Bidadari Part III

820 117 24
                                    

“Tentang obat-obat yang seminggu lalu lo liat itu, bukan punya gue” Tentu itu membuat Yujin kaget.

“Lalu ?”

CLECK! —Minju membuka pintu itu dengan pelan.

“Selamat pagi, sayang” sapa Minju.

“Eh, Selamat pagi juga” balas sapanya yang menatap Minju seperti meminta penjelasan atas kehadiran Yujin.

“Perkenalkan, gue Yujin” Yujin sedikit membungkukan badannya.

“Gue Chaewon”

“Dia teman kampus, kebetulan ketemu di rumah sakit” jelas Minju.

Yujin melihat keadaan Chaewon yang kini terlihat kurus dan telah kehilangan semua rambutnya. Pantas saja beberapa bulan ini, Chaewon jarang terlihat di kampus untuk menemani Minju seperti biasanya. Bahkan jika bertemu di kampus pun ia selalu menggunakan topi dan masker untuk menutupi setengah wajahnya.

“Permisi, Chaewon harus bersiap untuk kemoterapi” kata perawat yang baru saja masuk dan langsung mengambil alih kursi roda yang sedang dinaiki Chaewon.

“Berdoa dulu sebelum kemo, kamu pasti bisa, aku akan tunggu kamu disini” kata Minju memberi semangat untuk, kekasihnya.

“Hmmm... Doain aku juga ya” pinta Chaewon.

“Bahkan setiap detik aku berdoa untuk kesembuhan kamu” kata Minju menggenggam tangan Chaewon yang sudah kurus.

Perawat membawa Chaewon untuk di kemoterapi, orang tua dari Chaewon sudah menunggu di depan ruang kemoterapi.
Minju menyuruh Yujin untuk menunggunya di taman rumah sakit, karena Minju ingin meminta izin sebentar dengan orang tua Chaewon. Yujin tidak banyak berkata, ia menuju ke taman dan duduk di sembarang kursi yang kosong.

“Jadi obat yang ada di tas gue itu milik Chaewon. Gue bisa sakit karena harus merawat Chaewon, gue akan lakukan apapun demi kesehatan dia” suara Minju begetar.

“Sejak kapan ?” tanya Yujin.

“Kanker itu terdekteksi satu tahun lalu, waktu itu masih stadium 3” jawab Minju.

“Sekarang ?”

“Stadium 4” Minju mencoba untuk kuat.

Yujin memberanikan diri untuk menepuk pelan punggung Minju
“Lo kalau emang mau nagis ya nagis aja kali, gak bagus kalau lo tahan.
Lo boleh terlihat sebagai wanita yang kuat, tapi kalau memang waktunya harus lemah ya nangis aja.

Cewek kan emang diciptakan berhati lembut, makanya diciptakan cowok yang kuat buat nguatin cewek” hibur Yujin. “Tenang, gue bakalan ngerahasiain ini dari Chaewon”

Minju mengeluarkan semua air mata yang ia tahan saat di depan Chaewon, karena ia ingin terlihat kuat di depan Chaewon agar dia bisa menjadi sumber kekuatan Chaewon juga.

“Nangis sepuas hati lo, Ju. Bahkan saat lo nangis pun, lo tetap terlihat wanita yang kuat” Yujin masih berusaha untuk menenangkan Minju.

“Gue takut kehilangan Chaewon” tangis Minju semakin menjadi

“Ini kemo terakhir yang dijalaninya sebelum dia oprasi terakhir juga pada otaknya. Gue takut untuk itu”

“Chaewon orang yang kuat dan dikelilingi oleh orang-orang yang kuat juga, pasti dia bisa sembuh percaya sama gue”

Minju melepaskan semua ketakutannya lewat air matanya, banyak seklai ketakutan yang Minju miliki, salah satunya yang paling besar yaitu takut kehilangan Chaewon.
Selama itu juga Yujin tidak henti-hentinya menenangkan dan menghibur Minju. Sedangkan disebrang sana, sudah ada tiga orang dari sahabat Yujin yang menyaksikan mereka berdua di taman rumah sakit.





HeartizSecond ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang