0%

2.6K 89 14
                                    

Diam diantara kesunyian gelap malam.
Penuh pertanyaan tersimpan bisu dalam kenangan.
Dirinya ada, namun tak terlihat.
Bisa dikatakan bahwa dia makhluk yang paling di takuti manusia.
Sebut saja.
Arwah.
__________

Ingha Jyoti Veronica, sebut saja Ingha. Gadis remaja dengan tubuh kurus, rambut keriting, hidung mancung, dan mata yang lebar. Ingha termasuk gadis yang cukup mampu untuk bertahan hidup sendiri, dia mampu untuk bekerja setelah pulang sekolah dan hidup dengan penuh rasa takut. Ibunya hanya seorang tukang jahit dan ayahnya yang sudah tidak bisa ia temui lagi. Terkadang Ingha lebih memilih untuk memakai uang hasilnya sendiri dari pada menyusahkan ibunya.

Tetapi ibunya meminta Ingha untuk selesai bekerja karena ibunya bisa membiayai dirinya. Dengan berat hati, Ingha terpaksa berhenti.

Ingha bersekolah di SMA 1 Harapan Bangsa, dia memiliki kemampuan lebih dari manusia biasanya. Dia bisa melihat arwah. Hal itulah yang membuat dia takut akan setiap harinya, membuatnya tidak nyaman dan kadang memiliki kemauan untuk mengakhiri hidupnya.

Ingha termasuk dalam kategori siswi pintar. Namun, dibalik itu Ingha tidak terlalu suka bergaul. Lebih memilih tempat sunyi dan sepi, kesalahan dulu memang sudah tidak bisa di perbaiki, dia hanya bisa menyesali semuanya. Di akhir terkadang, manusia yang sudah mati itu tidak sepenuhnya mati bukan?

"Dia masih ada." []

***

Ruang kelas XI IPS-2 di SMA 1 Harapan Bangsa pagi itu tampak riuh. Semua murid begitu senang ketika guru bernama Iwan tidak bisa mengajar karena sakit, katanya sih Pak Iwan hanya demam.

Seperti biasa bila jam pelajaran kosong, murid-murid sibuk sendiri-sendiri. Ada yang mengobrol atau ngegosip. Ada yang ledek-ledekan satu sama lain. Ada yang juga saking pandainya mereka memanfaatkan waktunya untuk belajar, malah tampak lebih banyak anak hanya diam saja.

"Lo tau ga sih Ingha? Itu loh." Ucap seorang siswi dengan name tag Gita Dewi Anindya, panggil saja dia Gita. Dia sedikit kurus, rambut sedikit keriting dengan tambahan poni datar.

Tak hanya dia, Gita juga memiliki beberapa teman. Eva Awahita Aileen dan Aurelia Adeline Vilona. Sebenarnya ada satu lagi, namun dia tidak sekelas dengan Gita. Natasha Pasha Yuvina, Pasha berada di kelas XI IPA-1.

"Woi, lo denger gue kaga si rel?" Ucap Gita sambil mengguncang-guncangkan bahu Aurel. Yang ini namanya Aurel, memiliki mata yang sipit, berkaca mata dengan rambut lurus terurai, badan Aurel termasuk badan sempurna, sebut saja langsing.

Aurel yang sedang fokus membaca buku berbicara tanpa menatap Gita sedikitpun, "Kenapa sama Inga? Eh? Ing-ha? Ngha? Gimana si cara bacanya? Ribet."

"Ingha woe! Bacanya Ingha, kayaknya lo harus balik tk dulu buat belajar baca deh." Seru Eva yang tiba-tiba datang sambil membawa roti seharga seribuan.

Eva, gadis dengan badan biasa-biasa saja, rambut sedikit berantakan, dan bisa dibilang gadis tomboy. Kemana-mana pasti membawa roti seribuan yang tidak berguna, namun mengenyangkan. Eva juga penggemar berat animasi Boboiboy, dan menyukai karakter Gopal. Alasannya katanya karena dia ya suka aja.

"Ya ya sialan ke kantin ga ngajak."

Eva yang baru saja datang langsung duduk di sebelah Aurel dan memegang bahu kanannya, "Rel, lo tau ga kenapa kucing hidup bisa lebih cepet lari daripada kucing mati?"

Aurel sedikit jengkel, "Bacot sialan, ngomong sama Gita aja tuh sana! Kasian prihatin gue sama dia." Aurel langsung menunjuk ke arah Gita yang sedang diam memperhatikan Ingha.

ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang