Sembilan

67 13 0
                                    

Dahulu, aku tidak percaya akan cinta pandangan pertama namun kini aku membuktikan sendiri. Aku jatuh cinta dengan sosok laki-laki yang baru ku kenal dan sialnya sejak pertama kali aku melihat mata dia, aku sudah jatuh hati. Secepat ini semesta menumbuhkan rasa di hati untuk ia laki-laki beralis tebal.

-Sanjani Amira

_______

Setelah latihan OSN bersama Kenan yang berakhir dengan Kenan mengungkapkan perasaan kepada Sanjani, kini Sanjani kehilangan fokus untuk belajar. Sanjani selalu memikirkan perkataan Kenan tadi saat di taman belakang, membuat Sanjani senyum-senyum sendiri. Tingkah Sanjani yang berbeda ini membuat Diah menatap heran kearah Sanjani.

"Woy Sanjani, lu kenapa sih dari tadi gue perhatiin senyum-senyum sendiri? Atau jangan-jangan lu Kesambet setan taman belakang?"

"Iya gue kesambet setan taman belakang. Lu tau ngga? itu setan nya ganteng, beralis tebal lagi jadi kan gue makin cinta." Jawab Sanjani tak lupa dengan senyum menjijikan nya itu.

"Lama-lama otak lu stres, heran deh gue. Kurang-kurangin deh baca Wattpad nya daya halu lu makin tinggi. Lagian mana ada setan ganteng sih?" Sewot Bella sambil menatap sinis ke arah Sanjani

"Gue ngga halu beneran deh. Setan nya hanya milik gue seorang. Haduh ngga sabar pengen diajak nikah."

"Terserah lu bego, lama-lama ngeladenin lu jadi gue ikutan stres." Diah langsung mengalihkan tatapan nya menjadi ke arah depan, tanpa memperdulikan lagi Sanjani yang tengah senyum sendiri. Biarlah dia berimajinasi sesuka hati dia, kelamaan jomblo jadi begitu.

Sanjani sendiri sebenarnya sadar apa yang ditanyakan oleh Bella barusan, hanya saja dia tak ingin bercerita dulu kepada teman-teman nya karena menurut dia ini terlalu cepat. Biarlah cerita nya kapan-kapan saja. Sanjani sendiri tidak mengerti kenapa dia bertingkah seperti ini, rasanya ia hampir gila gara-gara Kenan mengatakan seperti itu. Berasa ada kupu-kupu terbang di perut Sanjani. Begini rasanya jatuh cinta lagi.

Setelah 2 jam pelajaran berlalu, bel pulang pun berbunyi dan selama itu pula Sanjani tidak konsen akan apa yang dijelaskan oleh guru didepan. Pikiran ia selalu tertuju oleh Kenan. Ketika sedang membereskan alat tulis tiba-tiba ponsel Sanjani berdering, menandakan ada pesan masuk. Sanjani buru-buru membuka ponsel nya takut ada yang penting. Saat ponsel itu di buka, Sanjani dibuat kaget oleh isi dari pesan itu yang dikirim dari Kenan, orang yang baru menyatakan perasaan nya.

Kenan Faransyah: Pulang bareng gue ya? Ngga menerima penolakan! Gue tunggu di parkiran.

Begitulah isi dari pesan Kenan yang membuat Sanjani kaget, pasal nya kekagetan Sanjani belum hilang gara-gara Kenan menyatakan perasaan nya. Sekarang, manusia ngga jelas itu justru mengajak ia pulang bareng. Tak mau ambil pusing, Sanjani bergegas pergi dari kelas nya untuk menuju gerbang. Sanjani masih malu untuk bertemu Kenan alhasil, ia sengaja tidak mendatangi parkiran.

Saat Sanjani tengah berjalan sambil menundukkan wajah nya, tiba-tiba ada suara yang sangat familiar di telinga nya, siapa lagi kalau bukan Kenan.

"Mau kemana lu? Mau kabur? Gue udah bilang kita pulang bareng." Suara yang berat dan Tatapan tajam Kenan berhasil membuat nyali Sanjani menciut.

"Anu ken, gue mau pulang.. Ehmm gue ngga bisa pulang bareng lu, gue pengen naik angkot." Jawab Sanjani takut, ia tak berani menatap ke arah mata Kenan yang sedang mengintimidasi nya.

SanjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang