerita ini tetap lanjut.

Terimakasih;)

FALLING IN LOVE AT FIRST KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang