"Aku pergi dahulu ya Kkura," ucap laki - laki itu perlahan melepaskan genggaman tangannya dan berjalan pergi memunggunginya.
"Niel-oppa," gadis itu membuka mata dari tidurnya dengan air matanya mengalir deras
Gadis berambut hitam pendek mendudukkan dirinya di atas kasur, masih dengan air mata yang mengalir dari mata yang tampak bengkak dan merah. Mata itu menunjukan sorot lelah dan duka mendalam. Entah sudah berapa kali dan berapa lama gadis itu menangis. Dirinya sendiri bahkan tidak tahu sudah berapa hari berlalu sejak dia pertama kali merasakan rasa kehilangan ini.
Nama gadis itu adalah Miyawaki Sakura. Dia berusia 22 tahun dan dia merupakan mahasiswa Seoul National University jurusan arsitektur tahun terakhir. Dia adalah keturunan Jepang asli yang mendapatkan beasiswa penuh di salah satu universitas paling bergengsi di Asia itu. Selama 3 bulan sebelum berangkat dia setiap hari belajar Bahasa korea dengan intensif sebagai persiapannya. Kemudian tidak terasa sudah hampir 4 tahun dia tinggal di Korea. Ia masih ingat tahun pertamanya saat seakan ia memulai lembaran kehidupan baru sendirian.
...
Bagi gadis itu, kematian belum terasa begitu nyata hingga dia melihat orang yang dia kasihi meninggal di depan matanya. Malam itu, kekasihnya sekaligus mantan senior kampusnya yang bernama Kang Daniel mengadakan konser reuni kecil dengan bandnya di café milik sahabatnya. Hingga saat turun ke panggung tiba - tiba saja laki - laki itu terjatuh tidak sadarkan diri setelah sempat memeluk Sakura dan mengeluhkan sakit kepala hebat. Walau sudah dibawa ke Rumah Sakit, namun Tuhan berkata lain bahwa laki - laki itu tidak dapat diselamatkan akibat pecahnya aneurisma otak yang tidak terdeteksi sebelumnya. Kenyataan itu terang saja menjadi pukulan hebat bagi Sakura. Bagi Sakura kejadian itu bagaikan mimpi buruk yang tidak dapat diubah.
Bagi Sakura, Daniel adalah orang pertama yang mengisi lembaran kosongnya di Korea Selatan. Daniel adalah seniornya di Seoul National University dari jurusan teknik arsitektur dua tahun di atas Sakura. Saat pertama kali Sakura memasuki universitas, gadis itu bertemu dengan Daniel di bawah bunga - bunga Sakura yang bermekaran di sepanjang jalanan gerbang menuju kampus. Saat itu sebagai mahasiswa baru, Sakura mendapatkan arahan dari senior yang berjaga di gerbang kampus, saat itu Daniel selaku salah satu petinggi kampus menggantikan temannya yang bertugas menjaga gerbang yang sedang pergi ke toilet.
Flashback 3.5 tahun lalu
"Sakura Miyawaki, arsitektur" ucap Daniel melihat name tag yang dikenakan Sakura. "Dari jepang?" tanyanya ramah.
"Iya seunbaenim," Sakura mengangguk sembari mengagumi ketampanan kakak kelasnya itu.
"Jurusan arsitektur ke arah Gedung D ya," lanjutnya.
"Terima kasih sunbaenim," Sakura membungkuk pelan.
"Tunggu," Daniel mengambil kelopak bunga Sakura yang berada di atas kepala gadis itu. "Sakura jatuh di atas Sakura," Daniel tersenyum sangat manis.
"...," Sakura membisu seakan tersihir senyum dari kakak kelasnya yang tampan itu.
"Silahkan," Daniel memberi gestur menyilakan adik kelasnya itu masuk.
"Te...terima kasih sunbaenim," Sakura buru - buru masuk ke area kampus.
Setelah itu selama ospek universitas berlangsung banyak kejadian yang membuat Sakura berkali - kali berinteraksi dengan Daniel. Mulai dari kehebohan maba melihat Daniel maju ke panggung dan memperkenalkan diri sebagai salah satu ketua divisi. 'Ketampanannya membutakan' adalah salah satu deskripsi dari kumpulan maba. Perkenalan pertama mereka terjadi saat tur kampus, Sakura yang kebetulan terkena lemparan bola basket dari klub basket yang sedang memamerkan kemampuannya dibawa ke klinik kampus oleh Daniel. Ditambah pertemuan mereka di kafe milik ibu Lee Chaeyeon, teman seangkatan Sakura, saat itu Daniel yang memiliki band bekerja sambilan dengan bernyanyi di kafe itu. Dari obrolan singkat melalui pertemuan - pertemuan yang tidak disengaja menjadikan mereka dekat. Kejadian perundungan yang dialami Sakura hingga gadis itu diberikan cap 'walaupun cantik tapi dia berasal dari jepang tidak pantas dengan king Daniel kita' diselesaikan Daniel dengan ciuman dipipi gadis itu di atas panggung band festival musim panas kampus. Saat itu mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Daniel dan Sakura merupakan contoh hubungan yang diidamkan banyak orang: tanpa banyak public display of affection dan tampak sehat. Sakura sering mendukung saat Daniel yang aktif di badan eksekutif mahasiswa dengan mengirimi kekasihnya makanan atau cemilan saat harus lembur dengan tugas atau selalu menyempatkan diri menonton performa band Daniel di manapun. Sementara Daniel sebagai senior dari satu fakultas walau beda departemen dengan beberapa mata kuliah sama sering mengajari Sakura di perpustakaan atau setelah mengetahui Sakura yang sangat suka memainkan game, sering mengajak gadis itu ke PC bang atau VR game untuk bermain bersama. Seiring berjalannya waktu orang - orang mengakui hubungan Daniel dan Sakura hingga memenangkan King & Queen kampus pada acara ulang tahun kampus mereka di musim panas tahun kedua Sakura. Sakura kemudian memutuskan untuk keluar dari asrama dan menyewa satu apartemen kecil bersama Daniel. Selama Daniel menyelesaikan tugas akhirnya, selain ibu Daniel, Sakura adalah orang yang banyak andil memberikan dukungan paling besar bagi Daniel. Sakura telah bertemu dengan ibu Daniel di Busan saat liburan musim dingin kedua mereka bersama. Daniel juga telah bertemu orangtua Sakura di Kagoshima saat liburan musim panas bersamaan saat Sakura memasuki tahun ketiga dan Daniel masih mencari tempat magang atau bekerja. Setelahnyapun Daniel yang magang pada Ministry of Land, Infrastructure and Transport (MOLIT) harus pindah ke Sejong, tetapi setiap weekend mereka selalu menyempatkan bertemu entah Sakura yang pergi ke Sejong atau Daniel yang pergi ke Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot: Sakura
RomanceKumpulan cerita fiksi Miyawaki Sakura I. Last Scene - Miyawaki Sakura x Kang Daniel/Jeon Wonwoo II. In This Blanket - Miyawaki Sakura x Jeon Jungkook III. Seoul88 - Miyawaki Sakura x Cho Seungyoun IV. Strawberries and Cigarettes - Miyawaki Sakura x...