Enam

85 18 4
                                    

Bagaimanapun aku mengelak akan hadir mu, namun tetap saja kamu laki-laki keras kepala yang ingin meluluhkan hati ku. Dasar laki-laki menyebalkan!

-Sanjani Amira

Setelah 3 hari lamanya Sanjani hanya berdiam diri di rumah, akhirnya hari ini Sanjani diperbolehkan ke sekolah dengan catatan tidak boleh terlalu kecapean lagi, itu lah pesan dari bu bos dan pak bos.
Seperti biasa, Sanjani diantar oleh sang ayah menuju ke sekolah. Ayah Sanjani memang tipikal ayah yang berusaha meluangkan waktu nya untuk sang anak-anak disela waktu sibuk nya bekerja karena beliau tidak ingin ketinggalan perkembangan anak-anak nya, walaupun ayah tak secerewet mama tapi tetap saja kasih sayang nya sama dengan sang mama.

"Belajar yang rajin ya sayang tapi jangan terlalu kecapean, ingat jangan makan pedas dan jangan makan sembarangan". Oceh ayah Sanjani

"Iya pah iyaa, Sanjani inget kok. Udah yaa Sanjani masuk dulu. Wassalammu'aliakum pah". Ucap Sanajani tak lupa mencium tangan ayah tercinta nya".

"Wa'alaikum salam". Berlalu meninggalkan Sanjani yang masih berdiri didepan gerbang".

Setelah kepergian ayah nya, Sanjani bergegas masuk ke sekolah. Saat melewati lorong kelas, Sanjani dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundak nya membuat Sanjani berbalik badan dan betapa kaget nya yang menepuk nya adalah Kenan.

"Kenan? Kenapa sih lu main nepuk-nepuk pundak gue". Sewot Sanjani langsung memasang muka cuek nya.

"Lu udah waras?" tanya Kenan dengan nada tak kalah dingin nya.

"Sembarangan. Lu pikir gue gila apa?" Ujar Sanjani sambil menatap mata Kenan dengan tajam.

"Lu kan emang gila. Gue kesepian nih kagak ada lu, kagak ada bahan buat diledek". Senyum jail pun terpancar dari bibir si Kenan.

"Bilang aja lu kangen sama gue. secara gue kan ngangenin". Ucap Sanjani sambil mengibas rambut nya.

"Iyain aja biar seneng. Mumpung gue lagi baik, ke kelas gue temenin yuk". Ajak kenan.

"Ogahh, siapa lu? yang ada nanti jadi bahan gosip". Tolak Sanjani

"Gue ngga nerima penolakan.. Ayoo". Sambil menarik tangan Sanjani.

"Apaan sih narik-narik, lu pikir gue peliharaan lu apa. Gue bisa jalan sendiri Kenan, lepas ah malu diliat orang-orang". Sambil melepas tangan dari genggaman Kenan.

"Diem dehh, lu bukan peliharaan tapi lu calon masa depan gue. Jadi nurut aja lu". Sambil menoel pipi Sanjani saking gemes nya.

Degg, jantung Sanjani langsung berdebar dan aneh nya Sanjani yang sejak tadi bawel sekarang mendadak jadi diam. Mengikuti kemana pun ia dibawa oleh Kenan. Tak sadar Kenan pun tersenyum sangat tipis, ia tak ingin orang lain tahu kalau ia tersenyum. Ia akan menunjukan senyum nya hanya dengan orang-orang yang ia anggap istimewa. Langkah mereka pun hanya diiringi kebisuan dari mereka.
Setelah beberapa menit hanya dihiasi dengan kebisuan. Akhirnya mereka sampai di depan kelas Sanjani, lalu Kenan langsung melepas genggaman tangan nya. Sebelum ia pergi ke kelas nya, ia sempat berhenti dulu di depan kelas Sanjani sambi berkata sesuatu.

"Belajar yang rajin, istirahat gue jemput. Kita ada latihan OSN. Jangan sampai kecepean lagi nanti gue kesepian. Gue ke kelas yaa jangan kangen". Sambil mengusap kepala Sanjani yang masih betah dengan keterdiaman nya. Tak sadar jika Kenan telah berlalu. Setelah semenit kepergian Kenan, Sanjani baru sadar dari keterdiaman nya.

SanjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang