"Ngghh.."Jisoo mendesah di balik pintu reot ruangan bekas penyimpanan alat kebersihan. Tangannya mencengkeram bagian dinding yang terhunus, sedangkan wajah pucatnya mendongak kearah langit-langit yang jaraknya hanya dua jengkal jari diatas kepala.
Ruangan yang benar-benar sempit.
Jisoo kehabisan ruang gerak. Kesusahan bernafas, kesusahan menahan desahan. Tubuhnya serasa remuk, sementara Taeyong terus memompa kejantanannya tanpa memberi kesempatan Jisoo untuk beristirahat.
Ternyata melakukan seks dengan posisi berdiri sangat lah menyiksa. Kaki Jisoo rasanya kebas dan secara perlahan mati rasa.
"Ugh"
Taeyong membisikkan desahan. Tangannya mencengkeram pinggul ramping Jisoo sambil menenggelamkan wajahnya di bahu si gadis.
Jisoo masih berpakaian lengkap, hanya saja rok mininya tersingkap sampai ke perut dan celana dalamnya melorot hingga ke pergelangan kaki.
Hari masih pagi saat Taeyong mengirim pesan singkat yang menyuruh Jisoo datang ke kampus lebih awal. Tentu saja untuk seks, bodohnya Jisoo langsung datang. Ia memang tidak pernah tidak mengiyakan permintaan Taeyong. Berharap kelembutan dan kemesraan semalam mampu mengetuk hati Taeyong, meski kenyataannya tidak sama sekali.
Namun Jisoo tetap percaya bahwa suatu hari nanti Taeyong akan berubah menjadi lebih baik.
"Fuckhhh.."
Akhirnya Taeyong sampai ke puncaknya setelah membuat Jisoo orgasme entah yang keberapa kali.
"Ungh,"
Jisoo melenguh kecil saat kejantanan Taeyong meninggalkannya dan menyisakan kekosongan yang begitu terasa. Tetesan sperma seketika lumer sampai ke pahanya.
Taeyong masih sempat mengurut kejantanannya guna mengeluarkan sisa-sisa sperma yang masih bercucuran, lalu mengusapkannya pada selangkangan Jisoo, sebelum membenahi penampilannya seperti sedia kala.
Jisoo tidak kuat lagi untuk berdiri, tubuhnya merosot ke permukaan lantai begitu saja. Sebisa mungkin tangan ringkihnya membenahi letak rok mini dan juga celana dalamnya. Setelah itu membersihkan sperma yang membanjiri paha dan kakinya dengan tisu basah.
Taeyong terlihat menarik beberapa lembar tunai dari dompetnya kemudian ditaburkan diatas kepala Jisoo, membuat sang pemilik mendongak sepersekian detik. Wajah pucatnya tampak begitu terkejut dan terhina.
"Pakai uang itu buat beli make up. Gue gak suka muka pucet lo"kata Taeyong mencabik hati.
Jisoo mencengkeram tisu basah ditangannya hingga tak berbentuk. Wajahnya pucat tentu bukan karena ia tidak mampu membeli make up, tapi memang beberapa hari ini kondisi tubuhnya drop.
Seolah tak perduli pada tatapan nanar Jisoo yang mengemis belas kasihnya, Taeyong membuka pintu reot milik ruangan yang sudah dijadikannya tempat pelampiasan nafsu tersebut dan berjalan keluar dari sana. Meninggalkan Jisoo yang hanya bisa menangis dalam diam.
Suara langkah yang bergerombol kemudian menyapa ruang dengar Jisoo, memberitahunya bahwa pelajar lain sudah berdatangan dan kondisi kampus tak lagi sepi.
Jisoo mengusap kasar air mata yang turun di wajahnya. Dengan tangan gemetar, ia memunguti uang-uang Taeyong. Sama sekali tidak berniat untuk menggunakannya, dan mungkin ia akan mengembalikannya.
Sisa-sisa tenaga menuntun Jisoo bangkit dari lantai yang kotor dan keluar secara diam-diam dari ruangan sempit tersebut.
Nahas-- belum dua langkah Jisoo berjalan menjauhi tempat itu, tubuhnya kembali tumbang seolah tak ada lagi tenaga yang sanggup menopangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON [TRACK series #1]
Fanfiction|| COMPLETED ||✔ [18+] Tentang bagaimana Lee Taeyong menghancurkan hidup gadis sepolos Kim Jisoo. @aprilonest [TRACK SERIES #1] TAEYONG-JISOO NC AREA!! 201908--202002