13. Rasa Ini

379 96 3
                                    


Nugie membuka pintu kamarnya dan langsung melempar asal tas olahraganya. Cepat-cepat ia menanggalkan baju basketnya satu-persatu, menaruhnya ke dalam keranjang, dan bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang berkeringat hasil latihan basket barusan.

Semua itu ia lakukan terburu-buru demi mengejar waktu. Malam ini Figura akan tampil di acara festival salah satu kampus. Dia sudah berjanji pada Nadya akan menonton. Nugie memang tidak pernah absen menonton penampilan Figura yang kesekian kalinya ini. Tapi tadi karena terlalu asyik bermain basket dia hampir melupakan rencananya itu. Alhasil, ia hampir terlambat karena satu jam lagi acaranya akan dimulai.

Tak sampai sepuluh menit kemudian, Nugie sudah rapi. Ia terlihat tampan dengan kaos putih dilapisi kemeja biru dongker sebagai luaran yang seluruh kancingnya dibiarkan terbuka, serta celana jeans seperti biasa. Nugie sekali lagi merapikan rambutnya di depan cermin sebelum mengambil kunci motor dan keluar dari kamarnya. Ia memutuskan menggunakan motornya saja demi menghemat waktu.

"Tuh, Bu, anak kamu udah rapi," ujar Laksamana Adiraja, ayah Nugie.

Nugie yang baru saja memijakkan kaki di anak tangga terbawah jadi melongo bingung. Apalagi saat ibunya ikut menimpali.

"Eh, iya. Baru aja Ibu mau panggil kamu ke atas. Ya udah yuk kita jalan," ujar Manda seraya menarik pelan tangan putra tunggalnya.

"Ayo kemana?" tanya Nugie bingung, menghentikan langkah orang tuanya.

"Kok kemana? Kita kan ada makan malam sama sahabat lama Ibu. Gimana sih kamu!"

"Emang iya?" Nugie bertanya bingung.

"Ih! Lupa deh pasti."

"Ibu nggak bilang."

"Masa sih? Perasaan Ibu udah bilang kemarin. Ah, ya udah deh kebetulan kamu udah rapi, jadi kita jalan aja."

"Aku nggak bisa, Bu, Yah. Aku udah ada acara," tolak Nugie halus.

"Mau malam mingguan, ya?" sahut Laksa menggodanya.

Nugie tersenyum-senyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Ada temenku tampil di acaranya Universitas Unggul, Yah, jadi aku mau nonton."

"Masih lama kan acaranya?"

"Empat puluh lima menit lagi mulai."

"Masih lama itu. Kamu ikut kita makan malam dulu deh," sahut Manda.

"Bu, aku udah janji sama temenku," ujar Nugie setengah memelas.

"Sebentar aja, nak. Ibu mau ngenalin kamu sama temen Ibu itu. Nanti kamu boleh pulang duluan deh."

"Beneran?"

"Iya. Udah, ayo. Keburu telat."

Dengan menghela napas, Nugie akhirnya pasrah ikut makan malam bersama kedua orang tuanya. Dia berniat hanya akan menyapa sahabat ibunya sebentar lalu pamit pulang.

Namun, ternyata itu hanya sekadar niat yang tidak sesuai kenyataan. Pasalnya, saat sudah di restoran, sahabat Manda terlambat datang yang membuat Nugie gelisah, bisa-bisa ia terlambat datang menonton Figura.

Berkali-kali ia bertanya pada Manda kapan sahabatnya itu akan datang. Bahkan Nugie sudah berniat untuk pergi, namun Manda menahannya, hingga membuat Nugie menghela napas kesal.

Tiga puluh menit kemudian, akhirnya mereka datang. Sepasang suami-istri bersama seorang anak perempuannya.

Nugie sempat terkejut saat mengenali siapa anak perempuan mereka, tentu saja tidak ada yang tidak mengenal Erika di seantero Universitas Mandala, lagipula ia sering melihat perempuan itu bersama Nadya. Tapi kemudian tak lama Nugie kembali bersikap biasa. Dia malah lebih fokus untuk mencari celah supaya bisa melarikan diri dan segera melihat penampilan Figura. Namun, sepertinya akan sulit karena sekarang Cassie malah menjadikannya topik obrolan.

Two Sides [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang