Tubuh mungil Jisoo terkapar diatas ranjang dengan posisi tangan terikat. Sulit baginya untuk sekedar bergerak ketika angin menyerbu masuk melewati jendela yang terbuka.Jisoo dalam kondisi sadar, tapi terlalu lemah untuk membuka matanya yang bengkak. Sekujur tubuhnya seperti baru saja dicabik-cabik. Wajahnya kian tak berwarna, bibirnya yang pucat membiru bergerak tanpa suara memanggil-manggil orang yang dikasihinya.
Jisoo sudah hidup seperti mayat, membiarkan hari demi hari melewatinya tanpa sanggup berbuat apa-apa. Ia tidak menyangka kejujurannya akan membuat Taeyong menyekapnya seperti ini.
Klek
Jisoo tak bergeming sedikitpun bahkan ketika ruangan bernuansa abu-abu itu terbuka.
Bayangan yang muncul di bawah cahaya lampu membentuk sosok laki-laki, yang tengah berjalan mendekati ranjang dan menciptakan atmosfer yang membuat sekujur tubuh Jisoo menegang.
"Makan."
Taeyong meletakkan nampan berisi makanan dan segelas air putih yang dibawanya ke atas ranjang, tepat di sebelah Jisoo. Taeyong lalu bergerak melepaskan ikatan yang membelenggu kedua tangan Jisoo.
Begitu ikatan tangannya lepas, Jisoo beringsut menjauhi Taeyong. Gerakan refleksnya tanpa sengaja membuat kemeja Taeyong yang terpasang di tubuhnya tersingkap dan mempertontonkan belahan paha mulusnya yang penuh memar.
Taeyong berusaha menyentuh kaki polos Jisoo, tapi Jisoo semakin beringsut. Seperti orang yang tertekan amat sangat.
"Percuma mogok makan, lo nggak bakal keluar dari sini"
Mendengar ucapan Taeyong, Jisoo hanya bisa memeluk lututnya yang gemetar sampai ke sudut bibir. Enggan menoleh apalagi menatap wajah itu. Sempat terpikir dalam benak Jisoo bahwa Taeyong akan mengakhiri hidupnya yang menyedihkan, namun rupanya Taeyong justru membuat hidupnya kian sengsara.
Taeyong memberinya obat perangsang lalu menyerang seksualnya sepanjang malam seperti binatang liar yang kelaparan.
Taeyong tak hanya menyakiti perasaan Jisoo, tapi juga fisik dan psikisnya.
Dddrrt
Smartphone Taeyong bergetar, membuat sang pemilik mengalihkan pandangannya dari Jisoo.
"Iya, John?"
Taeyong mengangkat telepon dari Johnny.
"Oke, gue kesana sekarang"
Panggilan suara kemudian di tutup dengan terburu-buru.
"Gue mau pergi sebentar"pamit Taeyong, entah untuk apa."Jangan lupa makan"
Suara Taeyong terdengar lembut di telinga, tapi Jisoo tidak mau dan tidak akan tertipu lagi.
Taeyong menatap Jisoo untuk kesekian kalinya, sebelum pergi meninggalkan kamar bernuansa abu-abu dimana ia menahan Jisoo.
Suara pintu yang kembali di tutup dari luar menyadarkan Jisoo jika Taeyong sudah benar-benar pergi. Dengan terseok-seok, Jisoo melangkah turun dari ranjang dan berjalan mendekati pintu.
Tangan lemahnya berusaha membuka kenop pintu yang kokoh, namun berujung sia-sia karena Taeyong menguncinya dari luar.
Tubuh Jisoo merosot ke permukaan lantai yang dingin, kepala dan punggungnya bersandar pada pintu yang terbuat dari kayu.
Menangis tersedu-sedu tanpa setetes pun air mata, karena semuanya telah mengering. Menyisakan perih luar biasa dan serat merah penuh penderitaan di kedua matanya. Sebagaimana hati dan jiwanya yang ikut tandus.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON [TRACK series #1]
Fanfiction|| COMPLETED ||✔ [18+] Tentang bagaimana Lee Taeyong menghancurkan hidup gadis sepolos Kim Jisoo. @aprilonest [TRACK SERIES #1] TAEYONG-JISOO NC AREA!! 201908--202002