Alone

747 69 0
                                    

Aku pun terdiam di tempat itu selama beberapa jam. Aku lemas dan takut. Aku tak tahu siapa yang bisa melindungiku lagi saat ini. Aku seperti kehilangan seseorang yang spesial bagiku. Aku bahkan belum banyak berbincang dengannya bahkan namanya saja aku tak tahu.

Setelah kakiku kuat mengangkat beban tubuhku, aku pun berlari pulang untuk menuju rumah pria itu. Paling tidak rumah itu dapat melindungi tubuh lemah dan penakutku, walaupun akan sangat berbeda tanpanya.

Namun, sepertinya aku tersesat. Sudah beberapa jam aku berjalan, namun tak kunjung sampai di rumah itu. Ingin ku menangis tapi kupikir itu tak dapat menyelesaikan masalah. Hari semakin gelap, aku semakin lelah dan tentu saja takut.

Penglihatanku semakin kabur karena cahaya yang semakin minim. Namun, aku dapat dengan jelas melihat sosok yang menyerudukku tadi pagi, sedang berada tepat dihadapanku. Ibu kuda.

Tak kuat berlari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak kuat berlari. Akupun perlahan berjalan mundur. Namun, seiring dengan aku mundur, kuda itu ikut maju.

Bukk
Sial. Aku tersandung.

Kulihat kuda itu segera berlari kearahku. Menyeramkan seperti film horror yang kutonton biasanya. Aku menunduk pasrah jika memang itu takdirku, aku akan menerimanya.

"Kau tak apa?"

Hah. Aku tak salah dengar. Bukankah hanya aku satu-satunya yang bisa berbicara disini. Tapi aku mendengar suara seorang wanita.

Aku pun mengadahkan kepalaku ke atas. Dengan air mata yang sudah menempel jelas di pipiku. Aku menangis tadi.

"Kau tak apa nona?"

Aku masih diam terpana, tak tahu harus menjawab apa. Otakku bertanya-tanya dengan ragaku yang ketakutan.

"Apa kau bisa bicara?" Ucapku memberanikan diri.

"Maafkan aku tadi pagi, karena menyerudukmu dan membuatmu terluka. Aku pikir kau sedang mengganggu anakku dan maaf telah membuatmu takut."

Bulu halus di tanganku seketika berdiri. Aku merinding, mendengar seekor kuda berbicara padaku. Apa aku sudah gila.

"Hei" ucapnya sembari menendang kakiku menggunakan kakinya. Kuda kurang ajar.

"Aku tak gila bukan? Kau berbicara." Ucapku

"Tentu saja tidak, aku juga tidak tau kenapa bisa berbicara setelah bertemu dengan pria yang melindungi mu tadi."

"Hah? Jadi kau bisa berbicara karena dia?"

"Aku juga tidak tahu. Kau sedang apa di tengah hutan di hari gelap seperti ini? Dan dimana pria itu?"

"Aku tersesat dan pria itu diculik oleh sekelompok orang aneh."

"Naiklah, aku akan mengantarmu pulang kerumah itu."

Setelah cukup berpikir, aku pun menaiki kuda itu dan benar saja ia mengingat jalan ke rumah itu.

Kami telah sampai di depan rumah itu. Benar-benar terlihat sepi walaupun cukup terang karena batuan keemasan bangunan rumah itu mengeluarkan cahaya pada malam hari.

Tiba-tiba aku teringat perkataan pria itu bahwa akan ada banyak orang jika berjalan ke arah timur.

"Apa kau tau jalan menuju permukiman?" Tanyaku.

"Hah? Apa itu permukiman?"

"Tempat yang banyak orangnya."

"Ahh.. aku pernah mendengar bahwa jika kearah timur kau akan menemukan banyak orang dan itu berbahaya bagi kami."

"Ahh begitu.."

"Ada apa? Kau ingin kesana?"

"Ia, esok aku akan coba kesana."

"Baiklah, aku akan mengantarmu."

"Tak usah, bukankah itu berbahaya untukmu."

"Tak apa, anggap ucapan maafku padamu karena membuatmu terluka."

"Baiklah. Terima kasih."

---------

Pagi pun telah tiba. Kulihat kuda itu telah siap untuk mengantarku.

"Naiklah" ucapnya sembari menggerakkan ekornya.

"Baiklah."

Perjalanan yang cukup panjang kami tempuh untuk bisa sampai ke permukiman. Sekitar 7 jam lamanya. Mungkin jika berjalan kaki akan sampai malam hari atau mungkin esoknya.

Kami pun telah sampai di pinggiran hutan. Aku dapat dengan jelas melihat perumahan dari tempatku berdiri.

"Aku akan pergi. Maaf tak bisa menemanimu sampai disana."

"Tak apa. Terimakasih." Ucapku sembari menepuk kepalanya. Atau mungkin dahinya. Entahlah.

Aku pun berjalan menuju perumahan itu. Semua orang menoleh melihat kearahku. Aku benar-benar tak nyaman. Tiba-tiba Seorang pria yang lebih muda menarik lenganku dan membawaku kerumahnya.

Siapa dia. Berani sekali menarik lenganku.

~To Be Continue~

The Difference Beetwen UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang