-Perhatian

2.8K 50 0
                                    

-Beep beep-

Getaran handphone membuat sang pemiliknya pun terbangun. Waktu sudah menunjukkan pukul 6:30am. Luna yang merasa perutnya sangat lapar dengan rasa malas ia bangkit dari kasur memaksakan dirinya untuk pergi ke dapur.
Segera ia menuruni tangga dan ia baru sadar kalau ia sekarang berada di rumah Ella. Melihat Joel yang sedang tidur pulas di sofa membuat ia memberhentikan langkah nya dan menatap wajah damai lelaki itu ketika tidur.

Terlintas dipikiran Luna kejadian semalam membuat sang gadis merasa kesal dan melanjutkan langkahnya menuju dapur.
Ia membuat dua helai roti dengan selai strawberry dan segelas susu.

"Ah kepalaku sakit sekali."

Sedang asyik makan tiba-tiba lelaki yang tadi sedang tidur pun muncul mengambil segelas air dan meminum aspirin yang selalu ia bawa. Ia tidak sadar bahwa ada seorang gadis sedang menatapnya sampai pada akhirnya mata mereka saling bertemu.

"Oh Hai." Sapa lelaki itu pada Luna. Lelaki tersebut adalah Joel.

Luna tidak membalas sapaan Joel, ia malah membalasnya dengan tatapan yang tajam.

"Ada apa? Apa ada yang salah?" Tanya Joel bingung

"Ya kau yang salah! Dengan amat santai nya menyapa ku seakan-akan tidak terjadi apa-apa." Jawab Luna kesal dengan Joel

"Soal semalam aku minta maaf, aku sangat mabuk dan tidak bisa berpikir jernih." Ujarnya meminta maaf kepada Luna

Luna yang mendengar pernyataan maaf Joel pun terdiam.

"Umm-- ya aku maafkan. Tapi jangan di ulangi lagi!" Ujar Luna dengan tatapan yang tidak kalah menyeramkan dengan tatapan Joel.

"Ya, tidak akan. Segera bersiap-siap lah, kita berangkat 30 menit lagi." Ujar Joel

"Sí, quiero ducharme. Chao" Luna sedikit-sedikit tau tentang bahasa spanyol. Ia pernah liburan ke Ibiza bersama keluarganya sejak ia umur 13 tahun.

Ia segera melahap sisa roti yang ada di tangannya lalu pergi meninggalkan Joel.

"Menarik." Pikir sang lelaki

***

-Di perjalanan-

Suasana di dalam mobil sangat hening, keduanya tidak ada yang mau memulai percakapan. Luna yang merasa jenuh pun akhirnya memulai percakapan.

"Kau sebenarnya berasal dari mana?" Tannya Luna

"Mexico." Jawab Joel dengan tatapan fokus pada jalanan

"Lalu, apa yang membuat mu memilih tinggal di New York?" Tanyanya lagi

"Papa ku mengelola perusahaan disini, dan terpaksa kami harus meninggalkan Mexico." Jawabnya

"Bagaimana dengan mu? Kau berasal dari mana?" Joel balik bertanya

"Chicago, orang tua ku meninggal kecelakaan pesawat sejak umur ku 15 tahun. Dan aku disini untuk beradu nasib. Aku bahkan kerja di Club terpaksa karena masalah ekonomi." Jawab Luna sambil sesekali menatap Joel yang sedang fokus menyetir

"I'm sorry to hear that, bagaimana dengan saudara mu? Apakah kau tidak memiliki kakak?"

"Tidak, aku anak satu-satunya." Jawabnya

Joel yang mendengar itu pun merasa kasihan dengan Luna. Gadis secantik ia, hidup sendiri demi melangsungkan hidupnya. Bahkan rela harus bekerja di sebuah Club malam.

"Hey, jangan merasa sendiri. Aku ada disini, kau bisa mengandalkan ku jika butuh sesuatu." Ujar Joel dengan tangan kanan nya menyentuh paha Luna

Gadis yang mendengar perkataan Joel itu pun langsung tersenyum. Tak disangka-sangka, Joel yang ia kenal dingin dan pemaksa bisa berkata semanis itu terhadapnya. Luna pun tersipu malu dan menyembunyikan pipi merahnya dengan melihat ke arah jendela.

Setelah perjalanan yang cukup lama, mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Luna segera turun dari mobil dan takjub melihat rumah Joel yang besar dan mewah.

"Ini benar rumah mu?" Tanya nya tidak percaya

Joel yang mendengar itu pun terkekeh.

"Menurutmu?" Joel berbalik tanya

"Aku merasa seperti di kerajaan." Ujarnya takjub melihat luasnya rumah sang pria

"Ya, dan aku adalah pangeran nya." Ujar Joel dengan amat pedenya

Luna yang mendengar perkataan itu pun langsung memasang ekspresi menjijikan.

"Ew, kau sangat percaya diri sekali." Kata Luna

"Haha, sudahlah ayo masuk." Ajak Joel dan menarik koper Luna

Mereka pun segera masuk kedalam, Ternyata pemandangan didalam tidak kalah indah. Rumah Joel Benar-benar bak istana kerajaan. Luna merasa seperti di dalam dunia khayalan.
Mereka menaiki tangga menuju kamar yang akan Luna tempati.

"Baiklah, ini kamarmu. Dan yang di depan itu kamarku. Kau beristirahatlah dulu. Jika kau membutuhkan sesuatu panggil aku." Ujarnya

"Sí, muchas gracias Joel." Ujar Luna berterima kasih pada Joel

Luna segera masuk ke dalam, ia sangat takjub melihat kamarnya sendiri. Sangat luas dan Indah bak kamar puteri. Kasur yang lumayan besar dan lemari yang mungkin bisa dibilang terlalu besar. Bahkan kamarnya seluas Apartment yang ia tempati dulu. Luna merasa beruntung bisa dipertemukan  dengan Joel, si malaikat tanpa sayap,  batin nya.

BAD GUY • Joel Pimentel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang