Langkahku terhenti, aku melihat sebuah kontes, kontes bermain musik.
Aku hanya baca sekilas tulisan itu. Yang mataku tangkap saat itu ialah 10.000 koin emas dan tempat tinggal juga makan ditanggung. Hanya itu yang masuk kedalam pikiranku saat itu.
Aku tak mungkin kan tinggal dengan seseorang yang baru ku kenal apalagi ia adalah seorang pria.
Tanpa pikir panjang aku masuk ke dalam tenda tempat kontes itu berlangsung.
Aku terkejut melihat beratus-ratus kontestan yang sedang mengantri. Jiwaku menciut seketika.
Tiba-tiba tanganku digenggam oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan si tiang.
"Kau ini, aku mencarimu kemana-mana." Ucapnya dengan nada sedikit marah.
"Maaf, aku ingin melihat kontes ini." Ucapku bersalah. Namun, jika dipikirkan lagi itu bukan sepenuhnya kesalahanku.
"Kau juga, jalan deluan. Salah siapa!?" Ucapku marah.
Cup
Ia menempelkan sebuah permen ke mulutku."Stttt~~ kita nonton saja." Ucapnya sembari menunjuk platform tempat kontestan tampil.
Rasanya ingin ku pukul kepalanya, namun mataku langsung terpaku pada kontestan yang sedang tampil saat itu. Ia memainkan piano dengan sangat indah. Namun anehnya aku dapat dengan jelas melihat cahaya keluar dari alat musiknya. W.O.W.
"Kau ingin ikut?" Ucapnya.
"Tidak."
"Sepertinya tadi kau ingin ikut. Tak apa jika kau ingin mencoba."
"Ahh lupakanlah.. mana mungkin aku bisa mengalahkan yang sehebat itu."
"Kau tak akan pernah tau, jika tak mencobanya." Ucapnya.
--------------
"Kau tinggal dimana?" Ucapnya.
Tak mungkin aku bilang aku tinggal di korea ataupun di penginapan alhambra. Ia pasti tak akan tahu tempat itu.
"Di hutan pinus." Ucapku setelah mengingat rumah pria itu.
"Ahh.. begitu.." ucapnya.
Dari jawabannya, aku rasa sepertinya ia tahu rumah itu.
"Kau tahu rumah itu?" Tanyaku.
Ia hanya menggelengkan kepala. Lalu menyuruhku untuk tidur di rumahnya saja.
Aku rasa ia menghindari pertanyaanku, tapi yasudahlah aku tak ingin membuatnya tidak nyaman lagipula hari sudah gelap dan saatnya untuk bersiap tidur.
"Kau tidur dimana?" Tanyaku saat sampai di rumahnya. Karena aku hanya melihat ada satu tempat tidur di rumah itu.
"Kau tidur saja di atas, aku akan tidur dibawah." Ucapnya.
Aku pun merasa tak nyaman. Namun, aku juga tak mungkin menyuruhnya tidur diatas bersamaku. Aku masih punya harga diri.
------------
Cahaya tipis memasuki ruangan itu, aku pun membuka mataku karena kurasa hari sudah pagi.
Namun, aku terkejut melihat pria itu sudah berada dihadapanku dengan jarak beberapa cm saja dari wajahku. Haruskah aku teriak.
Tidak. Itu sangat tidak elegan.
Aku mengamati wajah pria tiang itu. Luar biasa. Perfecto.
Apakah semua pria disini setampan ini.
Aku berusaha mengontrol nafas dan detak jantungku saat mengetahui bahwa ia tidur tanpa menggunakan baju. Perutnya terlihat jelas dengan 6 kotak di sana.
Bagaimana bisa wajah tampan nan imut ini bisa memiliki perut seperti itu.
Wajahku memerah. Dasar gila. Mana mungkin aku suka si tiang yang jelas lebih muda daripadaku. Not my style.
Aku pun segera bangkit dari tempat tidur dan membasuh mukaku untuk membawaku ke alam sadar.
"Aku harus mengikuti kontes itu" ucapku.
~To Be Continue~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Difference Beetwen Us
FantasíaApa yang kupikirkan tentangnya selalu berbanding terbalik dengan apa yang kurasakan. ~Irene Aku akan merahasiakan semua yang ku tahu tentangmu ~Suho Irene tak sengaja tersandung dan masuk ke sebuah lubang. Namun, saat ia bangun, ia terkejut karena b...