Aku pun berjalan menuju perumahan itu. Semua orang menoleh melihat kearahku. Aku benar-benar tak nyaman. Tiba-tiba Seorang pria yang lebih muda menarik lenganku dan membawaku kerumahnya.
Siapa dia. Berani sekali menarik lenganku.
"Siapa kamu? Tak sopan."
"Kau ingin di bawa ke barlon?"
"Barlon? Apa itu? Club malam?" Ucapku ketus.
"Tempat orang tinggi."
"Hah? Apa yang kau takutkan dengan orang tinggi, kau pun tinggi."
"Mereka punya kuasa dan bisa melakukan apapun yang mereka mau."
"ahh petinggi negara maksudmu?"
"Hah? Negara? Petinggi?"
"Ahh pokoknya itu lah, tak bisa dijelaskan"
"Aku saja pernah hampir dilenyapkan, untung saja salah satu dari mereka menolongku sehingga sekarang aku masih bisa hidup, tapi tanpa hal yang kusenangi."
"Hal yang kau senangi?" Tanyaku.
"Ia, aku senang melukis pakaian dan membuatnya."
"Terus kenapa kau tak bisa melakukannya?"
"Karena pekerjaan itu tak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Hanya orang yang memiliki kekuasaan yang tak terlalu tinggi maupun tak terlalu rendah yang bisa melakukannya."
Aku pun masih terpaku mendengar perkataannya.
"Kalau kau tak ingin ditangkap ke barlon segera ganti pakaianmu. Aku ada membuat beberapa pakaian wanita sebelumnya." Ucapnya.
Ia menunjukan beberapa pakaian wanita. Aku benar-benar tak suka dengan pakaiannya. Terlihat tidak nyaman dan heboh. Aku suka pakaian yang casual dan sederhana.
"Apa tak ada kaos?" Tanyaku.
"Kaos?"
"Yang bahannya seperti ini." Ucapku sembari memegang bajuku.
"Justru yang sederhana seperti itu akan membuat kau dilihat seperti tadi. Kau mau?"
"Ia.. ia baiklah aku akan memakai pakaian ini."
"Coba pakai ini." Ia memilih salah satu pakaian.
Aku melihatnya berdiri tepat dihadapanku dengan muka mesumnya. Walau mungkin itu Perasaanku saja.
"Kau akan tetap disitu?" Ucapku
"Ahh maafkan aku."
Ia pun pergi keluar, setelah tak melihat punggungnya lagi. Aku pun segera berganti pakaian.
Setelah berganti aku pun keluar dan menanyakan penampilanku padanya.
"Bagaimana?"
"Indah"
"Tapi aku tak suka tutup kepalanya? Apa ada yang lebih nyaman?"
"Sebentar."
Ia memberiku sebuah topi.
"Ini lebih baik daripada itu." Ucapku.
"Baiklah, karena sudah berganti pakaian. Apa kau ingin jalan-jalan?"
"Boleh?" Tanyaku.
"Tentu saja."
Ia segera berjalan didepanku dengan aku yang membututinya di belakang.
"Hei, cepatlah jalannya, nanti kau hilang?"
Aku pun berlari kecil mengejarnya.
"Tunggu aku dong." Ucapku.
"Dasar pendek" ucapnya mengejek langkah kecil kakiku.
"Dasar tiang."
"Tiang?"
"Pokoknya kau tiang." Ucapku.
"Apa itu?"
"Pokoknya ada lah"
"Apa?" Rengeknya.
"Pokoknya tiang."
Sepanjang perjalanan ia terus merengek menanyakan arti dari tiang tapi tetap saja aku tak memberitahunya hehe..
~To Be Continue~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Difference Beetwen Us
FantasyApa yang kupikirkan tentangnya selalu berbanding terbalik dengan apa yang kurasakan. ~Irene Aku akan merahasiakan semua yang ku tahu tentangmu ~Suho Irene tak sengaja tersandung dan masuk ke sebuah lubang. Namun, saat ia bangun, ia terkejut karena b...