Setelah mengetahui perlakuan tak terpuji yang menimpa kakak tingkatnya--- Rose tidak pernah meninggalkan Jisoo. Selalu menemaninya dan berusaha tetap siap siaga di sampingnya.Rose benci. Ingin sekali rasanya melaporkan Taeyong dan gengnya ke kantor polisi. Tapi ia harus menelan bulat-bulat keinginan tersebut mengingat siapa Taeyong dan bagaimana keluarganya, lalu selemah apa hukum di negara mereka jika berhadapan dengan uang.
Kalau kasus narkoba dan penganiayaan saja bisa lolos, bagaimana hanya pelecehan seksual?
Lagi pula meskipun Taeyong dan teman-temannya mendapat ganjaran, Jisoo tidak akan sekonyong-konyong bahagia. Hidupnya pasti semakin tidak tenang nantinya karena akan banyak sekali orang yang membicarakan aibnya, menatapnya sebelah mata dan menganggapnya hina.
Rose tentu tidak ingin itu terjadi dan memperburuk kondisi mental Jisoo. Karena membujuk Jisoo agar tetap bertahan hidup dan bersedia kembali ke kampus untuk melanjutkan proses peraihan cita-cita mereka tidaklah gampang. Rose butuh waktu berminggu-minggu untuk menenangkan batin Jisoo yang amat sangat terguncang.
"Ros, kamu duluan aja ya? Aku mau ke toilet sebentar"kata Jisoo sekeluarnya mereka dari kantin.
"Duh kak, gue temenin aja ya?"Rose enggan membiarkan Jisoo berkeliaran seorang diri, karena kampus tidak seluas yang mereka lihat. Tidak ada yang bisa menjamin Jisoo tidak akan bertemu dengan iblis bernama Lee Taeyong yang sudah menodai harga dirinya.
Tapi Jisoo tidak berpikir demikian, ia menyentuh lengan Rose dan memberinya senyum hangat.
"Ros, kamu kan ada kelas sebentar lagi. Aku nggak papa kok, cuma ke toilet doang, setelah itu nunggu kamu di depan kelas"
Jisoo bersikukuh. Rose menjadi sedikit goyah, Seperti yang mereka tau--- kelas terakhir Rose hari ini akan di mulai 5 menit lagi. Sedangkan jadwal Jisoo sudah kosong, tetapi tidak bisa langsung pulang karena larangan Rose. Adik tingkatnya itu mewajibkan untuk selalu pulang bersama. Titik.
"Iya deh, kak Jisoo hati-hati ya? Kalau ketemu iblis itu, langsung lari. Inget, langsung lari."Rose menggurui dengan menggebu-gebu.
"Iya"
Jisoo menyanggupi dengan senyum yang menenangkan, hingga membuat Rose yakin untuk meninggalkannya. Padahal jauh di dasar hati Jisoo, ia juga takut bertemu lagi dengan Taeyong. Ia bahkan tidak yakin bisa berlari jika yang ia takutkan nanti benar terjadi. Semoga saja dewi fortuna ada bersamanya.
Setelah memastikan Rose sudah pergi menuju kelasnya, barulah Jisoo berjalan kearah berlawanan dimana toilet perempuan terletak.
Lorong kampus yang Jisoo susuri begitu sepi. Wajar saja, semua mahasiswa/i pasti sudah kembali ke kelas, dan yang kosong sepertinya pasti sudah pulang.
Jisoo terus berjalan sambil melamunkan banyak hal. Kepalanya terasa penuh, sampai tidak menyadari ada seorang pria yang bersandar di dinding lorong.
Pria berhoodie itu memperhatikan Jisoo dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
"Aakh!"pekik Jisoo. Tubuhnya ditarik begitu saja tepat ketika ia berjalan melewati pria berhoodie yang ternyata adalah Lee Taeyong.
Tanpa basa-basi, Taeyong langsung menggerayangi tubuh Jisoo. Tangan kanannya memegang pinggang Jisoo agar gadis manis itu tidak lari darinya, sedang tangan kirinya masuk ke dalam rok Jisoo dan meremas kuat-kuat pantat sintal yang tersembunyi disana.
"Lepasin!"Jisoo berusaha melepaskan diri dengan mendorong dada Taeyong, tapi tentu saja usahanya itu sia-sia. Taeyong tak bergeser barang satu senti."Taeyong, Lepasin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON [TRACK series #1]
Fanfic|| COMPLETED ||✔ [18+] Tentang bagaimana Lee Taeyong menghancurkan hidup gadis sepolos Kim Jisoo. @aprilonest [TRACK SERIES #1] TAEYONG-JISOO NC AREA!! 201908--202002