PROLOG

274 22 1
                                    

"Koe lungo pas aku sayang-sayangeeee.....tanpo pamit koe ngadoh ngono wae...."

"Mantep, Ren, sikattt!"

"Aku ra ngerti salahku dan kau campakkan diriku bersanding dengan kekasih barumu."

"HO A HO E!!"

Kegaduhan terjadi di dalam kelas 12 IPA 1. Ini awal semester satu, dan tadi wali kelas baru mereka hanya masuk untuk menunjuk perangkat kelas yang baru.

Dan terpilihlah ketua kelas yang baru bernama Reza dengan wakilnya yang bernama Rendy. Saat dilantik tadi, Rendy memasang wajah sok berwibawa. Dan saat wali kelas mereka keluar karna memang pembelajaran belum terlalu berjalan, jiwa kebobrokan nya mulai merajai.

Rendy sudah bernyanyi heboh dengan memegang sapu ijuk yang digunakannya sebagai mik. Diikuti oleh Jeje yang berperan sebagai gitaris menggunakan sapu, dan juga Reza yang udah heboh memukul-mukul meja sebagai drum.

Ya, anggap saja 12 IPA 1 sedang melakukan konser kecil-kecilan sebagai pembuka dari awal kelas 12 mereka. Awal dari masa depan mereka. Namun akhir dari masa SMA mereka.

Sekelas pun ikut bernyanyi bersama dengan menghidupkan flash handphone sebagai pemeriah suasana. Yudi yang bertugas memegang bagian speaker semakin membesarkan volume suara agar satu kelas ini semakin hanyut ke dalam melodi lagu.

Yang biasanya murid-murid ini terbagi dalam kelompok fangirlingin oppa-oppa, nonton anime, nge-game, ngebucin, joget-joget India, ngerjain soal-soal matematika, ngeghibah, tidur dan makan, kini mereka bersatu. Bersatu dalam satu melodi lagu yang sama. Bersatu seolah hal sederhana ini tidak dapat mereka lakukan kembali di masa depan. Bersatu seolah dunia menakdirkan mereka untuk dapat bahagia bersama-sama.

Bersatu hingga kelak, takdir juga yang membuat mereka berpisah.

Mereka mungkin lupa jika kelas mereka bersebelahan dengan ruang guru yang bisa saja jika suara musik mereka semakin kencang, dapat memancing guru hadir.

"Abot tak trimo kanthi iklas legowo
Seng tak arep koe ra disio-sio........
Ben cukup bungahku korban janji manismu
Udan bledheg kang dadi saksiku"

Sekelas semakin rusuh karna mereka sudah kompak bernyanyi sambil loncat-loncat. Bahkan yang cewek udah nggak peduli jilbab mereka Uda miring-miring. Dan yang cowok sudah mengganti peci mereka dengan headband dari dasi yang mengelilingi jidat mereka.

Ini sekolah Madrasah tapi udah kayak anak STM mau tawuran aja dah.

GEDUBRAKKK!!!

Pintu kelas  terbuka dan terlihatlah kepala sekolah mereka yang tampak murka. Wajah pak Zul tampak mengeras yang membuat seluruh murid di 12 IPA 1 langsung kicep.

"Mampos keciduk."

"Astagfirullah anak Madrasah macam apa ini."

"Ya Allah gue di hasut sama mereka untuk ikutan joget."

Mungkin ini bisik-bisik dari murid-murid yang memang sering buat ulah. Sementara murid-murid yang biasanya kalem sudah gemetaran dan keringet dingin.

"KALIAN SEMUA KELUAR!! MALU-MALUIN SAJA!"

Assalamualaikum.
Cerita ini cuma biar saya inget sama uler ulet itu:)
Uler uler yang berharga dalam hidup saya.
BAPER DAH NI YANG NGERTI.

STORY IN MADRASAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang