Taeyong tidak main-main dengan apa yang sudah ia ucapkan. Sama halnya ketika ia bertekad untuk menebus dosa-dosanya pada Jisoo, hari ini pula ia bertekad untuk memenuhi permintaan Jisoo, yakni membawanya pulang ke kampung halaman.
Berangkat dengan bus dari terminal ke terminal, Taeyong tak sedetikpun lalai memperhatikan Jisoo yang duduk di sebelahnya dan juga David yang senantiasa berada dalam pangkuannya.
Kesan canggung masih mendominasi. Baik Jisoo maupun Taeyong, keduanya sama-sama tidak banyak bicara. Hanya bersuara jika salah satu dari mereka bertanya.
Meski sebenarnya ada banyak yang ingin Taeyong dengar dan ketahui. Tentang bagaimana Jisoo membesarkan David, bagaimana kepribadian dan kebiasaan David, tingkah lucu dan jahilnya. Taeyong berharap Jisoo berceloteh dan berkeluh kesah padanya, tapi ia sadar itu terlalu lancang. Mengingat baru kemarin mereka bertemu lagi setelah 7 tahun, ditambah kenyataan jika mereka tidak pernah dekat layaknya teman.
Lagi pula, sekarang ini Taeyong sedang diselimuti perasaan gugup karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan orangtua Jisoo. Sebisa mungkin Taeyong mencoba untuk tidak memikirkan resiko buruknya, karena ia harus menghadapi orangtua Jisoo dengan keberanian dan lapang dada. Ia harus menunjukkan sikap gigih dan mau bertanggung jawab agar diberikan restu untuk meminang Jisoo, terlepas Jisoo bersedia menikah dengannya atau tidak nanti.
"Yong?"
Jisoo memanggil dengan suara rendah, setelah hampir dua jam hanya duduk diam menatap jendela bus.
"Apa?"tanya Taeyong setelah menoleh dan memastikan kondisi Jisoo.
Jisoo yang masih fokus menatap keluar jendela tampak menggigit bibir, hendak bertanya sesuatu namun ragu.
"Waktu kamu terluka parah malam itu.. kamu bisikin sesuatu kan? Aku nggak tau itu apa"
Taeyong berusaha mencerna pertanyaan Jisoo kemudian mengingat-ingat.
"Oh itu, kamu mau denger?"
Jisoo diam karena terlalu gengsi untuk mengiyakan.
"Aku bilang kalau aku cinta sama kamu"
Jisoo membeku mendengar pernyataan cinta secara tiba-tiba. Jantungnya berdebar-debar dan rona merah diam-diam menyembul di pipinya.
"Kok Bunda gak bales?"
David yang sejak tadi tidak membuat pergerakkan tiba-tiba bersuara, membuat Jisoo makin shock dan refleks mempelototi David. Sementara Taeyong hanya tertawa.
"Tuh kan, tiap aku tanya soal Ayah, Bunda selalu pasang muka serem"
David malah mengadu pada Taeyong dan membuat Jisoo membuang muka.
"David haus nggak? Mau minum?"Taeyong yang peka berinisiatif mengalihkan perhatian David.
"Makan dulu baru minum"
"Oke, kalau gitu ayo kita makan"
Taeyong membuka bingkisan kecil yang sempat ia beli saat menunggu bus di terminal sebelumnya. Bingkisan berisi nasi dan ayam goreng.
"Ayah suapin ya? Aaaa"
Taeyong mengambil sendok dan mulai menyuapi David yang langsung membuka mulut.
"Enak?"
"Masih enakkan masakan Bunda"
"Oh ya?"
"Iya!"David mengangguk sambil mengangkat dua jempol tangannya.
"Nyesel kamu nggak pernah nyicipin masakan aku"cibir Jisoo.
"Emang ayah nggak pernah makan masakan Bunda?"tanya David dengan polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON [TRACK series #1]
Fanfic|| COMPLETED ||✔ [18+] Tentang bagaimana Lee Taeyong menghancurkan hidup gadis sepolos Kim Jisoo. @aprilonest [TRACK SERIES #1] TAEYONG-JISOO NC AREA!! 201908--202002