-4- rascal

8.9K 782 134
                                    


"Kak Jisoo?"

Rose memanggil perempuan yang sedang duduk bersamanya.

"Kak, kak?"Rose sampai menggoyangkan lengan Jisoo karena tidak mendapat respon."Hello, kak Jisoo? Where are u?"

Bisikan di samping telinga sukses membuat Jisoo berjengit dan menatap Rose dengan ekspresi bingung. Namun sejurus kemudian garis senyum terbit di bibirnya, ketika menyadari apa yang sudah ia lakukan pada Rose.

Rose hanya mendengus. Melipat kedua tangan di depan dada sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Mereka sedang berada di dalam kantin. Seharusnya mereka melewatkan banyak obrolan seperti sebelumnya, tapi kenyataannya hanya Rose yang mengoceh panjang lebar, sementara Jisoo masih sama seperti kemarin. Raga disini, Jiwa entah dimana.

"Kak Jisoo dari kemaren ngelamun terus, ada masalah?"tanya Rose. Kali ini ia tidak akan bisa di kelabui."Jangan bilang udara disini sejuk sampai bikin kak Jisoo ngantuk. Alesan itu udah di pakai kemaren"tindas Rose saat Jisoo hendak bersuara.

Jisoo meringis. Otaknya berputar mencari alasan bagus. Hati kecilnya ingin menceritakan yang sesungguhnya, ingin berbagi amarah dan juga penderitaannya, tapi Jisoo khawatir Rose tidak bisa membendung emosi setelah mengetahui Jisoo dijadikan budak sex oleh pemerkosanya sendiri. Jisoo takut Rose berakhir melabrak Taeyong. Cukup dirinya yang menjadi korban, jangan sampai Rose ikut terjerumus. Jisoo akan sangat-sangat merasa bersalah dan sedih.

"Ngelamun lagi tuh"cibir Rose. Suara imutnya menyimpan sedikit kekesalan.

Jisoo mendengus berat.

"Aku lagi kepikiran, Ros"

"Kepikiran apaan? Cerita dong sama gue"rayu Rose. Jika rayuannya tidak mempan, ia pasti akan memaksa. Seperti biasa.

"Aku kepikiran..."gumam Jisoo menggantung jawaban. Tidak ingin berbohong, tapi kenyataan mengubahnya menjadi seorang pembohong."Pak Suho, iya. Pak Suho!"

"Lho, kak Jisoo ngapain mikirin pak Suho?"tanya Rose sambil menahan tawa.

Fyi___ pak Suho itu dosen muda yang mengajar kelas bahasa inggris. Tampan, berwibawa, ramah, murah senyum & idola para mahasiswi. Tapi Rose tau--- Jisoo bukan salah satu dari sekian banyak mahasiswi yang mengidolakan pak Suho.

"Pak Suho nembak aku kemaren"

"Serius??"Rose memekik dengan mulut melongo dan mata membulat. Setelah itu tertawa terbahak-bahak."Sumpah kak, lo serius?"

"Iya Ros, ngapain aku bohong soal perasaan orang"

Ya, kali ini Jisoo memang tidak sepenuhnya bohong. Dosen muda seantero kampus itu memang pernah menyatakan cinta padanya. Tapi bukan kemarin, melainkan sudah satu bulan yang lalu.

Intinya, Jisoo berhasil mengecoh Rose.

"Terus terus, kak Jis terima atau tolak?"

Jisoo mengangkat bahunya.
"Aku cuma bilang mau fokus kuliah aja"

"Yaaahh..."Rose mendesah kecewa, tapi tak berlangsung lama. Ia segera menyeruput habis minumannya kemudian menengok jam tangannya."Habis ini kak Jis ada kelas nggak?"

"Nggak, aku udah kosong"

"Gue juga kosong kak, tapi jangan langsung pulang ya? Jalan kemana dulu gitu kek"

"Kemaren kan kamu udah jalan sama pacar kamu, Ros"

"Ih apaan, cuma makan di pinggir jalan abis itu dianter pulang"kilah Rose dengan bibir merengut.

DEMON [TRACK series #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang