Dua Belas

42 1 0
                                    

Hal yang membuat ku bahagia adalah bukan seberapa istimewanya kamu memperlakukan ku, tapi seberapa ingin nya kamu menghabiskan waktu berdua dengan ku. Karena aku yakin, aku sudah istimewa jika kamu mau menghabiskan waktu mu dengan ku.

Kenan Faransyah

_______

Hari berganti dengan cepat, tibalah waktunya hari dimana OSN akan dilaksanakan. Hubungan Kenan dan Sanjani pun semakin dekat, satu sekolah sudah tahu mengenai hubungan dua sejoli ini yang mendadak menjadi couple goals di sekolah. Bukan hanya para siswa yang mengetahui hubungan Sanjani dan Kenan, bahkan para guru pun sudah tahu. Sanjani yang hangat, Kenan yang dingin menjadikan hubungan mereka menjadi sorotan. Sejauh ini, belum terlihat orang yang ingin menghancurkan kebahgiaan mereka.

Sanjani dan Kenan tengah berkumpul di lapangan beserta dengan para peserta lainnya dari berbagai macam bidang OSN. Mereka berkumpul  untuk mendengarkan arahan dari kepala sekolah lalu dilanjut dengan berdoa bersama agar diberi kelancaran dalam OSN ini. Setelah semua itu selesai, para peserta diarahkan menuju bus yang akan ditumpangi para peserta untuk menuju ke lokasi olimpiade. Kini Sanjani telah masuk ke bus dan mencari tempat duduk yang kosomg, setelah melihat kursi yang kosong di pinggir jendela, Sanjani segera duduk disana. Kursi sebelah Sanjani masih kosong, karena belum semuanya para peserta masuk ke dalam bus mungkin masih ada yang ke toilet atau pun ada keperluan lain. Sambil menunggu keberangkatan, Sanjani membuka Hp nya, banyak sekali notifikasi masuk yang meberikan semangat dan doa untuk Sanjani. Sanjani tersenyum dan merasa terharu, ia bersyukur banyak yang menyayangi entah kebaikan apa yang pernah Sanjani perbuat hingga dikelilingi orang-orang baik. Saat Sanjani tengah membalas pesan dari teman-teman nya, Sanjani mendengar kegaduhan dan sepertinya Sanjani mengenali suaranya. Benar saja, itu suara Kenan.

"Ini kursi VVIP khusus gue, lu mending pindah ke kursi lain." usir Kenan ke cowo yang ingin duduk di sebelah Sanjani, untung saja Kenan tidak telat. Telat sedikit saja bisa gawat.

"Gue dulu yang rebut ini kursi, lu aja sono yang nyari kursi lain". Tolak lelaki itu dengan kekeh nya.

"Pergi atau gue tonjok disini!" Ancam Kenan dengan sadis nya.

Akhirnya lelaki itu mengalah, lalu pergi mencari kursi lain. Ia tak ingin membuat kegaduhan lebih panjang.

Sanjani yang melihat itu melongo tak percaya melihat ke arah Kenan, bisa-bisa nya Kenan mengancam seperti itu hanya karena ingin duduk disamping nya.

"Udah woy, tutup tuh mulut ntar ada lalat masuk". Dengus Kenan yang melihat Sanjani segitunya.

"Gilaa, sadis amat ancaman kamu. Dasar posesif". Kekeh Sanjani.

"Bodo amat, aku ngga rela kalau ada yang duduk di samping kamu yang harusnya di isi oleh aku. Lagian kamu tadi dicariin tau nya udah masuk ke bus duluan."

Sanjani terkekeh melihat wajah Kenan yang menggemaskan berpura pura kesel. Saking gemes nya Sanjani ingin mencubit pipi Kenan.

"Iya maaf yaa, tadi kamu juga kan di panggil pak Suryono dulu yaudah aku ke bus dulu bareng peserta lain. Udah jangan ngambek yaa. Udah mau berangkat nih". Tak lupa dengan senyum manis berlesung pipi yang Sanjani punyai.

"Jangan senyum aja, ntar aku diabetes senyum kamu manis"

"Apaan sih kamu, udah ah mau belajar". Ujar Sanjani mengalihkan perhatian ke materi.

SanjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang