1. The 'It' Girl

1.8K 212 10
                                    


Full narasi

Enjoy

***

Akhir pekan, suasana di Universitas Mandala-salah satu universitas terpandang di kota Jakarta-lebih ramai dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir pekan, suasana di Universitas Mandala-salah satu universitas terpandang di kota Jakarta-lebih ramai dari biasanya. Banyak orang mengerumuni sebuah lapangan besar yang tepat berada di belakang area kampus yang memiliki lahan luas itu.

Tepat hari itu berlangsung pertandingan final cabang olahraga baseball dari pekan olahraga antar kampus yang diadakan Universitas Mandala, dan kebetulan tim baseball Universitas Mandala menjadi salah satu finalis yang akan memperebutkan juara.

Tim baseball Universitas Mandala-The Symptom-baik tim putra maupun tim putrinya sangat populer dikalangan mahasiswa-mahasiswa, khususnya di Jakarta. Untuk itu, banyak yang menantikan laga mereka.

Performa The Symptom yang kerap menjuarai berbagai pertandingan, baik tingkat universitas maupun tingkat nasional, ditambah permainan yang apik dari para pemainnya menjadi faktor kepopuleran mereka. Buktinya, di kompetisi itu kedua tim-putra dan putri-berhasil masuk final.

Nadya Aqueensha bersama Garin menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang hari itu tak mau ketinggalan menyaksikan pertandingan final itu. Bukan hanya karena mereka adalah mahasiswa Universitas Mandala, tapi juga kedatangan mereka bermaksud mendukung sahabat mereka, Erika Naomi. Ya, Erika menjadi pitcher tim putri The Symptom.

Dari tempatnya duduk di tribun penonton, Nadya dapat melihat kedua tim mulai memasuki lapangan dan para pemain mulai menempati posisi masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dari tempatnya duduk di tribun penonton, Nadya dapat melihat kedua tim mulai memasuki lapangan dan para pemain mulai menempati posisi masing-masing. Sorak-sorai penonton tak dapat dihindarkan, menyambut kemunculan para pemain yang sudah mereka nanti-nantikan. Sorakan itu semakin bising saat terlihat sosok Erika.

Oh ya, selain populer karena prestasinya, The Symptom juga terkenal akan pemain-pemainnya yang rupawan. Salah satu yang menjadi favorit adalah Erika ini. Kepopulerannya bahkan sudah dikenal dikalangan mahasiswa seantero Jakarta. Dan rata-rata penggemarnya adalah laki-laki. Lihat saja saat ini di tribun penonton kebanyakan yang menyoraki Erika adalah kaum adam. Nadya tebak pasti mereka datang kesini hanya mau menonton Erika. Tak terkecuali sahabatnya yang lain yang kini duduk disampingnya. Nadya jelas tahu Garin menaruh hati pada Erika. Tatapan laki-laki itu sudah menjelaskan semuanya.

Nadya iri dengan kepopuleran Erika. Bahkan terkadang, ia dibuat sebal karenanya. Ya, Nadya mengakui itu.

Semua orang mengelu-elukan Erika. Saat dia berjalan saja banyak yang terkagum-kagum olehnya. Apalagi saat ia melakukan lemparan bola pertama. Gerakannya yang bak pitcher profesional ditambah tubuh yang tinggi semampai serta wajah cantik seperti wanita Korea seketika saja membuat yang melihatnya terkesima. Seperti saat ini. Erika melakukan lemparan pertama yang tidak berhasil dihalau lawan. Bola meleset. Membuat penonton seketika riuh menyerukan namanya.

Diantara mereka yang bersorak sepertinya hanya Nadya yang berekspresi datar. Ia hanya bisa menghela napas pelan. Semenjak mengenal Erika, Nadya merasa kecil. Entah kenapa Erika mau bersahabat dengannya. Selain karena mereka teman satu kelas sejak mahasiswa baru, Nadya tidak tahu alasan apa yang membuat Erika mau bersahabat dengannya.

Selain menjadi playmaker di tim baseball putri, Erika pernah menjadi finalis model majalah remaja, dan sepertinya masih sampai sekarang. Dia juga pernah ikut klub tari di kampus dan sekarang terdaftar di klub teater. Bakatnya memang sangat banyak.

Kepopulerannya juga dibuktikan dengan ia yang berpacaran dengan senior cowok terganteng dari Fakultas Ekonomi, Andreas. Dulu-tepatnya tiga bulan yang lalu-Erika 'ditembak' cowok itu di lapangan baseball. Tepat setelah The Symptom berlaga dan memenangkan juara, dihadapan banyak pasang mata, membuatnya seketika menjadi perbincangan hangat di seantero kampus selama beberapa pekan.

Yang lebih membuat sesak adalah cowok itu merupakan tipe Nadya. Nadya sempat suka padanya. Dia sempat kesal karena Erika memutuskan menerima Andreas dan mereka menjadi sepasang kekasih. Tapi kemudian, Nadya malah menyalahkan diri sendiri. Ia berpikir wajar kalau Erika menerima cowok itu dan mengesampingkan perasaan dirinya yang notabene adalah sahabatnya karena Erika sama sekali tidak tahu tentang perasaannya pada Andreas. Nadya tidak pernah cerita soal perasaannya itu pada Erika.

Nadya sebal dengan kepopuleran Erika bukan karena ada alasan khusus. Dia hanya ingin sempurna seperti Erika. Selama ini belum pernah dia temui ada orang sesempurna Erika yang bisa bikin orang lain ingin seperti dia. Kehidupan keluarganya yang harmonis, prestasi-prestasinya, kecantikannya sampai jadi rebutan cowok-cowok, dan banyak lagi. Okelah, Nadya memang punya banyak teman cowok, tapi tidak sampai menjadi rebutan untuk dijadikan pacar mereka seperti yang dialami Erika.

Tinggi Nadya hanya seratus lima puluh sembilan sentimeter tidak seperti Erika yang punya tinggi badan sepuluh sentimeter lebih tinggi darinya. Nadya berkulit putih pucat berbeda dengan Erika yang memiliki kulit seputih susu.

Gaya fashion Nadya juga biasa saja tidak seperti Erika yang modis--karena Erika seorang model. Nadya lebih suka pakai sweater atau kaos lengan panjang dengan celana jeans dipadu sneakers. Sementara Erika lebih suka mengenakan blouse dengan rok dipadu flat shoes atau bahkan wedges. Nadya juga terlihat nerd dengan kacamata bulatnya.

Mungkin itu yang membuat cowok-cowok tidak tertarik padanya.

Bahkan kalau bisa Nadya tebak, bukan hanya dirinya yang ingin seperti Erika. Cewek-cewek yang mengenal Erika pasti punya pikiran sama seperti Nadya. Ya, Nadya sering lihat diantara para gadis tidak semua menatap Erika penuh pujaan. Ada juga yang terang-terangan mendelik bahkan mencibir.

Dan pastinya, Nadya tidak ingin terus dibanding-bandingkan dengan Erika. Apalagi julukan-julukan orang orang terhadapnya membuat Nadya terganggu.

Apa-apaan "si teman Erika"?! Nadya kan punya nama.

Kata-kata "si teman Erika" pasti selalu ada saat orang menyebutnya.

"Nadya yang mana?"

"Itu tuh, temannya Erika Naomi."

Baru deh orang-orang ngeh siapa dia.

Nadya tidak mau seperti itu. Dia mau orang lain mengenalnya dengan namanya sendiri. Jadi dirinya sendiri.

Sebagai Nadya Aqueensha.

******

Okay, sedikit dulu untuk bab pembuka.

Gimana part ini menurut kamu?

Doakan lancar idenya yaa

Love,
Sekar

09/09/2019

Two Sides [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang